25

5.7K 776 63
                                    

Naruto meluruskan punggungnya yang tegang di atas kasur sebelum mengambil obat. Ia menghela nafas panjang dan berkedip.

Naruto menempelkan telapak tangannya di dada, dimana jantungnya berada. Masih bisa ia rasakan bagaimana jantungnya ini berpacu cepat ketika Sasuke menegurnya. Ia mengusap wajahnya dan berdiri, menarik obat oles kecil di laci mejanya. Ini adalah obat yang pernah ia buat dulu saat belum masuk mansion.

Naruto berjalan sendirian menuju paviliun Kaguya dengan penuh pikiran. Naruto mengabaikan bagaimana terik matahari menyengat kepalanya, yang ia pikirkan adalah bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada Sasuke yang terlanjur mengungkapkan apa yang ia lihat.

Jarak antara pavilun bulan dingin dan paviliun milik Kaguya agak jauh, ini seperti berlari memutari dataran lapang tiga kali. Selain itu, matahari memang sangat panas diatas sana.

Langkah kaki Naruto sampai setelah ia sempat berhenti beristirahat ditengah jalan. Ia menarik nafas dan menghembuskannya berulang kali.

"Maaf, siapa tuan ini?" Naruto disambut pelayan Kaguya yang ia lihat dipagi hari.

"Maaf, aku Naruto. Aku disini untuk mengambilkan obat nona Kaguya." Pelayan wanita yang masih terbilang muda itu mengangguk lalu mengantarkan Naruto menuju ruangan dengan pintu kayu berukir indah. Disanalah Kaguya dan Sasuke tengah duduk mengelilingi meja minum teh.

Keduanya serempak memandang Naruto yang berdiri mematung diambang pintu, ketiganya menjadi diam dan canggung namun, Naruto sudah bertindak dulu. Sebelum ia masuk, Naruto menepuk pakaiannya yang terkena debu berterbangan disepanjang jalan.

"Kaguya san, biarkan aku mengobatimu," Naruto mendekat ke arah Kaguya tanpa melihat siapa disebelah gadis itu, ia tidak merasakan tekanan disini. Selain aura Sasuke yang normal, energi milik Kaguya juga menenangkan jadi suasana canggung tadi dapat meleleh dengan sendirinya.

Kaguya tersenyum dan meletakkan tangannya diatas meja. Naruto dengan hati hati meletakkan obatnya diatas luka.

"Ah," desis Kaguya tertahan setelah obat itu menyentuh kulitnya, apa yang diterapkan Naruto saat ini memang agak menyakitkan, namun bisa dengan cepat menutup luka.

Setelah obat selesai diterapkan, Kaguya mengundang mereka untuk minum teh sebentar di ruang depan,Naruto bersyukur posisi duduknya berhadapan dengan Kaguya.

"Ah benar, Naruto san, bolehkah aku bertanya padamu?" tanya Kaguya memecahkan suasana tegang diantara mereka.

"Ya?"

"Sebenarnya, siapa wanita yang kita temui tadi? Maksudku, Nue ini siapa?"

Naruto menghela nafas. "Uzumaki Nue, dia adalah bibi jauhku. Bibiku disana karena masalah yang baru baru ini ia buat."

"Ah, iya, klan Uzumaki ya. Bukannya itu klan dengan tingkat energi yang baik? Kenapa banyak yang menyalahgunakan kekuatan itu?" Kaguya melebarkan matanya dan menutup mulut dengan terkejut. Ia menepuk nepuk bibirnya sembari bergumam rendah.

"Bodoh, bodoh, bodoh, kenapa kamu berbicara sembarangan?" Melihat ekspresi Kaguya yang terlihat sangat bersalah membuat rasa tidak nyaman dihati Naruto sedikit mereda.

"Mungkin karena tawaran menuju kultivasi iblis lebih menjanjikan daripada yang biasa, itu yang membuat banyak kultivator klan Uzumaki berpindah arah."

Kaguya tersenyum canggung. "Aku minta maaf atas ucapanku tadi,"

"Tidak, akulah yang merasa tidak enak disini, aku juga ingin meminta maaf atas luka ini. Aku perlu lebih berhati hati lagi."

"Un."

Naruto hanya sebentar karena ia sangat lelah dan ingin membersihkan diri, ia juga merasa canggung bertatap muka dengan Sasuke yang diam semenjak kedatangannya. Ia melihat dari sudut matanya kalau Sasuke juga tidak pernah menatapnya.

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang