Coldest Prince || 9

27.5K 3.2K 144
                                    

Vote dulu !! Terus spam comment 👋

220 vote lanjut !

Absen hayuk, jam berapa kalian baca ini??

.
.
.
.
.
.

Zaidan memasukkan sebelah tangannya kedalam saku celana, memantau anggotanya yang sedang merapikan motor-motor diparkiran dengan Ravel disampingnya. Ayana-sang sekretaris terlihat menghampiri mereka masing-masing untuk mengisi buku absen.

"Ketua, isi absen," ujar Ayana seraya menyodorkan buku dan pulpen pada Zaidan.

Zaidan menyambutnya lalu membubuhkan tansa tangan paka kolom namanya kemudian mengoper pada Ravel.

"Ayang, lo potong rambut ya?" tanya Ravel seraya mengembalikan buku absen pada Ayana.

"Ayang, ayang mata lo!" sungut Ayana dengan tatapan kesal, "Gue potong sedikit, biar rapi."

Ravel terkekeh pelan, ia sangat suka menggoda sekretarisnya ini, "Tambah cantik yang."

"Hihh, yang yang pala kau! Dasar wakil genit." ujar Ayana seraya memukul Ravel dengan buku absennya.

"Ayang sensi ya pagi-pagi," Ravel semakin gencar menggoda Ayana.

"Genit!" Ayana berjalan meninggalkan mereka dengan hentakan kaki pertanda ia sangat kesal.

Ravel tertawa ditempatnya, menatap punggung Ayana yang perlahan menjauh, "Ayan ayan, lucu banget sih."

"Ck, Ayana bukan ayan lo kira penyakit," ujar Zaidan dengan decakan pelan.

"Panggilan special itu," balas Ravel dengan cengiran lebar.

Brumm brumm !

Semua atensi beralih, memandang orang yang mengendarai sebuah CBR hitam memasuki area parkiran dengan suara knalpot bising. Ia memarkirkan motornya dideretan tengah, melepas helmet fullface-nya perlahan.

Ravel menutup mulutnya tak percaya saat mengetahui siapa orangnya, "Njir! Buset, si Dysha ternyata."

"Bikin heboh." cibir Zaidan.

Adysha merapikan rambutnya sejenak setelah menaruh helmetnya, melirik arloji dipergelangan tangan masih ada sekitar 20 menit sebelum apel pagi ia masih sempat mengganti celana jeans-nya dengan rok.

Perihal motornya, ia bukan bermaksud sengaja mengendarai ini jika bukan karena sepupu sialannya itu yang memaksa bertukar ia tidak akan mau. Alhasil ia jadi pusat perhatian sekarang.

Adysha menarik nafasnya, kemudian turun dari motornya ia mengedarkan pandangannya. Tersenyum miring melihat orang yang ia cari ada diujung sana, siapa lagi kalau bukan Zaidan.

"Pagi kak Zaidan!" sapanya dengan senyum, melirik Ravel yang pura-pura menyibukkan diri dengan ponsel.

"Rav ayok kelapangan," bukannya membalas sapaan Adysha, Zaidan malah mengajak Ravel untuk kelapangan.

"Hah, yok lah," balas Ravel, mereka berdua berjalan melewati Adysha.

Adysha mendengus pelan, "Dasar tembok sekolah!" gerutunya seraya menatap Zaidan dan Ravel yang mulai menjauh dari area parkiran.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang