Coldest Prince || 11

24.9K 3.1K 118
                                    

Alhamdulillah update <3

Jangan lupa Vote gaes ! Comment setiap paragraft, spam !

Masukin ke story sosmed kalian juga hehe, tag aku 🤗

.
.
.
.
.

Adysha tak hentinya tertawa bahkan setelah masuk kedalam rumahnya, ia masih terbayang wajah marah Zaidan yang begitu lucu dimatanya. Jika orang lain sudah takut lain hal dengannya, Adysha malah menantang.

Zaidan sangat kesal pada Adysha perihal video yang ia unggah tadi, kata-kata pedasnya tak meruntuhkan rasa beraninya untuk tetap melangkah maju menaklukkan Zaidan.

"Dysha, kamu kenapa ketawa-ketawa sendiri?" Arinda-- Bunda Adysha muncul dari balik dapur.

Adysha menggelengkan kepalanya, memghampiri sang bunda lalu mencium tangannya, "Gakpapa bun."

Arinda mengusap kepala putrinya lembut, "Mandi dulu sana udah Maghrib, habis itu makan. Bunda bikin ayam rica-rica kesukaan kamu."

"Beneran?"

Arinda mengangguk, "Iyaa sayang, gih mandi. Jangan lupa sholat Maghrib dulu."

"Siap laksanakan!"

Adysha berlari kecil menuju kamarnya dilantai atas, sesekali tertawa kecil karena mengingat wajah Zaidan. Adysha melempar tasnya asal, mengambil handuk yang tergantung dibelakang pintu lalu melesat masuk kedalam kamar mandi.

Selesai mandi, mengenakan pakaian lengkap dan melaksanakan sholat Adysha kembali turun kebawah menuju meja makan. Matanya berbinar melihat ayam rica-rica tersaji manis diatas meja.

"Wah, udah lama banget Dysha gak makan ayam rica-rica bikinan bunda," ujarnya sembari duduk disalah satu kursi.

Arinda tersenyum ikut duduk disamping Adysha, "Besok mau bunda bikinin lagi?"

"Mauuu!!!"

Arinda terkekeh pelan, "Ayok makan."

Adysha mengangguk samar, tersenyum penuh arti ketika Arinda menaruh banyak ayam rica-rica ke piringnya.

Arinda dan Adysha mulai menikmati makan malamnya dengan tenang. Adysha merupakan anak tunggal, hari-harinya dirumah sepi bunda dan ayah juga sering berpergian.

Prang !!

Mereka tersentak kaget, spontan menoleh kearah ruang utama. Arinda segera beranjak dari duduknya begitu juga dengan Adysha. Ia menutup mulutnya dengan mata membelalak, menatap pecahan botol kaca yang berserakan.

Azran--sang ayah tergeletak didekat pintu, dengan aroma alkohol begitu menyengat.

"Ya Allah mas," Arinda menghampiri Azran panik salah satu kebiasaan suaminya ini tidak akan pernah hilang.

"Lepas!" bentak Azran berusaha berdiri sendiri, ia enggan dipegang siapa pun.

"Kamu mabuk lagi? Kamu kenapa gini terus sih."

"Berisik! Jangan campuri urusan ku!" Azran berjalan masuk kedalam rumah dengan sempoyongan.

Adysha menghembuskan nafasnya pelan, menahan emosi yang tiba-tiba memuncak. Tangannya terkepal kuat, siap untuk melayangkan pukulan.

"Mas, ada masalah apa lagi? Kenapa bisa sampe mabuk gini?" tanya Arinda sembari mengikuti langkah Azran dari belakang.

"BISA DIAM TIDAK?!! AKU CAPEK!"

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang