Naruto bangun pagi pagi sekali saat cahaya pertama masuk melalui celah kamarnya. Ia menguap dan melirik ke arah samping tempat tidurnya yang lagi lagi kosong. Naruto membatin kalau Pangeran memang sangat displin waktu.
Naruto turun dari ranjang dan merenggangkan tangan ke atas kepala, ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Setelah Naruto selesai dengan panggilan alamnya, ia membuka pintu dan berjalan menuju kamar Menma.
Naruto membuka pintu, kamar Menma lebih dingin dan redup daripada kamarnya. Ia melihat pria kecilnya tidur dengan kucing putih di sampingnya.
"Menma, bangun." Naruto mendekat dan ikut berbaring di samping putranya, ia memeluk tubuh kecil Menma dengan erat.
"Ayah," suara Menma agak serak khas bangun tidur. Ia menguap dan menatap Ayahnya.
"Kamu tidak kedinginan? Kenapa tadi malam kamu mengusir Ayah?" tanya Naruto, kucing putih yang tadinya tertidur juga ikut bangun dan melompat ke samping, menatap Naruto agak lama lalu mengibaskan bulunya yang lebat.
"Tidak ada Ayah, Menma hanya mau tidur sendiri."
"Ah, hati Ayah sakit melihatmu tumbuh secepat ini, kembalilah seperti Xiao Menma." Keduanya hanya terdiam memeluk satu sama lain.
"Ah, baiklah," Naruto melepaskan tangannya yang merangkul Menma.
"Mandi sekarang. Ayah juga akan bersiap."
"Un."
Naruto mengusak surai Menma sebelum meninggalkan putranya. Ia berjalan menuju dapur untuk menemukan keberadaan Jie dan Mei.
"Mei," panggil Naruto.
"Ya, tuan muda?"
"Bisa ambilkan Menma air panas?"
"Ya, air panasnya sudah siap." Mei mengangguk dan melaksankan tugasnya sedangkan Naruto berjalan lagi menuju belakang rumah. Disana Jie sedang membersihkan sampah.
"Jie, kemari sebentar," Jie mengangguk dan menghampiri Naruto.
"Ada apa, tuan muda?"
"Kamu ... Tau cara menjahit?" tanya Naruto. Ia masih ingat kain yang diberikan Sasuke malam tadi.
"Tuan muda ingin menjahit?" tanya Jie.
"Ya. Pangeran ingin aku membuatkannya jubah tapi, aku sama sekali tidak tau menjahit," jawab Naruto.
"Jie bisa mengajari tuan, Jie akan menyiapkan benang dan jarumnya terlebih dahulu."
"Ya. Jangan buru-buru, mungkin aku akan melakukannya pada sore hari karena ada tamu yang akan datang."
"Siapa itu, tuan muda?"
"Tabib kekaisaran, Jiraiya." Mendengar nama itu membuat wajah Jie berubah antara hijau dan ungu, ia terlihat tidak ingin mendengar nama itu.
"Ada apa, Jie?" tanya Naruto melihat perubahan wajah Jie.
"Oh ... Tidak, hanya saja. Ahem ... Jie mendengar caranya untuk berlatih kesucian tidak masuk akal."
"Memangnya bagaimana aku melakukannya?" Naruto dan Jie melihat ke belakang, Jiraiya sudah berdiri menyender diambang pintu.
"Sensei," Naruto melakukan salam formal lalu menyuruh Jie untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Pangeran sudah pergi ke barak militer pagi tadi. Aku didatangi untuk melatihmu hari ini."
"Ya, aku juga diberi tau tentang itu."
"Ayah...." Menma berlari dari dalam, ia dengan senyum cerahnya memeluk kaki Naruto.
"Siapa dia?" tanya Jiraiya sembari mengernyitkan dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...