Coldest Prince || 14

21K 2.8K 253
                                    

Update kembali <3

Jangan lupa vote dan comment !

Absen yuk ! Jam berapa kalian baca ini?

Jangan lupa juga sebar cerita ini ke teman-teman kalian, supaya tambah rame ^^

.
.
.
.
.
.
.


"Zalena, bantuin umma potong sayurannya."

Zalena menghampiri Genna, mengambil pisau lalu memotong sayuran yang berada didalam keranjang kecil. Sedangkan Genna membersihkan ikan yang akan dimasak.

Kini, Zalena dan Genna sedang menyiapkan makan malam. Sembari menunggu Gevan dan Zaidan yang belum pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah 8.

Kedua laki-laki itu tengah sibuk dengan urusan masing-masing.

"Zalen," panggil Genna.

Zalena menoleh sejenak. "Iya umma?"

"Adysha itu suka sama abang ya?" tanya Genna tiba-tiba.

Zalena mengerutkan keningnya. "Umma tau?"

Genna terkekeh pelan, meletakkan ikan yang sudah ia bersihkan keatas piring. "Apa sih yang gak umma tau tentang anak umma."

"Dari mana tau nya?" Zalena mendekati Genna meninggalkan sayuran yang ia potong.

"Adysha tanya-tanya tentang Zaidan terus waktu ngobrol tadi," jawab Genna.

"Ishh, Adysha bener-bener nekat," gerutu Zalena pelan. "Umma marah?"

Genna menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa umma marah?"

"Siapa tau kan umma marah."

"Umma gak marah Zalen, setiap orang berhak untuk menyukai dan mencitai seseorang. Tapi, umma melarang kalian pacaran. Berteman boleh asal tau batasannya."

Zalena tersenyum simpul mendengar penuturan sang umma. "Lagian temen kamu tuh lucu Len, dia kan bisa tanya kamu. Ini malah tanya langsung ke umma." sambung Genna lagi.

"Adysha tuh nyalinya besar umma, apa ini yang dinamakan merebut hati calon mertua," gurau Zalena tertawa kecil.

Genna ikut tertawa. "Sekolah dulu yang pinter cinta-cintaannya nanti."

Kedua anak dan ibu itu kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda, rencanya malam ini Genna akan memasak tumis kangkung dengan ikan nila.

Hampir 30 menit, mereka menyelesaikan masakannya lalu menatanya dengan rapi diatas meja. Bertepatan kedua laki-laki yang mereka tunggu datang dengan raut wajah lelah.

"Assalamu'alaikum," ucap Gevan dan Zaidan berbarengan.

"Wa'alaikumsalam." Genna mencium tangan Gevan, dibalas Gevan dengan mencium pucuk kepalanya. Dan Zaidan mencium tangan Genna.

"Mau mandi dulu atau langsung makan?" tanya Genna seraya mengambil tas yang dipegang Gevan.

"Makan dulu aja umma, laper," sahut Zaidan sembari duduk dikursi samping Zalena.

"Abi makan juga." Gevan duduk berhadapan dengan Zaidan.

"Yaudah, umma mau ke kamar sebentar naroh tas abi." Belum sempat melangkahkan kaki tangannya dicekal Gevan.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang