Update kembali <3
Jangan lupa vote dan comment !
Absen kuy ! Kasih emoticon love kalian ^^
.
.
.
.
.
.
.Seperti biasa, pagi ini Zaidan patroli lagi menegur siswa-siswi yang tidak mematuhi tata tertib sekolah. Kali ini Alby dan Daylon tidak ikut karena mereka punya kegiatan lain, ditemani Ravel ia berjalan dengan raut wajah dingin.
"Pada kabur dah tuh adkel ngeliat kita," celetuk Ravel dengan decakan.
"Tandain yang kabur," sahut Zaidan.
Ravel mengangguk samar, mereka tetap berjalan di lorong kelas 10. Siwa-siswi yang baru beberapa bulan masuk ini sudah semena-mena, bersikap kurang sopan dengan kakak kelas, acuh dengan peraturan yang ada.
Tidak semua, tapi tetap saja membuat Zaidan berang.
"Baru beberapa bulan disini sudah berani tidak mematuhi tata tertib sekolah, tidak membaca aturan?" Zaidan berujar sinis tepat dihadapan gerombolan murid laki-laki yang sedang berkumpul didepan kelas.
Sontak murid tersebut mendongak, menatap Zaidan dengan kikuk. "Maaf kak," ucap mereka serempak.
"Pakai dasi yang benar, name tag dipasang, kaos dalam warna putih, kaos kaki sesuai kan jadwal seragam." ujarnya menyebutkan pelanggaran mereka. "Rav catat nama mereka," titahnya pada Ravel.
Ravel menyodorkan buku yang ia bawa beserta pulpennya pada para siswa ini, hal-hal kecil seperti ini saja sudah membuat Zaidan marah.
Salah satu dari mereka mengembalikan buku pada Ravel. "Jangan diulang lagi, besok kalau gue liat kalian masih melanggar poin bertambah 2 kali lipat."
"Iyaa kak," sahut mereka patuh.
"Masuk kelas, udah mau bel." setelah mengucapkan itu Zaidan dan Ravel kembali berjalan memasuki lorong kelas 11, tujuannya terarah pada kelas Zalena memastikan satu-satunya siswi yang sering melanggar siapa lagi kalau bukan Adysha.
"Pagi kak Zaidan." Adysha menyapanya dengan senyum lebar beberapa saat setelah ia berada disamping sang adik.
Zalena dan Kenta yang berada disamping Adysha tampak saling memandang aneh.
Zaidan menatap malas dengan kening mengerut, lalu menelisik Adysha dari atas hingga bawah. "Kaos kaki beda sebelah, catat nama."
Adysha mendengus sebal, alih-alih menyapa balik Zaidan malah menyebutkan kesalahannya.
"Ini style tau!" ujarnya ketus.
Ravel menahan tawanya sembari mencatat nama Adysha. "Style apaan, kaos kaki lo lari kemana jadi beda gini?"
"Dibawa kabur tikus bang, ngakakk gue hahahha!" sahut Kenta dengan tawa.
Adysha melirik Kenta sinis. "Gue kan berani beda."
"Alasan!" cibir Zaidan. "Udah?" tanya Zaidan dibalas anggukan dari Ravel.
"Abang lanjut lagi, semangat belajarnya," kata Zaidan seraya menepuk pelan pucuk kepala Zalena.
Zalena mengangguk, tersenyum manis. "Siap! Abang juga ya."
"Ehh, tunggu kak!" Adysha menahan lengan Zaidan. Sang empu tampak menatap tak suka, buru-buru Adysha melepasnya.
Zaidan menaikkan sebelah alisnya.
"Aku ada sesuatu buat kakak, tunggu bentar!" Adysha berlari kecil masuk kedalam kelas, Zalena dan Kenat menahan tawa ditempatnya mengetahui apa yabg dimaksud Adysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Prince [Terbit]
Teen FictionFollow dulu sebelum baca ! [ Sekuel- Jodoh Dari Allah ] Ini tentang Zaidan, ketua MPK yang paling disegani dan disukai oleh para guru. Dengan julukan Pangeran dingin karena wajah dan sifat dinginnya. Laki-laki yang sangat menghindari kontak fisik de...