Coldest Prince || 33

19.8K 2.6K 799
                                    

Akhirnya update kembali !! Siapa yang nungguin merekaa?!

Jangan lupa vote dan comment!! Biar aku semangat ngetik!!

Absem yuk, kalian baca sambil apa??

Happy Reading ♡♡
.
.
.
.
.

"Beautiful, beautiful angel."

Zaidan menatap pantulan dirinya di depan kaca besar, Zaidan nampak gagah dengan stelan formal. Hari ini Zaidan akan menemani sang abi ke acara perayaan anniversary rumah sakit tempat Gevan bekerja. Sesungguhnya Zaidan sangat tidak suka dengan acara seperti itu, buang-buang waktu lebih baik ia mengerjakan soal matematika.

Zaidan menghembuskan nafasnya, setelah merapikan rambut ia bergegas keluar dari kamar tak lupa membawa dompet dan juga ponselnya. Menghampiri Gevan yang menunggu di ruang tengah.

"Udah siap?" tanya Gevan seraya beranjak menatap anak laki-lakinya dengan seulas senyum tipis.

Zaidan mengangguk, mengusap tengkuknya. "Bakal lama gak bi?"

"Lumayan," balas Gevan.

Genna terkekeh kecil menyadari jika Zaidan yang terlihat tak nyaman, Genna menangkup pipi Zaidan. "Maaf ya harusnya umma yang ikut, malah kamu yang gantiin," kata Genna.

Zaidan tersenyum mengusap tangan Genna yang berada di pipinya. "Gakpapa, umma istirahat biar cepet sembuh."

Genna memang sedang tidak enak badan, biasa faktor umur. Genna merapikan rambut Zaidan, lalu menepuk pundak sang anak.

"Udah ganteng anak umma!"

Gevan berdeham keras, mengalihkan pandangannya kesal. "Ayo berangkat," ajak Gevan.

"Bilang aja cemburu," cibir Zaidan berdecak pelan. "Zalena mana?"

"Zalena ke pengajian gantiin umma, sebentar lagi juga pulang," balas Genna melirik jam dinding. "Sana berangkat nanti macet," suruh Genna.

Gevan mengusap kepala Genna, lalu mendekat untuk mencium kening sang istri. "Mau nitip?"

"Beliin martabak sama terang bulan aja, coklat keju yaaa," jawab Genna terkekeh pelan seraya mencium tangan Gevan.

"Iyaa sayangg."

Zaidan mendengus pelan menatap ke-uwu-an umma dan abinya, ia menciun tangan Genna sambil berkata, "Uwu teruss."

Genna terkekeh mencubit lengan Zaidan gemas. "Ssttt! Umma sama abi emang uwuu."

"Mas berangkat ya," kata Gevan mengusap kepala Genna lagi.

"Iyaa hati-hati di jalan," balas Genna.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam."

■ ■ ■ ■ ■ ■

Zaidan dan Gevan menutup pintu mobil bersamaan, Zaidan merapikan jas hitamnya dan menatap ke arah kaca kaku. Zaidan memandang sekelilingnya deret mobil-mobil hitam tampak memenuhi area hotel mewah ini, mereka datang dari berbagai kalangan. Zaidan menoleh pada Gevan, abinya itu memberi tatapan untuj mengikutinya.

Zaidan berjalan di samping Gevan berjalan masuk ke dalam hotel, anak dan ayah itu tampak gagah di tambah dengan raut wajah yang datar dan tatapan dingin membuat para perempuan yang melihat mereka terpana sesaat.

Sampai di gedung yang mereka tuju Gevan mengajak Zaidan untuk memberi selamat pada pemilik rumah sakit. Zaidan tersenyum tipis saat menjabat tangan laki-laki berumur di depannya.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang