Coldest Prince || 20

23.8K 2.6K 194
                                    

Update kembali !! <3

Jangan lupa Vote dan Comment !!

Happy Reading ♡♡
.
.
.
.
.
.

Zaidan menyentuh rahangnya yang masih terasa sakit sembari mengamati para siswa-siswi yang masuk ke dalam sekolah di depan gerbang.

Setelah kejadian kemarin keamanan sekolah mereka diperketat. Zaidan melirik arloji di pergelangan tangannya, sudah jam 7:30.

"Tutup gerbangnya Rav," titah Zaidan pada Ravel disampingnya.

Ravel mengangguk, menutup Gerbang perlahan. Bertepatan dengan Adysha yang menghentikan langkahnya, menghentak kan kaki kesal.

"Ya ampun kak! Masih ada dua menit di jam aku kenapa di tutup?!" Kesal Adysha seraya menatap Zaidan dan Ravel.

Zaidan berdecak pelan. "Ikut jam sekolah bukan jam rumah. Tunggu di sini dulu."

Adysha mendengus pasrah, ia memundurkan langkahnya. Beberapa saat menunggu, murid yang juga terlambat mulai bermunculan.

Adysha memegang tali ranselnya, menatap wajah Zaidan. Luka lebamnya masih sangat jelas terlihat dan sedari tadi Zaidan terus memegang rahangnya.

Adysha segera mengalihkan pandangannya ketika Zaidan menatapnya balik. Astaga, malu woi! Di liatin balik. Batinnya.

"Masuk, ke lapangan upacara," titah Zaidan. Mereka berlari tergesa-gesa menuju lapangan upacara.

Lagi, Adysha mengumpat pelan saat ingat ia lupa membawa topinya. Astaga, hari ini kenapa sangat sial.

Zaidan mengernyitkan keningnya, memandang Adysha dari kejauhan yang terlihat menggerutu. Kakinya bergerak melangkah menghampiri Adysha.

"Kenapa?"

Adysha tersentak kaget, menaikkan pandangannya pada Zaidan. "Anu, lupa bawa topi hehe."

Zaidan mengeluarkan topi dari balik saku almamater, menaruhnya di atas kepala Adysha lalu melenggang pergi.

Adysha terpaku beberapa saat, menyentuh topi di atas kepalanya. Ia tersenyum tipis kemudian berlari menuju lapangan upacara.

■ ■ ■ ■ ■ ■

Zaidan berjalan masuk ke dalam kelas, menghampiri Daylon yang duduk sendirian di bangkunya.

"Alby mana?" Tanya Zaidan setelah duduk di samping Daylon.

Daylon menghendikkan bahunya. "Masih usaha minta maaf sama Rora kali."

Zaidan manggut-manggut, menyeruput susu kotak yang baru ia beli dari kantin tadi.

"Dan, kira-kira Kalbiru bakal nyerang lagi gak?" Tanya Daylon.

Zaidan menghendikan bahunya. "Dari ucapannya kemarin kemungkinan iya, cuman gak tau kapan."

"Ra, pliss maafin gue. Kemarin gue beneran lepas kendali."

Zaidan dan Daylon sontak menoleh mendengar suara Alby dari arah pintu kelas. Alby terlihat mengikuti Rora hingga duduk di bangkunya.

"Mau ngakak tapi keburu kasihan," kata Daylon miris.

"Konsekuensi, cewe kalau udah sakit hati maafinnya susah," sahut Zaidan.

Alby berdiri di depan meja Rora, meletakkan sebuah susu kotak rasa strawberry di sana.

"Ra, gue beneran minta maaf. Plis jangan bikin gue semakin merasa bersalah," ucap Alby putus asa. Sungguh, hatinya tidak tenang.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang