Okay, sebelum kalian membaca part epilog ini, tolong siapkan hati ya
Saranku, sih, kalian bisa baca di waktu-waktu yang tenang, jauh dari keramaian, dan posisi membaca paling nyaman. Atau ketika kalian hendak tidur, misalnya, hehe.
Untuk rekomendasi lagu sih masih yang kemarin, into your arms - Ava Max hehe aku suka banget lagu itu
Okey. Sudah siap??
Selamat membaca 🤗
.
.
.
.
Pukul lima sore, di sebuah ruangan berpenyejuk udara, terlihat seorang gadis cantik berusia dua puluh lima tahun yang tengah merapikan peralatan kantornya, memasukkan berkas ke dalam laci meja. Lalu terdengar tepukan tangan dari pintu ruangan. “Selamat berakhir pekan semua!”Ah, akhirnya Alsha bisa menemukan hari sabtu dan minggu. Alsha kini sudah bekerja menjadi salah satu tim HRD sebuah perusahaan bidang otomotif di Jakarta. Baru saja Alsha akan melangkah, atasannya sudah menyerukan namanya, untuk menghadap ke ruangan.
Alsha menghembuskan nafas lelah. Memijat pelipisnya sesaat, kemudian merapikan blus kerjanya sebelum memasuki ruangan itu.
“Sha, untuk tindak lanjut rekrutmen sama seleksi kemarin, kamu sudah periksa semua CV dan surat lamarannya?” tanya atasannya itu.
“Sudah, pak. Dan untuk wawancara kandidat akan dilaksanakan besok, dan rencananya lusa akan ada pemberian asesmen,” jelas Alsha.
Atasannya itu mengangguk-angguk. “Oke, saya percayakan semuanya pada tim HRD, untuk pemberian training karyawan baru, waktunya disamakan saja dengan development karyawan yang sudah tekan kontrak, untuk meningkatkan kualitas SDM di perusahaan kita. Paham, Sha?”
Alsha mengangguk mantap. “Paham, Pak.”
Setelah urusannya selesai dengan atasannya, Alsha kembali ke mejanya, untuk memeriksa kembali berkas-berkas yang diperlukan. Administrasi personalia sudah menjadi makanan sehari-hari bagi gadis cantik itu, seperti mengelola database karyawan, pembayaran gaji dan benefit lain, absensi dan cuti tahunan, kontrak kerja, hingga pengunduran diri karyawan.
“Sha, di lobi ada yang nunggu lo, tuh,” cetus rekan kerjanya yang bernama mbak Lia. “Siapa tuh?”
Alsha terkekeh. “Nggak, Mbak. Oya, ini gue kasih lo dulu, Mbak.” Alsha memberi satu amplop cantik berwarna biru muda berpadu dengan putih. “Yang lainnya nyusul deh besok.”
“Adududu.” Mbak Lia tersenyum. “Makasih, lho. Lancar terus ya, Sha.”
“Aamiin, makasih, Mbak. Gue jalan dulu, ya.” Alsha menepuk pundak rekan kerjanya, lalu berjalan, memasuki lift untuk sampai di lobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️
Fiksi RemajaIni tentang Alsha dan Azril yang ternyata sama-sama berada di satu lingkaran. 360 derajat itu sempit, nggak bisa kemana-mana, dan membosankan. kata Alsha, Azril itu sok ganteng tapi emang ganteng, dia juga bersinar, bahkan kayanya matahari aja mind...