33

5.4K 731 40
                                    

Naruto berhenti didepan gerbang bulan paviliunnya. Melihat kembali tempat tinggal dimana ia diusir secara terang-terangan membuat satu sembilu kembali melukai perasaannya.

Naruto menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ia berjalan masuk dan menuju belakang rumah.

"Tuan," seru Jie dan Mei berbarengan, dengan wajah sumringah mereka berlari menghampiri Naruto.

"Jie terkejut mendengar tuan diusir ke paviliun dingin," ucap Jie dengan wajah khawatir.

"Benar, ada apa dengan pelayan itu? Apa pangeran tidak bisa menilai secara cermat? Tentu saja itu ulah putri tinggi," sambung Mei.

"Mei," Naruto menjawab dengan lelah, "sudahlah, lagian sekarang aku sudah bebas."

"Huh, ada apa dengan pangeran? Dia selalu menyalahkan tuan tapi setiap malam menyelinap masuk kamar–" Mei segera mengangkat kedua tangannya ke mulut dengan terkejut.

"Ha? Pangeran kemari?" Tanya Naruto. Ia melihat bergantian pada dua pelayannya ini.

Jie dan Mei berpandangan lalu angkat bicara.

"Benar, selama pelatihan tuan yang menghabiskan waktu berminggu-minggu, pangeran akan kemari dan tidur setiap malam." Jawab Jie.

"Aku bahkan hampir memukulnya jika pangeran tidak segera memberi tanda." Sambung Mei.

Naruto menurunkan pandangannya, ia kira selama ini Sasuke bermalam di tempat Kaguya, pertanyaan baru berputar dibenaknya, begitu aneh sikap Sasuke padanya namun ia tidak bisa menebak apa itu jawaban persisnya.

"Sudahlah, apa tabib kekaisaran belum datang?" Tanya Naruto.

"Dia sudah disini sejak cahaya pertama muncul, lihat," tangan Mei menunjuk ke arah batu besar, disanalah Jiraiya sedang melakukan meditasi.

Naruto berbicara sebentar dengan kedua pelayannya untuk melaksanakan tugas selama ia pergi, setelah itu Naruto menghampiri Jiraiya.

"Sensei," panggil Naruto dengan pelan. Jiraiya membuka mata dan menatap muridnya dari ujung kepala sampai kaki.

"Hm, beruntung pangeran masih mau membebaskanmu," ucap Jiraiya.

"Sensei tau?" Tanya Naruto.

"Um, tapi rahasiakan ini, putri tinggi disini yang kemarin malam mengetuk pintuku di kekaisaran dengan pakaian serba hitam. Dia bilang kamu dikurung dalam paviliun dingin dan memohon padaku untuk membebaskanmu jadi, aku segera mengirim surat ke pangeran atas namamu." Pungkas Jiraiya.

Naruto tidak yakin dengan penjelasan Jiraiya namun melihat wajah gurunya yang serius membuat ia tidak bisa menahan perasaan kagumnya pada Sakura. Putri tinggi itu bergerak secepat ia bisa dan lagi, dia punya taktik sendiri untuk membebaskannya.

"Ayo, kita harus ke dunia hewan kontrakku."

Silakan putar lagu diatas jika ingin alternatif membaca sembari mendengarkan lagu:)

Naruto mengangguk dan memfokuskan dirinya. Ia kembali merasakan tubuhnya ringan seperti udara sebelum kakinya bisa merasakan benda padat. Naruto membuka mata dan melotot terkejut tatkala melihat sesuatu terbang di hadapannya.

Brukk... Duagh...

Naruto menghindar dengan cekatan dan sesuatu itu membuat tanah pijakannya tadi retak. Naruto melihat, ini adalah phoenix api dan es, yang menyerangnya tadi adalah ekornya.

"Apa-apaan ini?" Naruto melompat jauh dari tempatnya berdiri dan melihat ke sekitar, ini bukan tempatnya biasa berlatih, ada gunung dan laut yang terpisahkan oleh dataran berumput ditengah.

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang