Malam festival kembang api telah berakhir, semua orang berseru riuh rendah menceritakan semua hal yang mereka lalui sembari pulang ke rumah. Menutup pintu dan bergelung dalam selimut masing masing.
Berbeda dengan yang orang lain lakukan. Naruto, Kushina dan Minato pergi ke rumah Nue dengan tegang. Sebelum pulang, Naruto mengambil Menma yang ternyata sudah tidur di pangkuan Banzou lalu ia pamit pergi setelahnya.
Mereka berempat tiba di gerbang rumah Nue. Naruto mengambil udara banyak banyak dan menghembuskannya. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat.
"Naruto. Ada apa sebenarnya dengan Nue?" tanya Kushina yang menggendong Menma.
"Ayo ikut Naru." Naruto membawa kedua orang tuanya masuk. Ia berjalan pelan sembari melihat ke kanan dan kiri. Mansion besar itu sudah sepi lalu langkah Naruto berbelok ke arah ruangan Nami.
"Ibu, bawa Menma kembali dulu, ruangannya ada disebelah rumah utama itu." Naruto menunjuk sebuah paviliun disamping mansion. Kushina mengangguk dan membawa Menma pergi.
Tinggalah Minato dan Naruto yang saling memandang dalam diam lalu Naruto membuka pintu. Disana, Nami tengah duduk bersila layaknya orang bermeditasi dengan pakaian putih longgar, rambut berantakan serta mata tertutup.
"Nami," panggil Naruto. Ia menghampiri gadis itu dan mengamati.
"Ayah," panggil Naruto.
"Un?"
"Ayah bisa membuka segel lima indera?"
"Bisa, apa dia disegel kelima inderanya?" tanya Minato.
"Naru hanya menebak. Ayo coba saja, Naru akan membuka aura nya nanti Ayah coba lihat apa dia disegel."
Minato mengangguk dan duduk dibelakang sedangkan Naruto didepan Nami. Mereka berdua mengaktifkan energi masing masing.
Naruto melakukan gerakan tangan untuk membuka aura Nami setelahnya, Minato meletakkan telapak tangannya di punggung Nami. Perlahan tangan Minato berpedar kuning lembut lalu warna itu bercampur dengan warna merah, kedua warna itu seperti saling tarik menarik.
Perlu beberapa waktu sebelum Minato benar benar menarik segelnya. Hasilnya, mereka berdua kelelahan. Keringat mengucur dibalik pakaian Naruto maupun Minato.
"Siapa yang menyegelnya dengan kuat begini?" tanya Minato. Setelah segel terlepas, tubuh Nami ambruk ke samping jadi Naruto membenarkan posisi Nami agar berbaring dengan nyaman.
"Kita akan tau." Naruto mengarahkan dua jarinya menuju perpotongan antara leher dan pundak Nami. Gadis itu tersentak, membuka matanya.
Naruto dan Minato menunggu sampai Nami benar benar sadar. Perlahan mata Nami bergerak menatap Naruto.
"Si–siapa?" tanya Nami dengan suara serak. Naruto meraih gelas berisi air putih, mendudukan Nami sebelum menyerahkan gelasnya.
"Aku Uzumaki Naruto dan ini Minato, ayahku."
"Kalian—"
"Ya, ada apa dengan kami?" tanya Naruto setelah melihat Nami yang terkejut.
"Kenapa kalian disini? Pergilah. Dia akan membunuh kalian." Pekik Nami dengan panik.
"Tenang, tenanglah." Bujuk Naruto namun Nami semakin ketakutan.
"Kalian harus pergi...." Desis Nami yang sekarang meringkuk ketakutan di ujung kasur.
"Nami, biarkan aku bertanya. Apa yang membuatmu seperti ini ... Nue?"
"Pintar." Ketiga orang didalam ruangan itu menoleh ke arah pintu. Disana Nue berdiri dengan tatapan tajam. Tatapan itu terasa mengitimidasi dan asing. Seperti bukan Nue.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE [SASUNARU]
Fantasy[Complete-Belum Revisi] [RE-ONGOING] Naruto, sang kultivator muda yang berbakat dalam penyembuhan mempunyai cita-cita mengunjungi banyak tempat. Namun, ia tidak menyangka jika suatu saat seseorang akan datang dan menjadikannya selir. Sasuke adalah P...