Naruto dan Menma duduk di gazebo halaman yang menghadap danau. Naruto memainkan rambut Menma yang berada di pangkuannya.
"Ayah, makanannya tadi enak," ucap Menma.
"Iya. Ayah juga menikmatinya." Naruto menghadap ke arah langit, malam ini suasananya cerah dengan bulan yang berpedar diatas sana.
Masuk ke dalam mansion sebagai seorang selir dari Pangeran menjadi beban tersendiri di pundaknya. Memang, pada zaman ia hidup ini, pernikahan sesama jenis diperbolehkan bahkan beberapa petinggi juga memiliki selir laki laki untuk menunjang kecepatan kultivasi namun, tetap ada gunjingan publik apalagi pada zaman ini laki laki, masih dianggap pemberi nafkah bagi keluarga dan bertanggung jawab terhadap wajah baik klannya.
•
Sehari setelah diangkat, mansion Pangeran mendadak riuh dengan kegelisahan para selir. Mereka berkumpul di halaman putri tinggi saat ini, Sakura.
"Putri, benar Pangeran memgangkat seorang selir laki laki?" tanya selir Ino.
Sakura yang duduk menghadap semua selir hanya memutar jarinya diatas cangkir teh dengan wajah hitam.
"Putri. Apa benar Pangeran mengangkat selir dari keluarga Uzumaki? Bukannya keluarga merek yang ada dikota kemarin sudah ditangkap bersalah karena melakukan ritual dengan iblis. Kenapa Pangeran malah mengambil salah satunya sebagai selir?" tanya selir Ao.
"Ck. Jangan tanya putri ini. Aku juga tidak tau Pangeran akan mengambil selir lagi." Jawab Sakura dengan suara meninggi.
"Bagaimana jika selir itu hanya ingin mencelakai Pangeran?"
"Benar, apalagi jika dia dari keluarga Uzumaki dan Namikaze. Kamu tau sendiri kan kekuatan mereka cukup untuk meluluhlantakkan seisi kota."
"Ah Pangeran ini...."
Entah siapa yang memulai namun dalam sekejap ruangan Sakura bagaikan pasar yang sangat riuh oleh ucapan balas berbalas antara selir. Mereka saling mengungkapkan rasa curiga tentang selir baru yang diangkat Sasuke.
"Sudah. Jangan ribut, aku akan mengunjunginya malam ini." Final Sakura.
•
Dan disinilah sekarang Sakura. Dengan mantel merah muda tebal ia berjalan ditemani tiga dayangnya. Ia menginjakkan kaki didepan gerbang bulan dingin, Sakura melihat paviliun yang telah lama kelam ini menjadi hangat lagi. Obor disepanjang jalan memutar ke danau di hidupkan dan pavilun megah itu terlihat lebih hidup.
Sakura membatin dalam hati bahwa posisi selir baru ini kemungkinan sangat berarti bagi Pangeran.
Sakura mengarahkan dayang yang mengikutinya untuk berhenti. Ia masuk sendirian ke paviliun namun sebelum langkahnya semakin jauh. Sakura melihat kereta kuda terparkir didepan paviliun. Ia menyipitkan mata lalu terkejut setelah sadar itu adalah kereta Sasuke.
"Pangeran?" desisnya. Sakura mengucek matanya berulang kali untuk melihat bahwa pengelihatannya baik baik saja.
"Pangeran datang?" desisnya berulang kali. Sakura merasa tidak percaya dan berjalan menuju samping rumah yang terhubung ke kamar.
"Pangeran, hati hati,"
"Tidak. Jangan disitu,"
"Apakah itu susah? Apa aku harus membantumu?"
"Jangan letakkan terlalu dalam. Itu tidak kelihatan."
Sakura menahan agar mulutnya tidak menjerit mendengar suara laki laki didalam. Pikirannya mengembara kemana mana. Apa yang dilakukan dua pasangan pada malam hari begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...