Naruto menunggu Sasuke membersihkan dirinya, ia sudah menyiapkan baju bersih yang diambil Jie dan dirinya sudah duduk disamping kasur dengan gelisah, jantungnya masih berdebar ketika mengingat hal yang Sasuke lakukan padanya. Ia memegang dada bagian kanannya dengan ekspresi tidak terbaca.
"Apa yang kamu pikirkan?" Naruto terkejut mendengar suara dingin didepannya. Sasuke berdiri dengan hanya handuk melilit pinggangnya.
Blush
Pipi Naruto memerah cerah, untung kamarnya tidak menggunakan cahaya yang terang jadi tidak terlalu kelihatan, Naruto yang malu akhirnya duduk tidak tenang.
"Ada apa?" tanya Sasuke melihat pria didepannya duduk dengan posisi kesana kemari.
"Ahem, ti–tidak ada, Pangeran. Ini pakaianmu." Naruto menyerahkan pakaian Sasuke.
Sasuke mengangkat satu alisnya dengan heran namun ia akhirnya angkat bahu. Sasuke berbalik ke kamar mandi dan berganti pakaian lalu setelah selesai ia berjalan dan merangkak ke tempat tidur.
"Pangeran?" Naruto bingung dengan Sasuke yang menarik selimut.
"Mm?"
"Kenapa Pangeran ada disini? Pangeran tidak kembali?" tanya Naruto.
"Mn. Aku akan kembali,"
"......"
"Besok pagi."
Setelah mengucapkan itu, Sasuke memejamkan matanya.
"Matikan lilinnya." Gumam Sasuke sedangkan disisi lain Naruto mengernyitkan dahi dengan bingung.
"Pangeran. Kamu benar benar akan bermalam ditempatku?"
"Ya. Apa kamu tidak dengar apa yang Pangeran ini ucapkan?"
Naruto membeku sebentar lalu tangannya bergerak mematikan lilin. Sekarang canggung yang ia rasakan semakin besar, ia bermasalah dengan dua pria satu ranjang. Naruto tidak akan keberatan dengan Menma namun ini adalah Pangeran yang beberapa menit lalu membuat jantungnya berdebar. Bagaimana dia akan menghadapi suasana seperti ini.
"Kenapa masih berdiri disana. Kemarilah, ranjang ini masih muat untukmu." Sasuke berkata tanpa membuka matanya. Ia menepuk tempat kosong disebelahnya.
"Ak–aku akan menyusul Putraku." Naruto ingin berjalan ke depan pintu namun sebelum ia mengambil langkah pertama. Sasuke telah menarik tangannya, Naruto tidak bisa menghindar karena Sasuke sangat cepat seperti angin, yang Naruto rasakan saat ini hanya tubuhnya menekan Sasuke.
"Pangeran?!" pekik Naruto dengan panik. Dada mereka saling menempel hingga Naruto dapat merasakan detakan normal dari jantung pria dibawahnya.
"Sst... Kamu akan membangunkan putramu," Sasuke meraih pinggang Naruto untuk mencegah pria itu pergi.
"Lepaskan, aku akan tidur disebelahmu." Jawab Naruto dengan wajah pias, otaknya mendadak berhenti berpikir. Ia tidak tau hewan liar mana yang merasuki tubuh Sasuke malam ini.
"Mn." Sasuke melepas pelukannya dan Naruto langsung mendaratkan tubuhnya disamping Sasuke. Ia menempatkan dirinya sejauh mungkin hingga tubuh Naruto hampir disamping sisi tempat tidur.
"Apa yang kamu lakukan? Mendekat, kamu tidak punya selimut yang menutupimu."
"Tidak." Jawab Naruto dengan suara mencicit. Ia takut dan gelisah, Naruto benci keadaan dimana dirinya terlihat seperti pria lemah namun sosok Sasuke juga bukan tandingannya. Bahkan Naruto melupakan fakta kalau ia bisa saja mengeluarkan energi putih untuk menenangkan pria disampingnya.
"Aku merasakannya," gumam Sasuke yang sudah memasang posisi tidur.
"A-apa?"
"Jantungmu berdetak cepat," Sasuke menolehkan kepalanya tiba-tiba hingga Naruto terkejut. Ia merasakan tatapan lain dalam matanya, itu bukan seperti sosok Sasuke yang dingin, matanya elangnya terlihat lebih lembut dan normal, wajahnya tersorot sinar bulan dengan dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...