1 - TWIO6C

175 19 18
                                    

“Galen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Galen...”

“Kenapa? Kamu nggak akan bisa jawab, Alsha.” Kini, pemuda itu menangkub tangan Alsha. “Aku akan nunggu, Sha. Sampai kamu emang bener-bener memilih aku.”

Alsha, gadis itu menyeka satu air mata yang lolos di pipinya. “Ini bukan soal pilihan, Len. Ini konteksnya beda.” Alsha masih ingin memertahankan argumennya.

Galen mengangguk. “Iya, Sha. Kita masih bisa berteman dengan baik. Aku akan tetep ada, kapanpun kamu butuh aku, ya?”

“Tapi, Len..”

“Sha, please...” Galen menatap teduh mata Alsha. “Sha, kita masih bisa ketemu setiap hari.” Galen menghapus jejak air mata di pipi gadis cantik itu. “Hey.. Liat aku.”

Alsha, menatap Galen. Pemuda itu, masih sangat ia cintai.

“Aku cuma nggak mau menghalang-halangi kamu. Kita nggak mau saling menyakiti satu sama lain, kan?”

Alsha mengangguk.

Galen tersenyum, lalu mengulurkan tangannya, berusaha menjabat tangan Alsha. “Mau jadi temen yang baik buat gue, kan?”

Gadis itu tertegun sesaat, karena sapaan aku-kamu yang kini telah berubah, itu tandanya hubungan mereka memang benar-benar berakhir sampai disini.

“Sha..” Galen menarik tangan Alsha untuk segera menjabat tangannya. “Gue harap, dengan status baru kita sekarang, nggak ada lagi pihak yang tersakiti. Baik itu gue, lo ataupun Azril.”

Alsha berusaha tersenyum, lalu menjabat tangan Galen. “Iya.”

***

Terlihat seorang pemuda ber-name tag Haykal Azril Ansa, tengah berjalan mendekat dengan langkah tertatih, seragam putih abunya sudah ternoda dengan percikan darah yang mengalir dari sudut bibir kananya. Luka memar terlihat jelas di pelipis matanya. Dalam keadaan sekacau itu, tak membuat pemuda itu kelihalangan pesonanya.

            “Astaga, Zril, lo abis ngapain, sih?” tanya seorang gadis cantik dengan raut tekejut karena melihat pemuda tampan itu datang dalam keadaan yang mengkhawatirkan.

            Azril hanya terkekeh, sebelah tangannya menyeka aliran darah yang mengalir dari sudut bibirnya. “Abis maling gue, jadi dikeroyok.”

            “Maling hati anak gadis orang?” Alsha memutar bola matanya, tangannya segera merogoh tas ranselnya lalu mengeluarkan satu helai tisu dan plester. “Sini,” ujarnya seraya membuka tutup botol minumnya kemudian membasahi tisu yang digunakannya untuk membersihkan luka yang tersaji indah di wajah tampan seorang Azril.

Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang