Kalo ada typo tandain ya:)
Jangan lupa vote dan komen😉
Ada kata-kata kasar yang tidak patut untuk ditiru!
-Happy Reading-Motor itu melaju dengan cepat, menyelip beberapa kendaraan lain yang juga memenuhi jalan. Sesekali si pengendara motor mendapat peringatan dari pengendara lain, karena merasa terganggu dengan aksinya yang bisa dibilang ugal-ugalan.
Langit tak menghiraukan mereka semua, ia masih terus melajukan motornya tanpa tahu bahaya yang bisa saja datang menghampiri. Tujuannya saat ini adalah tempat berkumpul bersama kedua sahabatnya.
Sasya hamil anak lo, Langit! Bisikan itu memenuhi telinganya, seolah kembali menyuruh Langit mengingat pada fakta beberapa saat tadi.
Ia menggelengkan kepalanya, berusaha berpikir tenang dan fokus pada jalanan. Entah apa yang nanti akan terjadi, jika sampai kedua orang tuanya mendengar kabar ini. Langit tidak bisa membayangkannya, semoga saja orang tuanya tidak mengetahui ini semua.
Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya ia sampai juga di tempat tujuan. Langit memarkirkan motornya dan segera masuk ke dalam tempat itu.
Langit berjalan tergesa, ia sangat butuh ketenangan sekarang. Untungnya saat ia memasuki ruangan itu, hanya ada kedua sahabatnya di sana. Laskar melambaikan tangannya, menyuruh Langit agar menghampiri mereka berdua.
"Gue minta," ucap Langit seraya mengambil sebatang rokok milik Laskar, padahal ia baru saja sampai di depan kedua sahabatnya.
"Biasa juga gak bilang." Langit tak menghiraukan ejekan dari Laskar. Ia segera menyesap rokok itu, matanya terpejam bersamaan dengan hembusan asap yang keluar dari mulutnya.
Lintang menatap heran Langit yang begitu tampak berbeda dari biasanya. Sedangkan Laskar malah asik menikmati kuaci miliknya.
"Lo, ada masalah?" tanya Lintang memecahkan keheningan. Bersamaan dengan pertanyaan Lintang, kini Langit kembali mengambil satu batang rokok milik Laskar.
"Ambil aja semua buat lo," ujar Laskar.
"Tumben, gak pelit," celetuk Lintang seraya menatap ke arah Laskar yang langsung melayangkan tatapan tajam.
"Tumbem, ngomong!" sarkasnya berhasil membuat Lintang menampilkan wajah datarnya lagi.
"Anjirr, ngambek lo?" tanya Laskar, diiringi dengan kekehan mengejek Lintang.
"...."
Lintang tak lagi berucap, ia fokus pada ponsel ditangannya dan tak memedulikan ucapan Laskar yang mengejek dirinya.
"Sasya, hamil." Tiba-tiba saja, ucapan itu keluar dari mulut Langit dengan begitu lancarnya.
Laskar yang mendengar itu refleks langsung terbatuk. "L-lintang tolongin gue, kuacinya ketelen sama kulit-kulitnya," ucap Laskar dengan terbata-bata.
Dengan entengnya Lintang malah menepuk punggung Laskar, bukannya berhenti batuk itu makin menjadi.
Melihat tingkah kedua sahabatnya, Langit langsung memberikan sebotol minuman yang padahal ada di depan Lintang.
Laskar langsung mengambil botol air itu dan meminumnya sampai habis.
"Seharusnya tadi gak usah dikasih, Lang. Biar aja dia mati."
Laskar melototkan matanya dan bersiap menyemburkan air dimulutnya ke arah Lintang. Namun tak jadi, Laskar hanya bisa mengusap dadanya sabar. Memiliki sahabat seperti Lintang memang terkadang sangat menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasya's Diary [SELESAI]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA YA] Cinta dan obsesi, sebenarnya mana yang dirasakan oleh Langit? Bisa jadi, keduanya. Namun, ia malah membuat Sasya menderita. Masa-masa akhir SMA yang harusnya bahagia, malah tak sesuai harapan. Semuanya seakan tak berpihak p...