SPECIAL CHAPTER

2.5K 237 1
                                    

Festival Bunga Api

"Siapa orang yang ingin kamu bawa ke mansion?" Tanya Ibu suri beberapa saat, setelah Sasuke berhasil mengutarakan keinginannya.

"Itu Uzumaki Naruto."

"Uzumaki?" Alis Ibu suri berkerut sedikit mendengarnya.

"Apa itu putra Minato dan Kushina?"

"Tepat sekali." Ibu suri meluruskan punggungnya dan menunjukkan ekspresi halus di wajahnya.

"Sudah lama sekali, Minato adalah tangan kanan ayahmu di masa lalu, dewa benar-benar ingin menghubungkan tali kekeluargaan kita yang terputus. Ibu tidak akan menghalangimu untuk mengangkatnya, bagaimanapun ini sangat bagus untuk Kekaisaran dan keluarga Uzumaki."

"Baiklah."

"......"

"Tunggu, Pangeran," Sasuke yang hampir melangkah keluar dari ruangan ibu suri, berhenti dan berbalik.

"Ada apa?" Tanya Sasuke.

"Sebentar lagi, akan ada festival bunga api, pergilah keluar bersama putri tinggimu."

"Tidak bisa, aku ingin pergi ke kamp," tolak Sasuke.

"Pangeran, beristirahatlah sebentar saja, festival yang kamu ciptakan sangat indah setiap tahun, namun, tidak akan lengkap jika kamu tidak datang," Sasuke terdiam mendengar penuturan Ibu Suri. Festival itu tercipta setelah dia di promosikan dalam kultivasi, Sasuke sengaja menembakkan energinya ke langit, menciptakan langit malam terpecah menjadi beberapa bagian yang berwarna. Setelah itu, rakyat yang menyukai pemandangan tak biasa ini, menyatakan jika setiap tahun di malam Sasuke di promosikan waktu itu, adalah festival bunga api.

Sasuke melakukan rancangan kasar di kepalanya, mungkin langit ingin dia segera menyelesaikan urusannya dengan Naruto terlebih dahulu.

"Baiklah, namun putra ini ingin meminta sesuatu dari Ibu suri," jawab Sasuke.

"Katakan,"

"Ibu suri harus keluar juga dan mengikuti festival ini, bagaimana?"

Sasuke tau, Ibunya tak pernah meninggalkan halamannya setelah mantan Kaisar meninggal, semua hal yang Ibu suri tau tentang festival bunga api, adalah cerita dari pelayannya. Setiap tahun, Ibu suri hanya bisa melihat festival dari balik jendela dingin paviliunnya, wanita setengah baya yang tak pernah tersenyum itu, memiliki pikiran rumit dan sangat protektif pada diri sendiri, membatasi kehidupannya dengan dunia luar.

"Tidak masalah." Jawab Ibu suri dengan serius, dua orang yang kaku ini diam-diam memiliki perasaan hangat di sudut hati mereka, namun memblokir segera, setelah perasaan itu merambat untuk menciptakan ekspresi di wajah keduanya.

Jadilah Sasuke membatalkan rencananya untuk kembali ke kamp, ia melimpahkan semua urusan prajurit kepada Orochimaru, tangan kanannya.

Hari yang dinanti telah tiba, sehari sebelumnya, jalanan disekitar Kekaisaran di hias lampion merah dan kain berbagai warna. Kekaisaran terlihat lebih hidup, stan yang menjajakan berbagai makanan atau minuman didirikan sepanjang jalan. Anak-anak berkerumun untuk bermain di sudut jalan, sedang berebut untuk memerankan pahlawan yang paling mereka hormati, Sasuke.

"Pangeran memiliki seribu cara untuk mengalahkan musuh di medan perang, bersama elang pembunuhnya yang memiliki mata merah, Kama, siapa yang tidak takut? Bahkan jenderal iblis pun akan gemetar berhadapan dengannya. Kekuatan terbesar Kekaisaran ada di tangannya, ia tinggal menggerakan jari, dan sepuluh ribu orang yang berani mati akan maju menyerang, ia hidup untuk menggerakkan langit!"

Seorang anak kecil dengan pipi merah dan suara nyaring, berkata dengan menggebu-gebu selayaknya berpidato. Kata-kata ini sangat populer di kalangan pendongeng, dan selalu berhasil untuk menggerakkan jiwa patriotisme orang yang mendengarnya.

Keramaian itu masih berlanjut sampai malam festival tiba, Sasuke tengah memakai jubah hitam yang menunjukkan posisinya sebagai jenderal agung Kekaisaran. Ia melangkah keluar untuk berangkat menggunakan kereta rangka hitam yang ditarik dua kuda putih besar.

"Tunggu sebentar, Pangeranku." Sasuke berhenti untuk menunggu Sakura yang memakai jubah bersulam bunga. Rakyat Kekaisaran selalu berpikir, jika pasangan ini sangat cocok untuk bersanding.

"Jangan membuat masalah apapun di sana, mengerti?" Ucap Sasuke sesaat setelah Sakura berdiri di depannya.

Gadis itu menatapnya dan mengangguk patuh, baru keduanya naik ke kereta.

Perjalanan itu tidak membutuhkan banyak waktu, ditengah jalan, rombongan Sasuke bertemu juga dengan kereta Kaisar. Sasuke keluar menuju tempat duduk kusir, dan menyapa kakaknya.

Saat mereka turun, rombongan berada di tengah-tengah lapangan yang sudah di dekor sedemikian rupa, hingga festival itu serasa sangat meriah. Sasuke sebelumnya tidak berekspetasi lebih, tapi melihat hasil ini, ia merasakan gelombang semangat di dalam hati.

Karena kedatangan tak terduga, rakyat semakin bersemangat untuk mengikuti acara ini, mereka berkerumun, membentuk barisan bulan sabit saat melihat pertunjukkan. Sasuke yang hadir, ditunjuk sebagai pembuka acara, dan festival bunga api dibuka.

"Indah sekali," Sasuke melirik Sakura di sampingnya, ia mendongak dan menautkan jemarinya di belakang punggung, melihat bunga api memercikkan warnanya di langit.

"Putri ini teringat saat masih kecil, apa Pangeran masih ingat, saat kita bermain bersama, Pangeran selalu mengucapkan, ingin menjadi orang yang di sukai banyak orang?" ucap Sakura.

"Pangeran mengatakan itu?" Sasuke bertanya balik.

"Ya, kita berdua masih sangat kecil, waktu itu, Pangeran ingin sehebat mantan Kaisar, memberantas kejahatan, dan Pangeran benar-benar mewujudkannya."

Sasuke tidak pernah berbicara dari hati ke hati dengan Sakura, tapi ia ingat. Mereka dulu adalah teman bermain, Sakura kecil saat itu sangat lengket padanya, dan dia adalah gadis polos dengan senyuman indah terukir di wajahnya. Hanya saja, saat Sasuke memilih pergi dari Kekaisaran, sifat Sakura yang datang padanya, sudah tak bisa ia kenali lagi.

"Tuan," Banzou memanggil Sasuke yang masih menikmati malam.

"Mm?"

"Orangtua tuan muda Naruto, sudah datang." Sasuke mengangguk sedikit.

"Putri, kembalilah ke mansion, Pangeran ini masih harus mengurus urusan lainnya," Sasuke berhenti sebentar, lalu merapatkan jubah yang Sakura pakai, ini membawa getaran masa lalunya, ketika ia juga suka melakukannya pada Sakura kecil saat itu.

"Jangan sampai terkena angin malam." Sasuke berbalik, meninggalkan Sakura yang tertegun di belakang.

Sasuke melangkah ke kedai teh, ia menemukan pasangan itu sedang duduk dengan raut wajah bingung.

"Pangeran ini menyapa tuan Namikaze dan nyonya Uzumaki," Sasuke membungkuk kan sedikit tubuhnya.

"Pangeran," Minato menahan bahu Sasuke.

"Sudah lama sekali, Pangeran sangat mirip dengan mantan Kaisar," ucap Minato, ada sorot kekaguman pada mata biru terang itu. Ia bisa melihat bayangan mantan Kaisar pada sosok Sasuke ini.

"Pangeran mewakili ayah dan Ibu suri, untuk mengucapkan selamat datang di Kekaisaran." Sasuke duduk bersebarangan dengan meja pasangan Uzumaki itu. Sepanjang waktu, Kushina hanya diam saja.

"Apa ada masalah dengan Kekaisaran, sampai Pangeran memanggil kami?" Tanya Minato.

Sasuke memesan teh dan makanan ringan untuk mereka bertiga dulu, sebelum melanjutkan topik yang ditunggu-tunggu.

"Pangeran ini bermaksud mengangkat Uzumaki Naruto sebagai selir di kediaman Pangeran," ucap Sasuke setelah minum seteguk.

Meja itu hening.

"Apa?" Kushina angkat bicara.

"Pangeran tau, ini cukup aneh untuk diterima. Tapi situasi ini sangat penting untuk Pangeran, terlebih lagi, bukankah ada rahasia yang berusaha kalian kubur dalam-dalam tentang Naruto?"

24/04/2021

-Lunarica-

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang