47

4.7K 614 77
                                    

"Sasuke, kenapa aku tidak boleh kemana-mana? Ini bukan seperti kakiku yang patah." Ucap Naruto pada Sasuke yang tengah fokus bermeditasi. Tiak peduli apa, ia sangat bosan seharian dikamar.

Sasuke tidak menjawabnya dan masih bermeditasi, Naruto menghela nafas berat, benar-benar tidak bisa melawan keinginan lurus Sasuke.

"Tuan," Jie mengetuk pintu dan masuk.

"Ada apa?" Tanya Naruto.

"Yang Mulia Kaisar dan Putri Kekaisaran datang," Naruto meloncat dari kasurnya, berdiri dengan gelisah.

"Dimana mereka?"

"Di ruang tamu."

"Oke, kami akan kesana sekarang." Naruto menyambar jubahnya dan mendekati Sasuke yang masih fokus, ia menjentikkan jari didepan wajah Sasuke dan pria itu bangun.

"Ayo, Kaisar dan lainnya datang. Apa kamu memberitau mereka?" Tanya Naruto agak kesal.

"Tidak, tapi berita ini akan segera menyebar, bagaimanapun yang kamu lawan itu Kaguya."

Naruto dan Sasuke berjalan menuju ruang tamu, benar-benar ada Kaisar dan Putri Kekaisaran.

"Pangeran," sang Putri yang berusia sekitar tigabelas tahun itu melonjak dengan wajah merah, menunduk setelah Naruto dan Sasuke melakukan salam formal.

Naruto melirik pada Sasuke dan pria itu membuka suara setelah menyuruh keponakannya duduk.

"Ada apa datang ramai-ramai begini?" Tanya Sasuke yang melihat penjagaan ketat diluar ruangan. Naruto merasa kata itu agak sarkas untuk seseorang yang berbicara pada Kaisar namun, Itachi hanya tersenyum.

"Keponakanmu, Ame yang memaksa kami untuk datang," jawab Itachi diangguki gadis kecil berwajah oval itu.

"Pangeran tidak terluka, kan?" Tanya Ame dengan wajah khawatir, Naruto yakin jika Sasuke benar-benar terluka, mungkin wajah Ame akan dihujani air mata.

"Bagaimana aku akan terluka? Dia yang melawan iblis itu," Sasuke menunjuk pada Naruto di sampingnya dan ekspresi Ame segera berubah menjadi berkerut.

Naruto tersenyum canggung berhadapan dengan Putri Kekaisaran.

"Betapa pencemburunya gadis kecil ini." Batin Naruto.

"Kamu tidak apa-apa, Uzumaki san?" Tanya Itachi, Naruto segera menyesuaikan duduknya dan tersenyum singkat.

"Awalnya memang sakit, tapi Pangeran sangat merawat yang rendah ini."

"Ada apa dengan nada bicaramu? Jangan terlalu kaku, kamu juga bagian dari keluarga kekaisaran." Naruto senyum, mengangguk mengerti.

Sedangkan disisi lain, selama Naruto dan Itachi berbicara, Ame sudah menyeret tubuhnya duduk lebih dekat dengan Sasuke.

"Kakak, bagaimana dengan iblis itu?" Tanya Sasuke yang masih tidak menyadari keadaan.

"Pemburu bayangan sudah bergerak, bagaimanapun ini terlalu meresahkan karena setiap malam ada saja anak kecil yang diculik. Aku baru menerima surat dua hari yang lalu kalau Pangeran Suna dan saudaranya akan datang membantu, mungkin mereka akan tiba hari ini."

"Tapi kita tidak bisa membuat mereka membunuh begitu saja," jawab Sasuke.

"Ya, itu juga yang kupikirkan. Mereka berdarah dingin dan tidak pandang bulu, *Kami sangat khawatir iblis itu dihancurkan lebih dulu sebelum kita interogasi."

*Ini bukan "Kami" untuk banyak orang tapi, untuk Kaisar saja, di novel Cina, author memakai kata Zhen/Kami untuk "saya" tapi karena Lun nggak tau dari versi Jepang, maka memakai kata "Kami"

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang