Coldest Prince || 43

19.5K 2.5K 705
                                    

Update kembali guyss!!

Siapa kangen mereka? Cung jempol.

Jangan lupa vote dan comment 😃❗

Ayoo bantu sebar cerita ini biar banyak yang baca, udah mau 300k pembaca <3

Happy Reading ♡♡

.
.
.
.
.

"Main petak umpet?" — Anak dan ayah kurang kerjaan.

Sudah dua hari ini Zaidan, Dhafa, Alzev, mencari ke setiap bangunan tua yang terbengkalai di bantu oleh Alby dan Daylon namun tidak ada satu pun tempat itu menunjukkan keberadaan Dhifa. Ilham juga sudah melapor kemarin dan polisi juga sedang mencari.

Untung saja libur semester sudah di mulai jadi mereka bisa leluasa mencari tanpa harus izin ataupun bolos sekolah.

"Bangunannya kosong, mereka gak ada di sini bang," ujar Dhafa setelah keluar dari gedung dengan Alzev—memberitahu dengan helaan nafas.

Sejak hari dimana Erick memberi clue mereka dengan gencar melakukan pencarian, berdoa dan berharap agar Dhifa baik-baik saja.

"Ini bangunan yang ke sepuluh yang kita datangin dan gak ada jejak apa pun. Mereka sembunyi apa sengaja menghilang sih?" celetuk Alby merasa kesal.

"Mereka pasti ada di salah satu bangunan di sini," sahut Alzev yang berkacak pinggang menelisik bangunan di depannya.

"Jangan nyerah. Kita cari ke lain," kata Zaidan sambil menepuk pundak Dhafa.

Dhafa mengangguk lesu, ia uring-uringan karena kembarannya yang tak di ketahui kembarannya berada di mana. Dhafa sangat khawatir, ia takut jika Dhifa kenapa-kenapa.

"Di belakang bangunan ini ada gedung terbengkalai juga, cek ke sana gak?" kata Daylon menaikkan kedua alisnya.

"Gas!" sahut Alby.

Mereka pun naik ke motor masing-masing, di pandu dengan Daylon mereka mulai melajukkan motor menuju gedung yang di maksud Daylon. Hanya memerlukan waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai di sana.

Gedung besar itu terlihat seram, dengan beberapa bagian yang sudah rapuh dan sangat kotor. Kaca-kaca jendala hanya tinggal beberapa dan yang lainnya pecah menyisakan serpihan yang menggantung.

Mereka melepas helm, turun dari motor dengan tatapan menyelidik. Menatap sekitar dengan perasaan sedikit was-was karena tempat ini benar-benar sepi dan tertutup.

"Gue deg-deg an anjir. Berasa lagi uji nyali," celetuk Alby sembari mendekat pada Daylon dan memegang lengan cowok itu.

"Gak usah pegang-pegang tangan gue juga! Cowok kok takut," cibir Daylon menghempas tangan Alby agar menjauh.

"Lo pikir cuman cewek yang bisa takut?! Gue juga manusia bisa takut," sungut Alby berdecak kesal.

"Ya tapi kan lo laki! Gimana mau jaga cewek kalau lo sendiri takut," sahut Daylon ngegas.

"Kalau ceweknya berani kenapa harus gue," kata Alby menyengir lebar.

Daylon mendengus memutar bola matanya jengah, dasar cowok aneh. Daylon pun melangkah menghampiri Zaidan, Dhafa dan Alzev yang sudah berada di depan pintu utama gedung meninggalkan Alby.

"Tungguin gue woi!" pekik Alby berlari dengan cepat menyusul Daylon.

Zaidan menatap penuh selidik pada gedung di depannya, menatap sekeliling dengan firasat aneh. Dengan perlahan Zaidan membuka pintu gedung tersebut dan di sambut suara-suara binatang yang bersahutan di dalam sana.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang