26 - TWIO6C

45 7 0
                                    

Alsha sedang mengerjakan salah satu soal dari buku kumpulan UTBK nya, Kia dan Zia pun sedang membahas soal yang sudah mereka kerjakan bersama. Kini langit sore sudah berubah menjadi gelap, suasana coffe shop pun semakin ramai, namun karena tempat mereka duduk berada di sudut kanan, jadi mereka tidak terganggu dengan kebisingan yang ada.

           “Kalau ini bener nggak, Zi?” tanya Alsha seraya memperlihatkan hasil kerjanya.

           Zia mendekat, lalu menganalisis jawaban Alsha, beberapa saat kemudian dia tersenyum. “Bener, kok.” Zia mengacungkan ibu jarinya.

           Alsha bertepuk tangan, senang.

           “Ini udah jam tujuh malam, nih. Lo nggak masalah kan kalau pulang malam, Sha?” tanya Kia memastikan.

           “Nggak, kok. Udah izin gue.”

           Mereka kembali larut dan tenggelam dalam kegiatan belajarnya, sampai sesaat ada tiga cangkir latte hangat yang tersaji di meja mereka. Membuat ketiganya menoleh, karena tidak ada yang memesan itu.

           Barista itu tersenyum setelah menaruh tiga cangkir latte hangat di atas meja. “Ini bonus untuk yang lagi serius belajar,” ujarnya.

           Alsha terkekeh melihat Najendra yang terlihat sangat tampan dengan apron yang membalut tubuhnya. “Gratis?”

           “Tentu,” jawabnya.

           “Sha, kenalin kali sama kita. Punya temen cakep gak bilang-bilang.” Kia menyenggol lengan Alsha.

           Najendra yang mendengar itu tertawa pelan. Lalu dia mengangsurkan tangan kanannya. “Najendra, temannya Alsha.”

           Pertama Kia yang menyambut jabatan tangan itu, kemudian dilanjut dengan Zia.

           Obrolan mereka berlanjut, karena Najendra kini menduduki kursi kosong yang berada di samping Alsha. Sampai akhirnya tatapan mereka tertuju pada jari telunjuk Kia yang mengarah pada pintu masuk.

           “Itu Galen, kan?” tanya Kia penasaran.

           Alsha tertegun sesaat, karena memang benar itu Galen. Galen yang terlihat sangat tampan itu datang seorang diri, tangannya memegang sebuha buket bunga, nampak seutas senyum yang menghiasi wajah tampannya. Rambut Galen pun tertata sangat keren, apalagi dipadukan dengan jaket berbahan levis yang menutupi kemejanya.

 Rambut Galen pun tertata sangat keren, apalagi dipadukan dengan jaket berbahan levis yang menutupi kemejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Najendra beranjak dari tempat duduknya. “Saya tinggal dulu, ya. Ada pelanggan baru,” pamitnya.

           Alsha hanya mengangguk. karena saat ini, fikirannya sedang berantakan. Jadi, Galen benar-benar reservasi untuk bertemu dengan seorang gadis, ya? Tapi siapa gadis itu? dan, kenapa Galen mesti membawa sebuket bunga?

Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang