28 - TWIO6C

38 7 0
                                    

Pukul lima pagi, denting alarm yang bersumber dari ponsel berhasil membangunkan tidur lelap Azril. Pemuda itu mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu menegakkan tulang punggungnya secara perlahan, karena tidur dalam posisi duduk tidak membuatnya nyaman.

"Sha..." Pandangan Azril mengedar ke seantero ruangan. "Sha..." panggilnya lagi, karena tidak ada yang menyahut. Azril berdiri, mengayunkan langkah menuju kamar mandi, mengetuk pintu beberapa kali. "Sha, lo di dalem?"

Hening. Tidak ada suara apapun. "Gue masuk ya...?" Azril memutar knop pintu pelan-pelan, dan tidak dikunci. Azril masih berada di depan pintu, tangannya belum mendorong pintu itu. "Sha, gue bener-bener masuk ya?"

Pelan-pelan Azril mendorong pintu, dan ternyata memang kosong. Tidak ada Alsha di sana. Pemuda tampan itu menyugar rambut, kebingungan sendiri mencari gadis yang semalam bersamanya.

Azril kembali mengingat-ngingat. Tidak. Tidak terjadi apa-apa diantara keduanya. Alsha terlelap duluan di atas sofa, sementara Azril terduduk di atas karpet, memerhatikan Alsha sampai akhirnya ikut terlelap.

Tapi, pagi ini tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan orang lain di ruangan ini. Azril memilih untuk mendekat pada wastafel, membuka keran air, kemudian membasuh wajahnya sambil terus memikirkan kemana perginya Alsha. Pulang, kah? Tapi pulang sama siapa? Memangnya berani?

Setelah mengeringkan wajahnya dengan handuk, pemuda tampan itu berjalan menuju pantri, hanya untuk mengambil segelas air putih guna menyegarkan kerongkongannya yang terasa kering.

Ketika tangannya hendak membuka kulkas, matanya membaca sebuah pesan yang sengaja ditinggal di sana.

Zril, gue balik ya. Pake gojek kok.

Ada sereal di dalam, susunya juga ada.

Atau kalau lo mau apel, udah gue kupasin.

Tapi kalau lo tetep gak merasa kenyang, nanti gue bawa bekel nasi goreng.

Sori gak bangunin lo. Makasih yaJ

Azril tersenyum ketika membaca pesan itu, lalu tangannya menarik pintu kulkas, dilihatnya beberapa menu sarapan yang sudah Alsha siapkan. Sereal yang sudah berada di dalam mangkuk, tinggal dituang susu, dan juga ada apel yang memang sudah benar-benar dikupas.

Lagi-lagi Azril tersenyum. "Sikap lo manis banget sih, Sha," kekeh Azril seraya memasukkan satu potong apel ke dalam mulutnya. "Coba setiap hari kaya gini." Azril terkikik geli dengan ucapannya sendiri.

Pemuda tampan itu membawa mangkuk sereal yang sudah dituang susu, juga beberapa potong apel yang Alsha letakkan pada piring kecil. Azril kini menyalakan televisi, sambil menikmati sarapannya itu.

Sesekali Azril merapikan ruang tamunya. Bungkus-bungkus bekas cemilan yang sudah kosong itu dikumpulkannya untuk dibuang di tempat sampah. Lalu melipat selimut, dan kembali menaruhnya di dalam kamar.

Ponselnya yang berada di ruang tamu itu berdering, menandakan ada satu panggilan masuk. Azril yang masih berada di kamar segera berlari, kemudian menempelkan ponselnya pada telinga kiri. "Halo, sayang? Aku? Aku ada kok, nggak kemana-mana," papar pemuda itu pada seseorang di seberang sana.

***

Alsha baru saja menyerahkan helm pada pengemudi ojek online, lalu membayar tunai. Setelah berterima kasih, gadis cantik itu mengayunkan langkah, memasuki gerbang sekolah yang akan ditutup sepuluh menit lagi.

Alsha berjalan memberlah koridor yang sudah sesak, sesekali Alsha harus menghirup udara dalam-dalam untuk menguatkan hatinya sendiri. Lengannya semakin erat memegang tali ransel yang tersambung di kedua pundaknya.

Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang