*Part ini mengandung sedikit kata-kata gore
Seharian Naruto mengunjungi Sakura di penjara sedangkan Jiraiya punya urusannya sendiri. Ketika kembali ke paviliun, Naruto hanya membersihkan diri dan terkapar lemas ke tempat tidur.
Duk ... Duk ... Tap....
Ketika matahari sudah berganti bulan, seseorang masuk dan menyelinap ke dalam kamar Naruto yang hampa. Gerakannya halus dan hampir tak bersuara. Setelahnya ia berdiri didepan ranjang Naruto, cahaya bulan kebiruan menyinari sorot tubuhnya yang lurus dengan dramatis.
Pria itu diam tidak bergerak, ia hanya memandang tubuh terbaring dibawahnya.
"Ada apa, Pangeran?" Pria itu terkejut ketika mendapatkan Naruto ternyata terjaga. Sedetik kemudian, ketika ia mendengar suara tangan dijentik, ruangan itu terisi oleh cahaya lilin, terlihatlah Sasuke yang sedang berdiri seperti batu dan Naruto yang sudah duduk bersender kepala ranjang, mengamati Sasuke.
Naruto awalnya hanya ingin mencoba setelah mendengar pernyataan Jie tentang Sasuke sering ke kamarnya tapi dia selalu ragu. Setelah mendapat beberapa pencerahan di penjara kekaisaran tadi, Naruto rasa inilah saat terbaiknya untuk berbicara dari hati ke hati dengan Sasuke.
Keduanya diam, es yang ada ditengah mereka tidak segera mencair. Jika dipikir, sudah lama juga Naruto mulai tidak mempedulikan sosok Sasuke, ia tau dan tidak bisa membohongi diri sendiri selama pelatihan Naruto juga sering merasa rindu tapi itu hanya sebentar sebelum dirinya benar-benar disibukkan untuk berkultivasi.
"Pangeran pasti punya banyak waktu sampai mengunjungiku," Naruto tidak tahan dengan kebekuan itu dan menyerah, ia menyapa Sasuke dengan seramah mungkin. Naruto menghela nafas ketika Sasuke tidak segera menanggapi basa-basinya.
"Aku tau rahasia apa yang sedang pangeran mainkan. Apa pangeran akan mengaku atau ku ceritakan dahulu dari sisi bibi Nue?" Setelah mendengar pernyataan Naruto, barulah Sasuke menaikkan bulu matanya dan menatap Naruto dengan ekspresi tidak terbaca.
"Kamu tau?" Tanya Sasuke, ia mendekat dan duduk dihadapan Naruto.
•
Kembali ke penjara kekaisaran. Naruto mengamati sel disebelah Sakura yang sepi tanpa suara. Naruto mendekat dan mencari Nue dalam gelap, ia menemukan wanita setengah baya itu sedang duduk bersender dinding lembab, ada pasung yang membelengu kedua kakinya.
Naruto menyuruh sipir untuk membuka pintu sel. Awalnya sipir itu menolak mengingat kejadian tempo hari yang menimpa Kaguya tapi, Naruto menyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Naruto berjalan masuk dan berjongkok disamping Nue dengan perasaan rumit. Sudah dua kali wanita ini mencoba membunuhnya, entah hal apa lagi yang akan Nue mainkan untuk menarik perhatiannya.
"Bibi," panggil Naruto namun hanya dibalas geraman rendah. Sebelumnya Nue hanya di rantai satu kakinya namun sekarang dua tangannya pun juga diikat agar tidak bergerak. Entah bagaimana Nue akan makan dan minum dengan keadaan seperti ini.
"Bibi," Naruto tidak menyerah, ia masih berusaha menarik perhatian Nue dan berhasil. Nue meluruskan pandangannya, iris yang tidak sama itu saling menatap dalam keheningan.
"Akhirnya kamu datang," ucap Nue, suaranya rendah dan serak.
"Ada apa?" Naruto bertanya.
"Apa yang salah denganmu Naruto? Kenapa kamu membawa iblis manusia itu ke dalam padahal aku sudah berusaha keras mengusirnya."
"Maksudmu siapa?" Tanya Naruto dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...