24 - TWIO6C

44 8 0
                                    

Keduanya kini tengah dalam perjalanan pulang menuju Bandung kota. Perjalanan yang ditempuh pun tidak terlalu lama, hanya sekitar tiga puluh menit. Azril berkali-kali mengajak Alsha untuk makan di salah satu rumah makan yang ada di Dusun Bambu, tapi berkali-kali pula Alsha menolaknya.

           “Nggak. Gue mau jajanan Bandung yang ada di jalanan, Zril. Kapan lagi gue bisa jajan di Bandung.”

           “Ngokhey.”

           Kini Azril mengarahkan laju motornya menuju salah satu pusat jajanan yang berada di daerah Setiabudi. Tepatnya di Gegerkalong, atau biasa disebut Gerlong.

            Pusat jajanan ini menyediakan banyak menu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Pusat jajanan ini menyediakan banyak menu. Alsha terlihat kebingungan sendiri ketika Azril menawarinya ingin makan apa, karena ketika memasuki jalan tersebut, mereka menemukan pedagang yang berjualan gorengan, gorengan dua putri namanya.

           “Nah, kalau gorengan di sini enak, umum sih, tapi menurut gue pisang kipasnya juara banget,” jelas Azril, “gue sering beli di sini, karena deket sama ATM juga, nggak terlalu masuk ke dalem.”

           “Berapa emang satunya?” tanya Alsha.

           “Seribuan. Mau coba?”

           Alsha mengangguk. “Mau.”

           Azril akhirnya membeli gorengan tersebut, dengan Alsha yang masih mengekor di belakangnya.

           Alsha tersenyum lebar ketika gorengan tersebut sudah berada di tangannya. Cuaca Bandung yang dingin memang sangat cocok dipadukan dengan jajanan yang panas.

           Mereka kembali berjalan kembali, dan Alsha menahan lengan Azril ketika matanya membaca sebuah plang yang bertuliskan ‘Es Pisang Hejo GG23.’

           “Mau?”

           Alsha menggeleng. “Nanti aja, gue pengen yang asin pedes panas gitu.”

           Azril tertawa. Lalu mereka kembali berjalan. Suasana sore di Gerlong memang selalu ramai. Banyak pejalan kaki ataupun motor yang berhenti hanya untuk membeli berbagai macam jajanan.

           “Disini banyak banget orang ya, Zril.”

           “Iya. Disini pusatnya jajanan. Biasanya mahasiswa UPI, UNPAS, sama santri DT. Mereka jajannya pasti ke sini.”

           Alsha mengangguk-angguk. Lalu kembali berjalan, sampai ketika tangan Azril tiba-tiba berada di pundaknya, lalu menggeser posisi dirinya yang semula berada di sebelah kanan menjadi ke sebelah kiri Azril, karena di depan ada segerombolan mahasiswa yang berjalan sambil asyik mengobrol, yang hampir saja menabrak Alsha.

           Alsha tertegun sesaat, lalu menyembunyikan senyum dan tangannya memegang erat pada tali sling bag miliknya.

           “Zril, lo tau banget semua jajanan di sini?”

Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang