2

9.2K 1K 50
                                    

"Tuan, ada apa?" tanya Banzou setelah melihat tatapan tuannya yang terlihat aneh.

"Kau harus menemukannya."

"Ke—"

"Banzou!" bentak pria itu, Banzou segera tau kesalahannya dan bersujud, menghantamkan dahinya beberapa kali ke lantai dengan keras.

"Bawahanmu ini salah tuan. Saya akan mengambil hukuman."

Pria itu menghela nafas dan berdiri di depan Banzou yang masih bersujud.

"Ambil hukumanmu dan temukan dia. Aku, Uchiha Sasuke tidak akan menyerah sampai kematian menjemputku."

Naruto dan Menma sedang duduk di halaman rumah, Menma berada dipangkuan Naruto. Memainkan jari jarinya.

"Ayah," panggil Menma dengan suara nyaringnya.

"Mm?"

"Bisakah mm ... Bisakah–" Naruto menunduk, menatap rambut hitam putranya.

"Menma, ada apa?"

"Emm ... Begini, ayah ... Menma akan masuk belajar tahun depan. Tapi, bisakah– bisakah Menma menolaknya?"

"Hm?" Naruto menarik wajah bulat putranya, menatap iris hitamnya.

"Kenapa kamu tidak mau belajar?" tanya Naruto.

"Ugh, maksud Menma tidak begitu ... Hanya saja–" Menma menundukkan wajahnya. Ia tidak ingin memperlihatkan air mata yang siap tumpah di wajahnya.

"Menma, dengarkan ayah," Naruto mengangkat tangannya, "kamu harus belajar, kamu pintar dan berbakat, Menma tidak boleh menyia-nyiakannya."

"Tapi Menma–"

"Um, ada apa?" Menma menunduk dan meraih jemari yang lima kali lebih besar darinya.

"Menma tidak mau berpisah dengan ayah." Gumamnya dengan sedih.

Mendengar Menma berkata seperti itu membuat hatinya menghangat, kadang Naruto berpikir ia menganggap Menma seperti putra kandungnya, ia merasakan semua pahit manisnya dalam membesarkan Menma dan Naruto berpikir jika dirinya cukup bagus sebagai orangtua tunggal.

"Menma, Naruto," mereka berdua menoleh tatkala namanya dipanggil.

"Nenek!!" seru Menma, ia melompat dari pelukan Naruto dan menghambur, memegang kaki Kushina.

"Menma, nenek membawakanmu makanan, kamu senang?" Kushina menyerahkan tas kain berisi berbagai makanan kesukaaan Menma yang langsung di angguki dengan semangat oleh empunya.

"Hah, aku tidak percaya membesarkan putra tidak tau malu sepertimu ... Menma, jangan jadikan kebiasaan meminta makanan dengan cara seperti itu. Jika yang kamu temui penjahat lalu bagaimana?" keluh Naruto melihat Menma yang tidak mendengarkan satupun perkataannya. Si kecil itu tenggelam bersama semua makanan.

"Naruto, biarkan saja. Menma masih kecil, ia belum bisa memahami ucapanmu." Ucap Kushina yang duduk disebelah Naruto.

"Aku tau, Ibu. Tapi, lain kali jangan bawakan dia terlalu banyak makanan manis, dia bukan anak yang akan menahan hasratnya."

"Ahah ... Baiklah, Naru. Eh tapi, apa kamu punya banyak pasien akhir akhir ini?" tanya Kushina

" Tidak juga, ada apa?"

"Kalau begitu kamu bisa mengunjungi kerabat ibu di kota? Beberapa hari yang lalu dia mengirim pesan bahwa putrinya sedang sakit parah. Kamu mungkin bisa membantunya."

"Menma ikut...." teriak Menma dibelakang yang sedang sibuk mengunyah.

"Telan makananmu dulu, Menma. Dan siapa yang akan mengajakmu?"

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang