40

5.5K 714 61
                                    

Naruto mempersiapkan dirinya, ia meletakkan bola berisi bunga ke dalam kuali. Naruto duduk dalam posisi lotus dan memejamkan mata. Disisinya, Jiraiya hanya bertugas mengamati dan memperbaiki jika ada sesuatu yang salah.

Naruto masuk dalam keadaan meditasi, ia mengumpulkan chakranya dan mengalirkan mereka ke dalam kuali. Sebelumnya, Naruto memecah mereka menjadi tiga bagian dan masuk melalui tiga lubang kuali.

Tugas pertama Naruto adalah menghancurkan lapisan api dan es, karena dasar kekuatannya adalah angin maka akan sedikit menguras energi. Tiga jam hanya ia habiskan untuk memecah lapisan es namun seperti danau yang membeku, lapisan itu keras kepala tidak ingin dihancurkan. Saat butiran keringat sudah membasahi pelipisnya, sisi kanan bola itu retak. Menunjukan celah kecilnya dengan malu-malu, api didalam es berkobar keluar setelah terjadinya celah namun, tidak membuat es nya meleleh.

Naruto melanjutkan ke sisi lainnya. Ia harus hati-hati karena bunga didalamnya akan hancur jika Naruto memakai banyak kekuatan. Naruto menghela nafas lega ketika ia berhasil memecah keseluruhan es dalam waktu lima jam.

Naruto tidak berhenti, sekarang adalah lapisan terakhir yaitu api. Ia mencoba mengungkung api dengan energinya namun setelah itu kesadaran Naruto seperti ditarik ke dalam ruangan gelap. Ada air mengenang dibawah kakinya.

Naruto tidak tau dimana ia berada, kenapa api itu membawanya kemari. Namun sebelum ia mencubit dirinya sendiri agar kembali sadar, suara menggeram datang dari arah depan  yang Naruto pikir adalah kegelapan tak berujung.

"Siapa?" Suara Naruto menggema, ia tertegun sejenak sebelum menyadari jika alam ini sama dengan mimpinya beberapa minggu yang lalu.

"Ternyata kita bertemu lagi, Uzumaki Naruto." Suara dalam dan dangkal itu tidak akan Naruto lupakan. Ia berdiri di tempatnya.

"Sebenarnya apa maumu?"

"Naruto, kita terhubung bersama. Kenapa kamu bertanya apa mau ku?" Lalu Naruto mendengar hal didepannya bergerak, ada suara gemerincing seperti rantai diikatkan padanya.

"Jangan membuatku bingung dan kembalikan kesadaranku," Naruto melangkahkan kakinya mendekat, suara kecipak air dibawahnya menjadi suara yang ada diruangan ini.

"Kamu masih punya kesadaranmu, kenapa aku harus mengembalikan apa yang tidak kuambil? Pergilah, aku juga tidak menginginkanmu." Naruto berhenti, ia meraih kertas bakar di balik jubahnya dan membakarnya, ia menjulurkannya kedepan dan melihat sesuatu yang sangat tinggi. Naruto hanya dapat melihat kakinya dan sesuatu itu terikat rantai besi besar. Naruto ingin mengarahkan kertas bakarnya ke atas namun ia berhenti pada satu titik dibelakang mahluk ini. Tangannya gemetar secara tidak sadar, punggungnya merinding disertai keringat dingin dan bibirnya terasa kering.

"Xiao Menma." Naruto mendesiskan kata ini ketika melihat Menma sedang berdiri dengan tangan dan kakinya yang dirantai, kepalanya menunduk tapi Naruto tau ini adalah putranya.

Mata Naruto bergerak dengan nyalang, ia melangkah kedepan tapi ada penghalang yang memaksa Naruto menjauh, ia terpental kebelakang dan kertas bakar terbuang dari tangannya, melayang dan turun secara perlahan, memperlihatkan sosok makhluk itu. Ada taring-taring panjang yang terlihat karena kertas bakar namun sebelum Naruto bisa melihat dengan jelas, dirinya disergap perasaan mengantuk yang kuat dan jatuh tertidur.

"Naruto," telinganya mendengar seseorang memanggil namanya. Alisnya mengerut tidak nyaman seolah dirinya benar-benar mengantuk dan tidak ingin diganggu tapi suara itu tetap memanggilnya. Naruto membuka mata dan melihat Jiraiya sedang mengalirkan energi kedalam tubuhnya.

"Sensei," ia kaget dengan suaranya yang lemah, tubuhnya terasa sangat kaku dan sakit seperti ia baru saja mati suri.

"Jangan banyak bergerak," tegur Jiraiya ketika melihat Naruto hendak duduk. Walaupun tubuhnya seperti ini, ingatan Naruto tetap berjalan dengan baik.

MY PRINCE [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang