Menma mengamati pria yang menggendongnya dengan tegang. Ia merasa tidak nyaman berada di gendongan pria itu.
Tidak ada yang salah, ini hanya karena Banzou tidak pernah menggendong seorang anak, ia bingung apa harus memegang kerah bajunya atau bagaimana sampai ia ingat pernah melihat pekerja mengangkat karung maka, ia mempraktekannya.
(Maaf ye, ini Banzou biasanya bunuh bunuh orang jadi kaga tau cara gendong:")
"Paman, Menma mau dibawa kemana?" tanya Menma, ia tidak bisa melihat wajah pria yang menggendongnya.
Banzou tidak menjawab. Ia lalu menurunkan Menma di pinggir jalan.
"Paman mau kemana?" tanya Menma, ia meraih ujung baju Banzou sebelum suara dingin ia dengar dibelakangnya.
"Akhirnya," Menma tidak bisa melupakan suara yang menghantuinya ini. Badannya mendadak bergetar, ia ingin menangis tapi ingat bahwa Ayahnya tidak ada. Menma takut pria itu emosi lalu menyerangnya.
"Tuan," panggil Banzou.
"Tinggalkan saja. Aku akan mengurusnya." Banzou mengangguk dan memaksa Menma yang semakin erat memegang ujung bajunya, Menma merasa lebih baik bersama paman pendiam itu daripada paman yang seram ini.
(Poor Sasuke ≧∇≦)
Sekarang Menma berdiri dengan tegang membelakangi Sasuke. Ia sangat takut hingga tangannya bergetar.
"Berbalik," perintah Sasuke namun badan Menma terlalu kaku bahkan untuk bergeser.
Sasuke mendecak dan memutari badan Menma, berdiri dihadapannya. Ia melihat anak itu menunduk tidak mau melihatnya, karena jengkel Sasuke meraih dagu Menma dan memaksa mata mereka bertemu.
Sasuke heran kenapa mata dan rambut mereka serupa. Bahkan jika anak ini ditemukan dipinggir jalan, orang orang akan mengira ini putranya.
"Namamu Menma kan?" tanya Sasuke.
"I–iya."
"Apa margamu?" Menma menelan saliva sebelum menjawab dengan gugup.
"U–Uzumaki Menma." Jawabnya sedikit berbohong. Ia sudah diajari Naruto apabila ditanyai orang asing tentang namanya. Ia tidak boleh mengungkap marga aslinya, Hyuga.
"Siapa Ibumu?" Menma menggeleng, air mata hampir tumpah membasahi wajahnya jika tidak ia tahan.
Sasuke tidak tau apa yang terjadi pada anak itu, ia hanya menanyakan hal kecil dan anak itu seperti akan dibunuh pada detik berikutnya. Sasuke sedikit iba melihatnya padahal, ia sangat acuh dan tidak punya hati untuk mengasihani. Sasuke merasa anak ini berbeda, ia dapat merasakan sedikit getaran lembut didadanya.
Sekarang ia kebingungan, Menma menjadi diam namun tangisnya pecah. Wajah putih itu tertutup kabut dan air mata.
(Hayoloh nangis to, teme sih. Ntar ditendang Naru baru tau rasa.)
Sasuke melihat ke kiri kanannya yang mendadak lengang tanpa suara. Ia baru sadar jika dirinya menjadi pusat perhatian orang yang lewat.
"Lihat apa?!" gertak Sasuke yang menyebabkan kerumunan orang itu tersentak dan segera pergi dari hadapannya.
Sasuke berdiri canggung menatap Menma yang tidak lekas selesai menangis. Didalam hatinya ia ingin menenangkan anak itu tapi bagaimana caranya? Menunjukkannya cara membunuh musuh? Tidak, itu hanya akan menakutinya.
Saat Sasuke masih kebingungan. Seorang anak kecil lain datang dengan dua permen gula ditangannya.
"Kakak kenapa menangis? Mau ini?" tanya gadis kecil itu, mengabaikan orang yang merupakan Pangeran disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...