D & C: [05]

443 29 23
                                        

Semua pandang mata tertuju pada gadis yang baru saja kembali masuk ke dalam kelas. Sedari tadi saat ia pergi, semua orang bertanya-tanya. Lebih tepatnya, mengira-ngira apa yang membuat gadis itu dipanggil ke ruang BK. Apakah ada sebuah masalah yang diperbuatnya?

Sama seperti Agrel. Ia membungkam karena rasa khawatirnya. Tak peduli apa kesalahan yang telah gadis itu perbuat, ia tidak akan memersalahkan.

Saat Zio kembali mendudukkan tubuh di sampingnya, lantas Agrel kembali bertanya, "Zi, lo gak apa-apa?" Berharap kali ini pertanyaannya diacuhkan.

Zio menoleh. "Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan."

"Kalo ada masalah lo bisa bilang ke gue," ucap Agrel.

"Untuk apa?" tanya Zio.

"Siapa tau gue bisa bantu," jawab Agrel.

Zio menatap Agrel sinis lalu berucap, "Saya bisa melakukannya sendirian."

Agrel mengembuskan napas kasar. Pandangannya terarah tepat pada netra milik gadis yang dicintainya. "Zi, gue juga pengen jadi orang yang lo butuhin."

Suasana itu terganggu oleh Bimbim dan Rendy yang datang ke hadapan keduanya dengan membawa kehebohan.

"Kan bener dugaan gue. Si Sam dipanggil BK karena dia mukulin tiga bocah yang ngeroyok anak sekolah lain. Lo inget yang waktu itu, 'kan?" Bimbim terlihat mengacak rambutnya karena gusar. "Jadi manjang gini anjir."

Agrel merespon ucapan Bimbim dengan berdecak pelan dan berkata, "Lo tau sendiri si Sam punya dendam sama salah satu tiga bocah itu. Udah diemin. Biar dia yang ngurus."

"Bukan masalah ngurus atau kagak. Kalo dia gak bisa buktiin karena gak ada bukti buat ditunjukin, nanti ortunya dipanggil lagi ke sekolah. Kasihan aja gue. Udah beberapa kali gak ada kapok-kapoknya." Rendy ikut nimbrung.

"Nah, bener kata si Rendy. Lo mah bucin mulu," ejek Bimbim yang disambung tawa oleh ketiga cowo itu.

"Bucinin baliklah, Zi. Miris gue lihat cowok lo kayak gitu," ucap Bimbim pada Zio.

Zio hanya menoleh dengan pandangan tajam. Hal tersebut membuat Bimbim dan Rendy sedikit terkejut.

"Bercanda, Zi. Serius mulu idup lo," sambung Bimbim.

"Tinggal sama si Agrel-nya aja yang gak serius," ujar Rendy. Kali ini, Bimbim berhasil dibuat tertawa terbahak-bahak oleh lontaran kalimat dari temannya.

Sedangkan Agrel hanya bisa pasrah dengan ejekan kedua temannya tentang hubungan yang ia miliki.

***

Orang-orang silih berlalu-lalang untuk pulang. Sedangkan Rea berinisiatif untuk menunggu Sam yang masih disidang. Tentu saja ia merasa khawatir. Meski memang ini sudah biasa, tetapi tak mungkin bagi Rea untuk membiarkan Sam dalam masalah.

Sedikit tenang karena belum ada tanda-tanda ibu lelaki itu yang bisa jadi dipanggil ke sekolah. Karena Rea selalu tahu, bagaimana perasaan ibu Sam bahkan lewat tatapan saja.

"Re, lo serius mau nungguin si Sam? Tinggalin aja mending. Gak usah nyalurin perasaan khawatir lo terlalu gede, kalo si Sam aja nganggep ini sepele." Ara yang di samping Rea bersuara.

Rea menoleh dengan ekspresi wajah terkejut. "Kok lo ngomong gitu, Ar?" tanyanya.

"Iya, lah. Gue kesel sama si Sam. Mungkin iya, dia pernah ngalamin masalah lebih gede dari masalah yang sering dia lakuin. Tapi dia gak pernah mikirin perasaan orang lain yang khawatir sama dia. Ibunya aja gak pernah dipikirin apalagi temen-temennya," cerocos Ara dengan wajah penuh kekesalan.

Diamond & CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang