Coldest Prince || 45

21.6K 2.7K 779
                                    

Akhirnya ku update kembali 😼❗

Maaf lama guys, aku pusing dengan tugas yang harus selesai semua akhir bulan 😭

Jangan lupa vote dan comment, awas saja tidak 😾❗

Btw, kalian kangen siapa sih?

Puasa udah bolong apa belum nih?

Happy Reading ♡

.
.
.
.
.
.
.
.

"Saling nyaman, perhatian dan menjaga perasaan, namun belum bisa saling memiliki."

"Zaidan?!" Gevan memekik terkejut.  Ia berjongkok seraya mengangkat kepala Zaidan dan menaruhnya dipangkuan. "Zaidan, buka mata nak," kata Gevan seraya menepuk-nepuk pipi Zaidan.

"AYAH EMANG GAK WARAS!" Kalbiru berteriak marah menghampiri Erick lalu menonjok Erick dengan kuat. Ia tidak perduli lagi dengan Erick.

Peluru kecil nan mematikan itu bersarang di bagian lengan kanan Zaidan, rasanya begitu sakit namun Zaidan harus kuat menahannya.

"Tangkap dia pak!" beberapa orang polisi masuk dengan terburu-buru ke dalam ruangan, melangkah lebar menghampiri Erick yang tersungkur akibat pukulan Kalbiru.

"Diam! Jangan memberontak!" tegas polisi itu saat Erick berusaha melepaskan diri. Tangan Ercik diborgol, tatapannya penuh dengan kilat kemarahan namun senyum kemenangannya terukir dengan jelas.

"Bawa dia," perintah polisi itu pada anak buahnya yang lain. Erick pun segera dibawa keluar dari ruangan, langkah Erick tampak tertatih—menoleh pada Gevan sejenak memberi tatapan puasanya.

"ABANG!"

"ZAIDAN!"

Zalena, Adysha dan yang lainnya sontak berlari menghampiri Zaidan yang terkulai lemas dengan darah dilengannya. Zalena menangis sesenggukan menatap tak sanggup melihat kondisi abangnya.

"Zaidan?" panggil kalbiru, namun tak ada balasannya hanya terdengar suara rintihan kecil. "Om kita harus bawa Zaidan ke rumah sakit," ujar Kalbiru khawatir.

"Ayo angkat Zaidan," kata Gevan seraya mengangkat Zaidan dengan hati-hati. Alby, Daylon dan Kalbiru pun ikut membantu, memapah Zaidan keluar dari ruangan.

"Darril, tolong bawa Agam," ucap Gevan pada Darril menunjuk Agam disudut ruangan. Darril yang baru saja masuk mengangguk, ia segera melangkah menuju Agam.

"Gue bantu," ucap Alby membantu Darril memapah Agam keluar dari ruangan.

Sedangkan beberapa polisi masih menetap disini untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, memeriksa setiap ruangan.

Adysha dan Zalena mengikuti mereka dibelakang, Adysha merangkul erat bahu Zalena yang terlihat lemas nyaris pingsan. Apa lagi saat melihat Zaidan yang berlumur darah.

"Abang pasti baik-baik aja kan?" tanha Zalena bergumam namun masih dapat didengar Adysha.

"Insyaallah, kita berdoa aja Len," balas Adysha. Dirinya sendiri pun sangat cemas dengan kondisi Zaidan, melihat cowok itu yang merintih kesakitan begitu menyesakkan hati.

"Buset! Keponakan gue kenapa jadi begini!?" Jaya yang sedang berbincang dengan salah satu polisi, terkejut saat melihat Zaidan yang dipapah.

"Astaghfirullah! Keponakan gue kenapa berdarah-darah?!" Didit datang dari sisi lain bertanya dengan panik.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang