53

3.8K 510 7
                                    

Sudah enam bulan sejak kematian Kaisar yang memberi luka mendalam. Kekaisaran dengan pemimpin baru, tengah memperbaiki fondasi kekuatan yang rusak, tak terkecuali bagi pemimpin tentara militer yang baru, Sasuke.

Ia sering pergi dalam jangka waktu yang lama dan kembali ketika mendapat surat perintah dari Ibunya yang akhir-akhir ini begitu bersemangat memasukan gadis ke dalam haremnya. Seperti hari ini, Sasuke kembali untuk menyambut gadis baru yang dipilih Ibu suri. Sebelum prosesi pernikahan, Sasuke menyempatkan diri mengunjungi Hinata terlebih dahulu.

Hubungan keduanya adalah gosip terpanas di harem, para selir baru wajib mengetahui jika wanita yang sangat dicintai Pangeran adalah pasangan pertamanya bahkan, wanita itu juga tengah mengandung sekitar tujuh atau delapan bulan.

Kabar itu tersiar cepat seperti angin topan, tak terkecuali bagi Hinata dan Sasuke tapi, apa yang sebenarnya dikabarkan dan hal yang terjadi sangat bertolak belakang. Mereka tidak tau jika keduanya diam-diam saling merencanakan pembunuhan.

"Pangeran, anda kembali," ucap Hinata yang tengah sibuk menata tanaman bonsangnya ditangga depan paviliun.

"Hn." Sasuke berhenti dengan jeda dua tangga dari tempat duduk Hinata. Ia melihat wanita itu masih sibuk memotong bonsang dengan hati-hati.

"Apakah kamu seharian seperti ini? Pikirkan tentang bayi itu, kamu bisa kelelahan," Sasuke berucap dan Hinata mendongak, menatap garis wajah dingin yang sudah lama tidak ia temui.

"Ah, Hinata hanya duduk seperti ini saja dan bosan kalau tidak melakukan sesuatu, tidak akan lelah, Pangeran..."

"......"

"Jangan khawatir." Hinata menambahkan ketika melihat Sasuke mengernyit. Ia sedikit merasa aneh didalam hati, pria ini ingin membunuh bayi dalam kandungan tapi masih memperdulikan keselamatannya juga.

"Duduklah, Hinata akan menyiapkan teh." Hinata segera masuk ke dalam, tidak membiarkan Sasuke mencegahnya.

Hinata membuat dua gelas teh dan mengaduknya pelan lalu ia menarik kertas yang sudah dilipat rapi dari balik jubahnya. Ia mengernyit dan bingung untuk sesaat. Ia sudah lama mempertimbangkan hal ini dan ia tau, tidak ada jalan kembali dari keputusannya.

Hinata membuka kertas dan sejumput bubuk putih ada dibaliknya. Ini adalah hasil sulingan bunga seribu racun yang telah ia sempurnakan hampir empat bulan. Ia selalu bingung kapan untuk menggunakan racun ini pada Pangeran, membuang semua kesempatan masa lalunya untuk berperilaku bimbang. Sekarang, ini adalah kesempatan emas karena bayi dalam kandungannya akan segera lahir. Ia tidak akan membiarkan Sasuke membunuhnya terlebih dahulu.

Maka dengan berat hati, sejumput bubuk itu ia larutkan ke dalam teh dan pergi keluar untuk menyajikannya pada Sasuke, pria itu tidak pernah curiga dan patuh pada Hinata, ia meminum tehnya dengan sekali tegak. Hinata menyaksikan itu dengan jantung berdetak, ia menahan tangannya yang gatal ingin merebut cangkir Sasuke.

Sebulan kemudian, sebuah kabar mengatakan kalau Sasuke jatuh sakit. Pada saat itu Hinata tau kalau racunnya tengah bekerja, ia tidak tau sampai kapan hingga racun itu akan membunuh Sasuke tapi ia sudah merencanakan pelarian, Hinata tidak ingin menunggu dirinya ditangkap.

Pada tengah malam, ketika Hinata sedang tertidur pulas. Sebuah gerakan seperti bayangan melintas cepat dari jendelanya yang terbuka. Bayangan itu sempat ragu tapi akhirnya berdiri dihadapan Hinata dan ia mengeluarkan pisau perak dari balik punggungnya. Ia mengangkat kedua tangannya dan mengarahkan pisau itu ke perut, tangannya dengan cepat ingin menikam Hinata tapi kemudian tubuhnya terpental ke udara dan menabrak dinding.

Hinata bangun dari ranjang. Ia memang selalu waspada bahkan ketika tidur bahkan, gerakan nyamuk akan tertangkap inderanya juga. Ia maju dan menyingkap tudung jubah orang itu sebelum mundur dengan wajah penuh teror.

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang