Naruto merasa kedinginan, ia berusaha menarik selimutnya namun tidak ada kain yang menutupi atas tubuhnya.
Merasa aneh, Naruto membuka mata dan terkejut ketika melihat ia tidak bangun dikamarnya. Naruto menunduk dan sadar jika dirinya tidur dilantai berair, tempat ini sangat hampa dan dingin.
"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Uzumaki Naruto," ia menoleh ke belakang ketika mendengar suara gemuruh membumbung, tidak ada apapun, hanya kegelapan yang menyapanya.
"Siapa?" Tanya Naruto yang bergema dan ia hanya mendengar dengusan setelahnya.
"Kamu tidak perlu tau aku untuk sekarang karena sia sia, tubuhmu belum siap. Sekarang dengarkan ini, aku tidak datang dari masa depanmu, aku adalah hal yang ada bahkan sebelum namamu ditulis dalam takdir. Sebentar lagi bulan akan berwarna merah, sebuah pergantian tubuh akan terjadi. Kehidupan menjadi bencana dan jeritan kematian akan menggema ketika bulan merah tepat diatas kepala, terima dan ikhlaskan, tidak ada manusia yang hidup tanpa kematian."
Perlahan warna hitam luntur, ruangan hampa itu seperti ditumpahkan cat putih. Meninggalkan suara berat bergema yang memberi pesan aneh padanya.
•
Naruto terbangun ketika cahaya pertama datang melewati celah kamarnya. Dengan bulu mata bergetar ia mengerjapkan matanya.
Naruto bangun dan mengucek matanya. Mimpi tadi terasa nyata dan ia bisa mengingat detailnya dengan baik. Naruto bangun dan menarik selembar kertas putih beserta kuas untuk menulis. Ia mencoretkan pesan mimpinya dalam bentuk tulisan.
"Apa artinya ini?" Naruto mengetuk jemarinya berirama namun masih tidak mendapat jawabannya. Karena bosan, akhirnya Naruto pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah berganti dengan jubah luar berwarna hitam yang memiliki garis lurus oranye di bagian depan. Naruto membuka pintu lemari dan menarik sebuah jubah hitam dari baliknya. Itu adalah jubah milik Sasuke yang ia buat tempo hari.
"Hah, lebih baik aku berikan segera." Gumam Naruto.
"Tuan," Naruto menoleh ke arah pintu yang tertutup dan memasukan kembali jubahnya.
"Ya?" Jawab Naruto setelah membuka pintu. Ada Mei disana.
"Pertapa genit ada didepan," Naruto mengernyit.
"Pertapa genit siapa?" Mei menyadari sesuatu dan menyeringai.
"Oh, hehe ... Maksudku tuan Jiraiya." Jawab Mei dengan ceria, Naruto memutar matanya.
"Tolong jangan mengatakan hal itu lagi, Mei."
Mei terkikik sebentar dan mengangguk. Setelah menutup pintu kamar, Naruto dengan Mei dibelakangnya mendatangi Jiraiya yang sedang berdiri di depan kolam.
"Sensei," Naruto mengepalkan tangannya. Jiraiya berbalik dan mengamati Naruto sebelum mengangguk.
"Ayo."
Keduanya masuk ke dalam kereta kecil yang ditarik satu kuda.
"Naruto, lain kali aku ingin mengajarimu terbang dengan pedang. Aku tidak suka disini. Sangat sesak dan tidak bisa menghirup udara dengan bebas." Oceh Jiraiya yang menyadarkan setengah tubuhnya di dinding kereta. Perlahan kendaraan mereka melaju dengan kecepatan sedang.
"Oh, aku juga suka ide itu," Naruto mengangguk antusias, "eh, tapi aku tidak pernah berlatih pedang sebelumnya."
"Bukan berarti tidak bisa. Kamu penguasa energi angin, itu akan lebih memudahkanmu dalam terbang. Ini tidak sama dengan berlatih menggunakan pedang untuk bertempur karena tidak melibatkan banyak gerakan tubuh. Hanya bagaimana internalmu bisa mengendalikan angin, semudah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...