40. Berkunjung

2.2K 175 14
                                        

Kalo ada typo tandain ya:)

Jangan lupa vote dan komen😉

-Happy Reading-

Bel pulang sudah berbunyi beberapa saat tadi, Dini dan Bunga terlihat bergegas berjalan ke arah parkiran. Mereka sudah tak sabar ingin bertemu dengan Sasya. Lintang terlihat mengikuti langkah Bunga, laki-laki itu dengan setia menggenggam tangan Bunga.

Di sampingnya ada Laskar yang hanya bisa mendengus kesal, melihat tingkah Lintang. Keduanya ingin berkunjung juga, menemui Sasya. Sedangkan Langit, hari ini ia tidak masuk. Sesuai perkataannya semalam, yang mengatakan ingin izin.

"Kalian ikut kita pakai mobil?" tanya Dini bingung, setelah mereka sampai di parkiran yang mulai terlihat sepi.

Awalnya Lintang ingin mengangguk, tetapi Laskar langsung menjitak kepala sahabatnya itu. "Motor lo mau ditinggal, goblok!"

"Ih, ngatain pacar gue goblok! Lo yang goblok!" ketus Bunga seraya menjulurkan lidahnya mengejek Laskar.

"Jangan gitu, Sayang." Lintang menggusap rambut Bunga lembut dan perbuatannya itu berhasil membuat Dini serta Laskar ingin muntah. Mereka terlalu geli, melihat sikap Lintang yang dingin berubah menjadi bucin tingkat akut. Apa benar tentang perkataan, laki-laki akan berubah jika menemukan perempuan yang tepat?

Seperti Lintang yang menemukan Bunga. Es yang awalnya begitu beku, perlahan mulai meleleh. Ternyata pesona Bunga berhasil memikat seorang Lintang.

Dini jenggah dengan kedua sejoli yang baru saja jadian satu hari yang lalu ini. Memang sih ia ikut senang, mengetahui kabar Lintang yang menyatakan perasaannya pada Bunga. Malahan Dini juga ikut andil dalam hal itu, ia membantu Bunga saat bersiap bertemu dengan Lintang malam itu, dan saat pulang Bunga langsung bercerita padanya bahwa ia dan Lintang berpacaran.

Sahabat mana yang tidak bahagia, jika melihat sahabat mereka senang dan bisa menemukan laki-laki idamannya.

"Baru satu hari juga jadian, jangan buat gue iri!" Terdengar nada tak suka dari ucapan Laskar barusan. Laki-laki itu langsung berjalan ke arah motornya.

Begitu pula dengan Dini yang bergegas masuk ke dalam mobil.

"Lo ikut gue atau pacar lo, Bunga?!" kesal Dini saat melihat Bunga masih saja asik berbincang pada Lintang.

"Ish, ganggu aja!" Bunga mengerucutkan bibirnya, membuat Lintang gemas dan menarik bibir itu. Bunga langsung mencubit tangan pacarnya yang nakal. "Sakit tau," ujarnya seraya memusut bibirnya.

"Lagian, ngapain bibirnya digituin. Ngode buat dicium, hm?"

Seketika Bunga merasakan pipinya panas, ia malu saat dengan gamblangnya Lintang berucap demikian. Tanpa berkata lagi, Bunga masuk ke dalam mobil Dini. Meninggalkan Lintang yang masih berdiam di sana kebingungan.

"Woi, anjir! Cepetan, motor lo mau gue jual, hah?!" teriak Laskar sudah tak sabar lagi.

Lintang akhirnya mendekat ke arah motornya, sebelum menghidupkan motor itu. Ia menatap ke arah Laksar.

"Kar, pacar gue ngambek ya?" tanya Lintang dan langsung dihadiahi oleh Laskar dengan pelototan tajamnya.

"Mana gue tau, goblok!" Laskar langsung melajukan motornya dari sana. Mengikuti mobil Dini yang sudah duluan melaju.

Sebelum benar-benar pergi, Lintang mengeluarkan ponselnya, lalu mengetikkan sebuah pesan untuk Bunga.

Akhirnya setelah mendapat balasan, ia merasa lega. Lintang kira Bunga marah padanya, tapi ternyata tidak. Lintang pun langsung melajukan motornya, ia sudah tertinggal jauh dari Laskar dan Dini. Namun, untung saja Lintang bisa mengejar keduanya.

Sasya's Diary [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang