Alsha baru saja membuka pintu kamarnya, lalu ia melihat ke seantero ruangan. Balkon kamarnya yang beberapa waktu lalu menjadi tempat mereka menghabiskan malam minggu bersama.
Bahkan Alsha masih bisa merasakan kehadiran Azril di sini, suara tawanya, lekukan indah bibirnya ketika tersenyum, dan petikan gitar yang mengalun dari jemari Azril masih berputar-putar di sini.
Seminggu berlalu, kekosongan hadir begitu saja di hidup Alsha. Tidak ada satu pesan pun yang Azril kirimkan untuknya, dan Alsha pun tidak tahu harus menghubunginya ke nomor mana.
Alsha rindu, namun Alsha berfikir bahwa Azril pasti sedang mengurus segala keperluannya di sana. Dan, Alsha tidak ingin memecah konsentrasi cowok itu. ketika Alsha hendak membuka laptopnya, ponselnya bergetar panjang. Tertera nomor dengan kode asing di layar ponsel. Alsha tersenyum, pasti Azril yang menghubunginya.
“Hallo? Dengan siapa di mana?”
Alsha tertawa. “Passwordnya?”
“Luwak white coffe, kopi manis gak bikin kembung.” Terdengar suara Azril yang juga tertawa.
“Udah senggang nih? Baru bisa kasih kabar.” Alsha cemberut, seolah Azril dapat melihat ekspresi wajahnya.
“Nungguin, ya? Ciee.”
Alsha tersenyum. Azril tetaplah Azril yang selalu menyebalkan dan menyenangkan dalam satu waktu. “Gimana? Semuanya kancar? Kamu sehat?”
“Sehat, Sha. Kamu gimana? Mama sama Bang Angga gimana?”
“Semua baik, kok,” jawab Alsha.
“Syukur deh, eh, aduh.” Suara terdengar rusuh, membuat Alsha harus menjauhkan ponsel dari indera pendengarannya. “Bunda, sebentar, ini ada calon mantu Bunda.”
“Eh, Zril. Ngapain, sih?”
“Sha, ini bunda aku, mau ngomong katanya. Bun, ini.”
Alsha mengrenyitkan dahi, lalu dadanya seketika berdebar. Akankah ia berbicara dengan ibunya Azril?
“Halo, Alsha? Ini Bundanya Azril, nak.”
“Eh, iya, hai, Bunda... Bunda apa kabar?” Detik berikutnya Alsha mengetuk keningnya sendiri, bisa-bisanya ia menanyakan kabar, padahal bertemu saja belum pernah.
“Baik, Sha. Oiya, makasih ya udah mau jadi temannya Azril,” kata Bunda Azril dari seberang sana, yang langsung mendapat protes dari Azril. “Pacar, bun. Bukan temen.”
Alsha terkekeh. “Iya, bunda. Alsha juga seneng kok kenal sama Azril.”
“Azril sering bikin rusuh, ya? Ngerepotin kamu terus ya, Sha? Maafin Azril ya, sayang. Emang anaknya gak bisa diem dari kecil.”
Alsha tertawa. Hati gadis cantik itu menghangat ketika mengetahui bahwa Azril sudah bisa berdamai dengan bundanya, bertahun-tahun Azril kehilangan kasih sayang dari seorang ibu, kini pemuda itu sudah mendapatkannya kembali. Alsha ikut senang. “Tapi bandel, Bun. Azril masih susah makan sayur tuh.”
“Ih kok kamu ngadu sih, Sha? Enggak kok, Bun. Aku selalu makan sayur. Alsha ngarang itu.”
Dua tahun berikutnya memang semanis ini. jarak bukanlah masalah bagi mereka berdua. Bahkan tak jarang Alsha menghubungi Azril melalui bunda, dan akan selalu begitu. Hubungan antara Alsha dan Azril baik-baik saja, sangat baik malah.
Bunda sering mengirim foto Azril bersama teman-teman kampusnya pada Alsha. Seolah-olah bunda paling mengerti isi hati Alsha yang selalu merindukan Azril setiap hari. Seperti pagi ini, ada satu notifikasi di ponselnya dari Bunda Azril.
Bunda♥
Sha, ini aku.
Kangen nggak?
Oiya, kalau aku upload foto ini di instagram bagus gak?Aduh gantengnya
Hahaha
Ganteng yang mananya dulu nih?Yang belakang
Hahaha
Temen satu jurusan, Sha.
Namanya MarkNih hahaha
Haha yaampun
Ganteng dua-duanya deh
Haha oke deh berarti bagus ya?
Aku upload gapapa nih?
Izin dulu ke calon istri
HahahaHaha iya boleh
Kuliah lancar, Sha?
Berangkat sama siapa pagi ini?Lancar, kok. Aman
Sama Nana, Zril. Boleh, kan?Boleh.
TapiTapi?
Jangan terlalu lengket
Nanti dia nyaman sama kamu
Suka deh ke kamu
HahahaGak lah, Haha
Dia lagi sibuk mau buka cabang Arjuna di BandungWih keren. Salam ya ke dia
Siappp, salam ke akunya?
Haha
Kiss jauh aja
Hahaha
yaudah selamat belajar, Sha
hape aku rusak btw
jadi kalau ada apa-apa
ke nomor bunda aja yapantesan susah dihubungi
oke dehHave a nice day, Sha
U too 🤗
Aku ngampus dulu ya..
Hati-hati
Menjaga hati
Hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️
Teen FictionIni tentang Alsha dan Azril yang ternyata sama-sama berada di satu lingkaran. 360 derajat itu sempit, nggak bisa kemana-mana, dan membosankan. kata Alsha, Azril itu sok ganteng tapi emang ganteng, dia juga bersinar, bahkan kayanya matahari aja mind...