19

6.2K 837 21
                                    

Keduanya terdiam dengan canggung, Naruto sedang memproses ucapan Jiraiya.

"Maksudnya? Segel apa?" tanya Naruto.

"Ya. Bukankah ditubuhmu itu ada–"

"Naruto," ucapan Jiraiya terpotong dengan suara dingin dari depan pintu. Disana, Sasuke berdiri dengan tatapan lurus melihat Naruto.

"Pangeran," jawab Jiraiya dan Naruto berbarengan. Keduanya melakukan salam formal ketika Sasuke masuk ke dalam.

"Sudah berapa tahun tidak bertemu denganmu?" tanya Sasuke pada Jiraiya. Ia mengepalkan tangannya sebagai hormat.

"Pangeran, tabib ini sudah meninggalkan kekaisaran terlalu lama," Jiraiya melihat langit-langit dan melanjutkan ucapannya, "itu sebabnya banyak tikus busuk yang bersembunyi disini."

Sasuke mengangguk singkat lalu menatap Naruto yang berdiri tidak mengerti pada arah pembicaraan kedua orang ini.

"Jalan lurus kesana dan kamu akan menemukan rak yang kamu maksud."

Jiraiya menunjuk kedepan dengan yakin lalu Naruto menurutinya. Ia pergi dengan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, benaknya berkata bahwa ada sesuatu yang disembunyikan darinya.

Naruto menemukan sebuah rak dengan gulungan bertumpuk tinggi, ia mengambil salah satunya dan memang disana adalah tentang tumbuhan. Naruto mengambil beberapa dan kembali ke arah Jiraiya dan Sasuke namun sebelum sampai, ia mendengar samar samar Jiraiya mengatakan seperti.

"Oh, rupanya dia tidak tau."

Naruto mengernyitkan dahi dengan bingung, langkahnya semakin melambat dan ia mengamati tubuhnya. Ia berusaha mengingat apakah dia pernah menyegel diri sendiri tapi ingatan Naruto terlalu buruk.

"Sudah?" tanya Jiraiya ketika melihat Naruto berjalan mendekati mereka.

"Ya."

Jiraiya dan Sasuke berpandangan sejenak sebelum mengangguk bersamaan.

"Naruto," panggil Sasuke.

"Ya, Pangeran?"

"Mulai saat ini, dia adalah gurumu." Ucap Sasuke sembari menunjuk Jiraiya.

"Ah? Benarkah? Ini benar benar terlalu tinggi untukku, Pangeran."

"Tidak. Walaupun kamu menolak, aku akan tetap menjadikanmu sebagai muridku, mungkin kedatanganku memang untuk mengajarimu."

"Ya, percaya saja padanya." Pungkas Sasuke.

Naruto dan Sasuke hanya sebentar di Kekaisaran, Sasuke sempat mencegahnya bertemu Ibu Suri untuk menghindari hal yang tidak perlu.

Naruto turun dari kereta diikuti Sasuke dibelakangnya. Ia masuk dan langsung diteriaki suara nyaring dari arah kolam.

"Ayah!!" seru Menma, ia berlari dengan dua kaki kecil, menabrakkan dirinya pada Naruto.

"Sudah makan?" tanya Naruto setelah berjongkok, menyamai tinggi Menma.

"Mn." Menma memamerkan gigi kelinci sebelum pandangannya beralih ke arah pria dibelakang Ayahnya. Sasuke mengamatinya masih dengan tatapan tajam, otomatis badan Menma bergetar ketakutan. Ia menarik ujung jubah Naruto.

"Ayah, lihat Paman itu," cicit Menma.

"Tidak apa-apa, dia tidak akan melukaimu." Jawab Naruto menenangkan.

Sasuke menghela pelan melihat anak kecil itu masih takut dengannya. Ia ikut berjongkok dan meraih sesuatu dari balik jubahnya.

"Mau permen?" tanya Sasuke, ia berusaha membuat suaranya tidak setajam biasanya. Menma mengernyitkan dahi dan memegang ujung jubah Naruto semakin erat.

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang