Sudah sekitar lima jam Naruto berkutat dengan kuali. Ketika ia keluar dari barak untuk memulihkan tenaganya lagi, ia terkejut dengan langit yang sudah berubah menjadi putih khas musim dingin. Tidak ada jejak bahwa beberapa minggu yang lalu, diatas sana ada retakan neraka yang mengerikan.
"Tuan," Naruto menghentikan seorang petugas yang memakai pakaian pengangkut obat.
"Ya?"
"Ada apa dengan langitnya? Apa retakan neraka sudah diperbaiki?" Tanya Naruto. Pria setengah baya itu tidak mengenal Naruto karena ia pikir anak muda itu adalah salah satu murid sekte pengobatan. Petugas ini ikut memandang awan yang berwarna abu-abu.
"Sepertinya begitu, beberapa jam yang lalu retakan neraka menutup sendiri, jadi beberapa kultivator sekarang fokus menangkap iblis yang sempat melarikan diri."
Naruto ber-oh dan membiarkan pria itu melanjutkan pekerjaannya setelah mengucapkan terima kasih. Naruto kembali memandang langit yang lebih normal, ada perasaan lega yang mengangkat sebagian beban dipunggungnya selama beberapa hari terakhir, ia menghela nafas dan menautkan jari-jarinya dibelakang punggung, membiarkan wajahnya dijatuhi salju.
Suasana sekitar barak masih ramai dengan slot baru yang akan diungsikan. Mereka berbaris untuk mendapatkan beberapa pil pribadi yang akan mereka gunakan selama perjalanan, Naruto melihat sebentar, ia hendak berbalik ke dalam sebelum suara yang familiar memanggilnya.
"Naruto san," Naruto berbalik dan mengangkat kedua alisnya.
"Pangeran, ada apa?" Tanya Naruto pada Gaara. Sudah berminggu-minggu perang ini berjalan, dan selama itu juga Naruto tidak pernah bertemu dengan Sasuke. Naruto tau, keadaan ini benar-benar akan menekan Sasuke, memaksanya untuk tetap bertahan sebagai pemimpin perang. Naruto hanya kadang-kadang tidak terasa nyaman ketika disuruh makan saat beristirahat, ia memikirkan bagaimana dengan nasib para kultivator yang berjuang digaris terdepan, apa mereka juga punya waktu untuk makan?
"Naruto san," panggil Gaara yang melihat Naruto tertegun.
"Ah? Ya?" Naruto terkesiap, sepertinya dari nada bicara Gaara. Orang ini sedang terburu-buru.
"Naruto san, dimana kamu menyimpan pil seribu obat?"
"Ada apa? Apa Pangeran Sasuke membutuhkannya?" Tanya Naruto dengan alis terjalin.
"Ya, situasinya cukup rumit untuk di ceritakan sekarang."
Mereka berbicara biasa saja tapi karena Gaara adalah Pangeran, refleks semua telinga terangkat untuk mendengarkan kata-katanya. Dari apa yang mereka dengar, sepertinya keadaan Pangeran Kekaisaran sedang tidak baik.
"Aku membawanya. Aku ambil dulu." Naruto masuk ke dalam barak dan mendekat kearah kualinya, disamping tempat itu ada kotak yang selalu Naruto jaga dibawah matanya. Ia kembali keluar untuk memperlihatkannya pada Gaara.
"Bagus," tangan Gaara terulur hendak mengambil kotak seribu obat tapi ditahan Naruto.
"Katakan, ada apa dengannya?" Gaara yang selalu berwajah dingin itu sedikit mengerutkan dahinya dengan cemas.
"Aku tidak bisa membicarakannya sekarang. Kalau begitu kamu bisa ikut denganku." Naruto mengangguk dan mengikuti Gaara, disaksikan oleh orang-orang yang sedang mengantri untuk obat. Tiba-tiba celetukan ringan seorang perempuan terdengar dari kelompok itu.
"Hei, bukankah situasi ini agak aneh? Kenapa mereka bertindak diam-diam begitu?"
"Ya, aku rasa juga begitu, apa kita perlu mengikutinya?" Timpal yang lain.
"Bagaimana mungkin? Mereka berlari secepat angin, kita tidak tau lokasinya."
"Aku tau," tiba-tiba suara berkerumun itu diam ketika seorang perempuan maju selangkah. Pakaiannya terkesan kumal seperti tidak dibersihkan bertahun-tahun apalagi dengan rambutnya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kerumunan itu hampir menyebutnya orang gila sebelum melihat iris hitam yang terlihat cerah meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...