Follow dulu sebelum baca !
[ Sekuel- Jodoh Dari Allah ]
Ini tentang Zaidan, ketua MPK yang paling disegani dan disukai oleh para guru. Dengan julukan Pangeran dingin karena wajah dan sifat dinginnya. Laki-laki yang sangat menghindari kontak fisik de...
Jangan lupa Vote dan Comment! Wajib ramein part ini 🖐
Happy Reading ♡ . . . . . .
"Menyerah bukan berarti kalah, hanya merasa lelah tak sanggup untuk melangkah. Sekarang, biarkan aku beristirahat untuk menata hati dan perasaan." –Adysha Dyvyana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
¤¤¤
Adysha menghela nafas lalu menelungkupkan kepalanya di atas hoodie yang ia lipat di meja, sudah seminggu Adysha uring-uringan karena permasalahnnya dengan Zaidan belum juga menemui titik akhir. Adysha tau jika dirinya salah, tapi kenapa Zaidan tidak mau mendengar penjelasannya terlebih dahulu?
Zalena menoleh pada Adysha menatap gadis itu dengan segudang pertanyaan yang bercokol di hatinya. Tingkah Adysha yang tak biasa membuatnya yakin jika ini berhubungan dengan Zaidan.
"Hmm?" Adysha hanya bergumam membalas panggilan Zalena.
"Adyshaaa," panggil Zalena lagi dengan nada panjang—memancing Adysha agar mengangkat kepalanya.
Adysha menghembuskan nafasnya—dengan berat hati ia mengangkat kepalanya menatap Zalena dengan sayu. "Kenapa Len?" tanya Adysha.
"Kamu ada masalah ya?" tanya Zalena dengan alis terangkat. Adysha mengangguk tidak membantah pertanyaan Zalena.
"Mau cerita sama aku? Siapa tau aku bisa bantu," ujar Zalena menawarkan diri sebagai pendengar.
Adysha mengulum bibirnya merasa ragu untuk bercerita pada Zalena. Adysha mengedarkan pandangannya memastikan jika di kelas hanya ada ia dan Zalena.
"Kak Zaidan marah sama gue," tutur Adysha menunduk lesu, sorot matanya terlihat sedih.
Zalena mengerjapkan matanya, dugaannya ternyata benar ini permasalahan hati. Pantas saja Zaidan dan Adysha bertingkah aneh. Sering kali Zalena juga melihat Zaidan yang begitu dingin dan cuek saat bertemh dengan Adysha.
"Marah kenapa?" tanya Zalena heran.
Adysha menghembuskan nafasnya perlahan, ia menatap Zalena dengan ragu. Jika ia memberitahu apa Zalena akan marah juga seperti Zaidan?
"Tapi lo jangan marah," pinta Adysha penuh harap.
"Tergantung, sekarang gue mau denger penjelasan lo dulu," ujar Zalena menopang kepalanya dengan sebelah tangan.
"Sebenernya alasan gue deketin kak Zaidan bukan karena gue suka tapi karena dare yang Mouren kasih, Mouren cuman kasih waktu satu bulan buat bisa naklukin kak Zaidan," ucap Adysa memainkan jemarinya dengan perasaaan cemas.