[14.1]

9.9K 1.4K 289
                                    

Kini Baekhyun, Taeyong, Doyoung, Yangyang, Chenle dan Layla tengah berkumpul di salah satu gazebo kerajaan dengan teh yang menemani mereka.

"Bagaimana kabarmu Yang Mulia Ratu? Kudengar, akhir-akhir ini kau disibukan dengan pelengseranmu dari posisimu yang sekarang." Tanya Baekhyun sebari menyesap tehnya dengan tenang.

"Aku baik, Nyonya Jung. Pelengseran ini bukan masalah untukku." Ucap Doyoung dengan senyumnya.

"Kau tidak takut kehilangan tahtamu Yang Mulia Ratu?" Tanya Layla.

Doyoung terkekeh, "Aku tidak akan mati hanya karena menurunkan tahtaku pada keturunanku sendiri. Lagipula kurasa kalian tahu bahwa aku bukanlah dari keluarga yang bagus dulunya. Jadi ini semua terasa biasa saja untukku."

"Lalu, bagaimana dengan kabar putra manismu ini Yang Mulia? Yangyang terlihat sedikit berbeda dari terakhir kali bertemu di pernikahanmu dan Kun." Ucap Taeyong.

"Ah iya benar, kalau tidak salah kalian sudah menikah 3 tahun kan? Apa kau tidak memiliki niat memiliki momongan?" Tanya Baekhyun.

Yangyang hanya tersenyum, ia sudah biasa di tanya seperti itu oleh orang-orang disekitarnya, "Aku tidak apa-apa Nyonya Jung, Mama Layla dan Papa Suho sangat berperilaku baik padaku. Kun hyung pun sama baiknya. Aku betah berada didalam keluarga Kim. Untuk momongan aku sudah memikirkannya, tapi Kun Ge sangat mencintaiku hingga belum siap terbagi dengan anaknya."

"Kau terlalu melebih-lebihkan sayang. Sudah sepantasnya kau diperlakukan baik, kau juga anak yang baik dan menggemaskan." Balas Layla yang diiringi anggukkan oleh mereka semua.

Oh mungkin, terkecuali Chenle. Dia sangat benci pertemuan resmi yang penuh basa-basi tidak berguna seperti ini. Ingin rasanya ia melesat pergi menjauh dan menyendiri dikamarnya.

"Kalau Chenle, berapa umurmu sekarang sayang?" Tanya Baekhyun.

Dengan terpaksa, Chenle tersenyum. "Aku tahun ini berumur seribu tahun, Nyonya Jung."

"Yangyang."

Semuanya menoleh kearah sumber suara, mereka melihat Kun yang menyender pada besi jembatan kecil dengan gagahnya disana. Menatap sang istri tercinta lalu tersenyum manis.

Yangyang membalas tersenyum pada Kun, ia pun berdiri dari kursinya dan menunduk sedikit untuk memberi hormat pada para istri pemimpin itu.

Yangyang ingin tertawa saat melihat raut wajah malas adiknya. Ia yakin kalau didalam hati Chenle sudah menyumpah-serampahi kondisinya kini.

"Aku izin untuk menemui suamiku, Ibu, Mama, Nyonya-Nyonya Jung."

Doyoung tersenyum, "Susul sana, kasian suamimu menunggu."

Yangyang pun membungkukkan badannya dan berjalan menghampiri suaminya.

Kun tersenyum pada para istri pemimpin itu dan juga adik iparnya yang terlihat ogah menatapnya. Kun sangat memahami sifat adik iparnya yang benar-benar benci kehidupan itu.

"Ada apa ge?"

Kun menatap istrinya lalu menarik pelan tangannya ketempat yang lebih sepi dari sebelumnya. Yangyang hanya menatap bingusng suaminya tapi tetap mengikutinya.

Mereka berdua pun duduk disalah satu bagian taman kerajaan yang terlihat sepi dari pelayan-pelayan yang bekerja.

"Sayang, aku mau tanya. Kau tahu dimana Renjun? Ku dengar ia tidak ada didalam kerajaan." Ucap Kun.

"Chenle bilang Renjun sedang berada di South bersama Jeno, anak kedua Tuan Jung dari dua hari yang lalu. Kenapa memangnya?" Tanya Yangyang.

Kun menghela napasnya, ia melihat kearah sekitar untuk memastikan semuanya aman dan tidak ada yang menguping pembicaraannya.

The Jungs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang