D & C: [30]

240 12 6
                                        

Meluasnya kabar tentang Lily dan tuduhan pada Zio sebagai pelakunya benar-benar menggemparkan sekolah di pagi hari ini.

Kabar tersebut sudah terdengar dari semalam. Sama seperti seluruh warga sekolah lainnya, Bu Nara pun sudah ikut mendengar.

Ia sedikit merasa kecewa karena kejadian ini menghancurkan kegiatan yang diadakannya. Lily dan Zio adalah dua orang yang ia angkat menjadi panitia. Seharusnya, kemarin mereka berdua disibukkan dengan tugas yang ia berikan, tetapi kejadian tak terduga membuat semuanya tidak terlaksana.

Akhirnya, Bu Nara memilih untuk menjalani kegiatan lomba literasi itu sendiri. Ia akan memeriksa langsung tanpa mengikutsertakan murid lain.

Namun, tetap saja ini bukan masalah utama. Ia lebih mengkhawatirkan keadaan dua orang muridnya. Lily yang sampai dilarikan ke rumah sakit karena tubuhnya sudah dipenuhi luka-luka, dan Zio yang menjadi tersangka utama.

"Bu Nara sudah mendengar soal Lily dan Zio?" tanya Pak Cukis pada Bu Nara yang baru saja mendudukkan tubuh.

"Sudah, Pak," jawabnya.

"Karena kemarin Sam dan ibunya fokus dulu pada keadaan Lily, maka untuk proses penyelidikan kita mulai hari ini," ucap Pak Cukis selaku guru BK tersebut, "Sam melihat langsung bahwa Zio yang bersama Lily di tempat kejadian. Tolong panggilkan dia untuk diselidiki."

"Sebentar lagi bel, kita panggil setelah bel dibunyikan."

~~~

Keadaan di sebuah ruangan yang sudah dihadiri langsung oleh lima orang terkesan cukup menegangkan. Tatapan Sam pada Zio yang hanya ditanggapi datar adalah penyebab dari ketegangan ini.

Lalu ada pula seorang guru wanita yang merupakan wali kelas Sam dan Zio. Ia akan menyaksikan dan membantu menyelesaikan permasalahan dari kedua muridnya.

"Saat ditemukan, kamu melihat Zio bersama Lily. Benar, Sam?" tanya Pak Cukis meminta kebenaran lagi.

"Lebih tepatnya, Zio ngirim pesan ke saya supaya saya datang ke tempat kejadian. Awalnya saya lihat adik saya sendirian, terus si Zio datang dari belakang," jawab Sam menjelaskan lebih detail.

"Apa kamu akan membantah jawaban Sam?" tanya Pak Cukis pada Zio.

"Tidak. Ucapannya benar," jawab Zio.

"Kamu yang mengirimkan pesan pada Sam, itu berarti kamu sudah di sana. Wajar jika Sam menuduh kamu sebagai pelaku," ucap Pak Cukis.

"Tidak. Bukan saya pelakunya." Kali ini jawaban Zio terdengar menentang.

Sam berdecih mendengar jawaban Zio. "Mana ada orang salah ngaku."

"Tenang dulu, Sam." Wali kelas Sam dan Zio ikut bersuara.

"Atau kamu saksinya?" Bu Nara yang bertanya.

Zio menggeleng. Ia berbohong.

"Jika begitu, yakinkan kami bahwa kamu bukan pelaku ataupun saksi. Kamu hanya melihat Lily yang sudah dalam kondisi luka-luka." Pak Cukis meminta Zio untuk meyakinkan.

"Zio, bicarakan semuanya dengan jujur agar kami bisa membantu. Ibu dan Pak Cukis ingin membantu kamu dari tuduhan Sam dan membantu Sam untuk mencari pelaku dari kejadian yang menimpa adiknya." Bu Nara mencoba menenangkan suasana.

"Apa yang lo lakuin sampe si Lily gak mau ngomong apa-apa?" Sam tak tahan untuk melontarkan pertanyaan ini.

Zio berdecih pelan. Tidak mungkin seseorang melibatkan orang lain yang terkesan asing. Lily pasti menganggap Sam asing. Zio tahu hubungan keduanya tidak seerat yang orang-orang kira. Namun, ini adalah pertanyaan yang sangat Zio harapkan.

Diamond & CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang