Pertemuan Pertama
Jika diingat, cerita ini sangat panjang dan dalam. Sedikit membingungkan bagi mereka yang membaca secepat kilat, maka aku mengajak kalian semua untuk duduk dan bersantai, bacalah perlahan sembari mengingat kisah sebelumnya, karena tirai merah perlahan akan terbuka, mengungkap pemain kita dibelakangnya.
•
Sasuke ingat pertama kali pertemuannya dengan Naruto, itu adalah di pegunungan, tempat dimana pria itu sedang sibuk mencari jamur dan tanaman obat.
Sasuke sendiri sedang dalam keadaan sekarat dengan panah yang menancap kuat di dadanya. Malam itu, saat mencari selirnya yang menghilang. Ia dihadang beberapa kultivator iblis yang menginginkan rubah dalam tubuhnya. Sasuke saat itu tidak bisa mengeluarkan kekuatan penuhnya karena dalam tubuh ini, ada bunga seribu racun yang mengerogotinya, ketika perhatiannya pecah, sesosok iblis yang menggunakan panah berhasil melukai tubuhnya, jika Sasuke tak berkelit, pasti panah itu akan menembus jantungnya.
"Banzou, tarik panahnya." Perintah Sasuke saat mereka berhasil memukul mundur semua iblis. Panah ini benar-benar membatasi geraknya.
"Baik." Banzou merobek sebagian jubah Sasuke dan terpampang kulit putih salju yang ternoda darah, ia mengepalkan hatinya. Walaupun Banzou adalah cangkang kosong Sasuke, ia masih bisa merasakan sakit dari tubuh aslinya.
Banzou mencabut panah dengan sekali hentakan, dan Sasuke hanya mengernyitkan alis pedangnya tanpa mengeluh, mata panah merobek lebih lebar lukanya.
"Tuan, tahan sebentar, bawahan ini akan mencari pertolongan."
Hari itu sudah menjelang pagi, Sasuke sangat kelelahan dan kehilangan banyak darah, membuat matanya berkunang-kunang, ia menyenderkan tubuhnya ke batang pohon besar dan pingsan.
•
Ketika membuka mata, ia sadar dirinya sudah ada di mansionnya. Sasuke berusaha duduk tapi suara ramai di depan kamar membuat sumbu pendek amarahnya terbakar.
"Siapa yang menangis begitu kuat di depan sana? Usir."
Banzou mengangguk dan membuka pintu untuk memperingatkan selir dan putri tinggi harem. Sasuke menyeret dirinya untuk bersandar di kepala ranjang.
"Tuan, semua sudah saya peringatkan." Banzou berkata. Mereka membicarakan masalah misi Hinata.
Sasuke memegangi area dadanya yang sedikit ngilu, ia memeriksa ke dalam jubahnya untuk melihat bahwa lubang bekas panahnya tidak membekas.
"Banzou," panggil Sasuke.
"Ya, tuan?"
"Siapa yang mengobatiku?" Tanya Sasuke ingin tau.
"Menjawab. Itu adalah tuan muda dari perbatasan."
Sasuke terdiam dan merasakan cincinnya berpedar, ia tau pengobatan ini menggunakan darah, dan alasan cincin roh memancarkan warna oranye adalah karena keterikatan rubah dalam dirinya dan manusia yang ditakdirkan menjadi wadah, atau jinchuuriki selanjutnya.
"Ini ...."
Sasuke mempertimbangkan dalam hatinya, jika wadah jinchuuriki sudah muncul lagi, hanya tinggal menghitung waktu sampai Sasuke bisa melepaskan belenggu yang menahannya selama ini.
"Tuan, ada apa?" Tanya Banzou.
"Kau harus menemukannya."
•
Sasuke mengerjakan lembaran tugas militer yang menumpuk di mejanya, sudah lama ia tidak bisa tidur nyenyak, karena, setiap matanya menutup, selalu ada hal yang harus ditangani, bahkan, mansion pribadinya sudah bukan tempat privasinya lagi setelah Ibu nya mengirim beberapa tangan kanannya.
Tangan Sasuke sedang memegang kuas, menarikan tongkat kecil itu diatas kertas, gaya kanjinya kuat dan tegas. Baru selesai beberapa baris, ia mendapat panggilan telepati dari Banzou.
"Sudah menemukannya?" Tanya Sasuke pada Banzou di seberang sana.
"Ampuni saya tuan. Pria itu telah berangkat sore tadi ke kota. Mungkin saya akan mengejarnya malam ini."
"Tunggu–"
"Ada apa, tuan?"
Sepertinya dewi fortuna sedang memihak pada Sasuke, tanpa di pancing, pria itu sudah berangkat ke kota, dengan ini, Sasuke akan lebih mudah untuk menjangkaunya. Sasuke bertukar kata dengan Banzou dan menyambar jubah luarnya, ia kembali ke kamar, dan meraih segenggam biji teratai. Sasuke ingin tau, apakah wadah itu sudah siap untuk menampung jinchuuriki dalam tubuhnya.
Lamunan Sasuke terdistorsi ketika kasim pribadinya datang untuk memberitau bahwa malam ini ia harus bermalam di tempat selir.
Sasuke tidak suka diperintah, apalagi jika harus berhubungan dengan wanita yang tak dikenalnya, ia membiarkan semua gadis-gadis itu menetap di dalam mansion karena Sasuke menghormati Ibunya.
Sasuke meraih jubahnya yang robek tempo hari dan memerintahkan kasim tersebut untuk memberikannya pada selir tersebut.
Sang kasim tidak bisa menolak apalagi protes, selain aura menakutkan Sasuke, ia juga tau sejarah pangeran ini ketika amarahnya terpancing, maka rubah dalam tubuhnya bisa mengambil alih pikirannya dalam sekejap.
•
Selama ini, mansionnya telah menumbuhkan aturan, sebenarnya ini sangat umum di dalam harem, tapi Sasuke yang terbiasa hidup sendiri terlalu risih ketika selir-selirnya harus datang setiap pagi untuk melakukan upacara salam pagi.
Ia melirik tanpa minat kepada sembilan selirnya, aula yang sebelumnya tenang itu sedikit terusik dengan kedatangan gadis-gadis ini.
"Tadi malam–" Sasuke melirik pada selir yang tadi malam harus menemaninya.
"Tadi malam aku berpesan agar selir Ino melakukan sesuatu untukku, apakah sudah selesai?" Sasuke melihat gadis itu berdiri dan tergagap ketika bicara. Ino maju setelah meminta jubah ke pelayannya. Sasuke melihat jahitan tak rapi selir itu dan amarahnya mendidih, Sasuke melakukan ini karena dirinya teringat ketika Ibunya membuat jubah untuk mantan Kaisar, ia ingin merasakan kebahagiaan mantan Kaisar saat memakai jubah buatan Ibunya. Tapi entah, ketika melihat jubah yang ada dihadapannya, Sasuke malah menjadi emosional.
"Apa yang kalian lakukan selama di mansionku? Bertingkah seperti putri?!–" Sasuke meluapkan amarahnya, ia kesal ketika memikirkan bahwa gadis-gadis ini bukan pilihan pribadinya, jadi, Sasuke tidak terikat perasaan apapun pada selirnya ini.
Selesai dengan amarahnya, penjaga bayangan berbisik bahwa Naruto sekarang sudah sampai di kekaisaran, ia diberitau jika pria itu sekarang tengah sarapan di salah satu kedai.
"Baik. Tunjukkan jalannya."
Sasuke meninggalkan mansion dengan kereta kuda, ia memelintir cincin di jarinya, karena darah pria itu bercampur dengan miliknya, maka cincin ini tak pernah berhenti berpedar halus dan terasa sedikit hangat jika disentuh.
Kereta kuda tidak berjalan lama, dan Sasuke keluar dari dalam, ia melihat kedai makan kecil dengan plakat yang mencolok di depan pintu.
"Ini tempatnya, tuanku." Ucap penjaga bayangannya. Sasuke menyuruhnya pergi dan bayangan itu segera mengerti.
"Aku menemukanmu." Batin Sasuke seiring langkahnya memasuki kedai itu.
Kisah pertama kita mulai.
MY PRINCE RE-ONGOING.
12/03/2021
-Lunarica-
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...