"Tuan, tuan," Naruto membuka mata tatkala suara seorang wanita memanggilnya. Ia menolehkan kepalanya untuk melihat Jie yang membantunya bangun di tempat tidur.
"Maafkan Jie yang masuk tanpa izin. Tapi setengah hari tuan tidak kunjung membuka pintu jadi, Jie ingin melihat tuan."
"Mm." Jawab Naruto, ia merasa sangat lelah dan lemas. Naruto menggumamkan air yang langsung diambilkan Jie.
"Dimana ... Menma?" tanya Naruto secara tidak sadar. Jie mengernyitkan dahinya.
"Tuan muda belajar disekolah, tuan."
"Ah, benar," Naruto mengangkat tangannya untuk menutupi setengah wajahnya, ia terlihat menghela nafas berkali kali sebelum tertawa miris.
"Ahah ... Ah iya, dia kan pergi. Kenapa aku lupa?" Tawa Naruto menyiratkan kesakitan, ada sebuah kekosongan besar dalam hatinya yang ingin ia kubur dalam-dalam namun entah kenapa, satu lubang ia tutup, seribu luka yang ia dapat.
"Naruto," Mendengar namanya dipanggil, Naruto menoleh ke arah pintu, disana Jiraiya berdiri dengan bersedekap tangan.
"Sensei," Jiraiya mendekat dan berdiri di seberang Jie berdiri sembari melihat Naruto baik-baik.
"Menyedihkan," gumam Jiraiya, "Naruto, kamu benar-benar menyedihkan. Jika kamu ingin putramu kembali, tingkatkan kemampuanmu untuk merebutnya kembali disisimu. Bukan menangis dan tidur seharian dikasur, kamu adalah laki-laki. Tunjukan kamu bisa bangkit."
Jiraiya memandang Jie, menyuruhnya untuk keluar.
"Aku akan membuka akar spiritualmu. Persiapkan dirimu untuk pergi ke tempat hewan kontrakku." Jiraiya meninggalkan Naruto yang masih mencerna kata katanya, Naruto berkedip beberapa kali sebelum menurunkan kakinya, bergerak ke kamar mandi.
Naruto berjalan pelan ke belakang rumah. Beberapa hari ini ia melakukan lagi aktivitasnya yang dulu yaitu, puasa makan untuk mempercepat energi nya mengalir dan menembus tingkatan baru.
Keduanya sampai di dunia hewan kontrak. Jiraiya langsung membawa Naruto menuju kolam dengan latar air terjun yang tidak terlalu tinggi, ditengah kolam tersebut ada sebuah batu meditasi. Naruto melongok ke dalam air, ternyata ada dua ikan yang melambangkan ying dan yang.
"Buka baju terluarmu dan duduklah disana," Jiraiya menunjuk ke batu tersebut. Naruto mengangguk dan melepas jubahnya, ia hanya menyisakan kimono putih dan masuk ke air. Naruto tidak tau cara meringankan diri ataupun berjalan ke atas air, menyebabkan setengah tubuhnya masuk ke dalam air.
Naruto duduk dalam posisi meditasi, menunggu Jiraiya yang sedang melakukan segel darah dengan telapak tangannya. Ia menepukkan telapaknya di tanah dan muncul lah katak oranye besar.
Jiraiya berbicara sesuatu sebelum katak itu melirikkan mata bundarnya ke arah Naruto. Si katak meloncat dengan sekali hentakan untuk berdiri di belakang Naruto sedangkan Jiraiya melakukan lompatan ringan untuk berdiri dihadapannya.
"Naruto, inilah hewan kontrakku. Gamabunta sama," Jiraiya menunjuk pada Gama dibelakang. Naruto berdiri dan melakukan salam formal.
"Inilah alasan kenapa aku tidak langsung membuka segel akar spiritualmu, aku memerlukan energi hewan magis untuk melakukannya."
"Jiraiya, jadi dia wadah yang kamu sebut sebelumnya?" tanya Gamabunta dengan suara berat menggelegar.
"Ya."
Gamabunta memperhatikan Naruto lalu menjulurkan lidahnya untuk mengeluarkan sebuah gulungan besar, Gamabunta membukanya dan terlihat tulisan rumit diatasnya, ada satu yang membentuk lingkaran.
"Lukai tanganmu dan taruh darahmu diatas sini, jangan takut dan ragu. Gulungan ini untuk melindungi setengah jiwamu, pembukaan segel ini berpotensi menghilangkan nyawamu karena kita akan melakukannya tanpa izin dari si penyegel asli. Jadi gulungan ini diperlukan untuk memanggil setengah jiwamu yang tersegel." Gamabunta menjelaskan. Naruto agak ragu sebelum pundaknya ditepuk Jiraiya, gurunya itu menyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Naruto mengangguk dan mengigit disudut tangannya, darah merah kelam mengalir, jatuh di tengah lingkaran segel.
Segel itu mengeluarkan suara mendesis yang ringan sebelum membentuk pola akar spiritual angin yang perlahan menghilang bersama udara.
"Kamu adalah pengendali angin namun karena bertahun tahun mengandalkan energi alam dan kamu adalah manusia terpilih. Maka tubuhmu meningkatkan kemampuannya untuk membuka pengendali alam." Jelas Gamabunta setelah melihat pola yang terbentuk di atas segel. Naruto mengangguk-angguk mendengar penjelasannya.
"Gamabunta sama, apa kita bisa melakukannya sekarang?" Tanya Jiraiya.
"Ya, aku akan membentuk enam tiang untuk melindunginya." Gamabunta menjulurkan lidahnya dengan cepat diatas air dan setiap juluran, keluar satu katak kecil dengan tanda khas di kepalanya. Setelah itu katak-katak kecil itu mengeluarkan energi biru yang melingkupi ketiga orang diatas batu. Ini semacam pelindung untuk ketiganya.
(Pernah liat Naruto part ciwi² medis mengeluarkan kemampuannya membentuk benteng setengah lingkaran berwarna hijau? Seperti itulah yang terjadi.)
Jiraiya melakukan gerakan rumit pada tangannya hingga diujung jemarinya keluar api oranye. Dibelakang Naruto, Gamabunta juga sudah bersiap, Naruto sendiri menutup mata dengan posisi meditasi.
Tangan Jiraiya dengan cepat menuju perut Naruto, dimana dantian dan akar spiritualnya berada. Gerakan itu tidak lembut. Jika tidak ada Gamabunta di belakang Naruto, mungkin kecepatan Jiraiya bisa membuat Naruto terpental jauh kebelakang.
Naruto hanya bisa merasakan perutnya tiba-tiba bergejolak tidak nyaman. Tidak ada rasa sakit disana dan pada detik berikutnya, darah hitam keluar dari mulutnya.
"Uhuk ... Uhuk ...." Naruto terbatuk sembari memutahkan darah hitam yang sangat banyak dari dalam tubuhnya. Kini giliran Gamabunta yang mengeluarkan energinya untuk menghentikan pendarahan internal Naruto.
Naruto jatuh merosot dari perut Gama, ia mengusap mulutnya yang tidak enak. Seperti besi berkarat cair ditumpahkan dalam mulutnya.
Sekarang Naruto tau kenapa jiwanya bisa saja melayang selama pembukaan segel ini, kekuatan yang dipakai Jiraiya mungkin adalah energi yang sama untuk menghancurkan sebuah gunung. Setelah darah kotor keluar dari perutnya, barulah ia merasa semua usus dalam perutnya berputar menyakitkan.
"Minum." Jiraiya menyerahkan sepotong bambu berisi air yang langsung ditegak Naruto.
"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Gamabunta yang masih mengalirkan energinya ke dalam tubuh Naruto.
"Yah, Gama sama bisa merasakan kerusakannya kan?"
"Parah. Semuanya hampir hancur, jika aku tidak disini mungkin, anak ini sudah mati."
Jiraiya bersedekap tangan sembari melihat Gamabunta yang sedang memperbaiki kerusakan dalam tubuh Naruto. Terlihat Naruto yang bernafas terpatah patah seperti setengah hidupnya hanya bergantung pada seutas tali. Jiraiya sudah menduga itu, segel yang mengunci sangatlah kuat. Jiraiya hanya bisa menebak itu dibuat oleh klan Ibunya, Uzumaki.
"Gamabunta sama, bagaimana menurutmu tentang ini?" tanya Jiraiya setelah melihat Naruto menutup matanya, pingsan.
"Keluarga Uzumaki memang sangat fasih dengan hal-hal semacam ini. Bahkan, energiku bisa habis untuk mengobatinya."
"Mereka pasti sangat melindungi anak ini. Sudah berapa lama sejak wadah terakhir dalam klan mereka? Klan Uzumaki pasti ingin menyembunyikan Naruto."
"Ya. Terakhir kali memang sangat kacau, tapi Jiraiya. Anak ini ingin mengambil seribu obat untuk Pangeran?" tanya Gamabunta.
"Ya, sebelum bulan purnama merah, pangeran ingin melakukan ritual."
"Tapi..." Gama melihat ke arah Naruto yang belum ada tanda akan sadar, "ini hanya akan jadi bumerang untuk mereka berdua."
"Ya, pangeran tau tapi dia juga masih mempunyai urusan lain."
"Urusan apa itu?"
"Mencari pembunuh selirnya beberapa tahun yang lalu."
13/10/2020
-Lunarica-
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...