“Sha! Alsha!” seru seseorang dari belakang, membuat Alsha dan Najendra menoleh. Didapati Azril yang sudah menggandeng lengan perempuan.
“Kayaknya temen kamu udah datang ya, Sha?” Najendra terlihat merapikan kameranya. “Kalau gitu, saya pamit, ya,” ucapnya dengan senyum yang melengkung indah di wajah tampannya.
Alsha mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Najendra karena telah menemaninya selama menunggu Azril.
Najendra melangkah pergi. Kemudain Alsha melihat Azril dan... sudah pasti Hana, kan?
“Nah ini Hana, Sha.” Azril mengenalkan Hana.
Alsha tersenyum menatap Hana, lalu mengulurkan tangan. “Shafarza, panggil aja Alsha.”
“Iya, Sayang. Ini Alsha, sahabat aku.” Azril menambahkan.
“Sahabat yang selalu bareng sama kamu? Sahabat yang sering banget kamu ceritain itu? Sahabat yang selalu kamu bangga-banggain?” tanya Hana seraya menatap Alsha dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tanpa membalas uluran tangan Alsha.
“Sayang... Kok gitu?”
“Zril, aku tuh muak denger semua cerita persahabatan kalian!”
Alsha berdeham, lalu menurunkan kembali tangannya, karena merasa diabaikan. Kemudian mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan wajah, gerah dengan drama percintaan seperti ini.
“Sayang...” Azril masih berusaha membujuk Hana.
“Apa, sih? Kamu tuh lebih sayang sama aku atau dia?”
Alis Alsha mengrenyit mendegar adegan sinetron itu, lalu beranjak dari tempatnya semula. “Gue balik deh, ya.”
“Oh, iya, bagus. Pergi jauh-jauh dari Azril!”
Alsha mendecih kesal. “Lo kurung deh tuh pacar lo itu, jangan sampai nempel-nempel lagi sama gue!” geram Alsha seraya pergi meninggalkan tempat yang sudah seperti neraka ini.
“IIIIHHH!!!!!!!!”
***
Alsha menapaki jalanan trotoar. Langit sudah mulai gelap, hembusan angin semakin kencang, mungkin akan turun hujan. Tapi Alsha tidak juga mempercepat gerak kakinya. Gadis cantik itu masih menikmati kesendiriannya, memutar kejadian sore tadi, saat di sekolah Hana. Saat Azril mengenalkan dirinya pada Hana.
Alsha menghembuskan nafas lelahnya, lelah terhadap semua drama yang tadi terlihat di hadapannya. Tentang Azril yang kini terasa jauh dari hidupnya. Tentang rasa sesak yang kini menghampiri hatinya. Alsha resah, ia mulai merasakan hal yang janggal di hatinya. Entah, rasanya begitu tidak enak.
Suara klakson terdengar dari belakang, membuat Alsha menoleh, menyipitkan kedua matanya, karena lampu dari motor itu begitu menyorot ke arah wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️
Teen FictionIni tentang Alsha dan Azril yang ternyata sama-sama berada di satu lingkaran. 360 derajat itu sempit, nggak bisa kemana-mana, dan membosankan. kata Alsha, Azril itu sok ganteng tapi emang ganteng, dia juga bersinar, bahkan kayanya matahari aja mind...