[17]

7K 1.2K 105
                                    

Mark menghela napasnya lega kala ia kini sudah berhasil berdiri didepan gerbang South bersama dua orang yang menunggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark menghela napasnya lega kala ia kini sudah berhasil berdiri didepan gerbang South bersama dua orang yang menunggunya. Awalnya Mark terkejut saat bukan hanya Renjun yang sudah berada disana, tetapi ada Haechan juga yang datang menghampirinya bersama bunga matahari digenggamannya.

"Haechan..."

Haechan tersenyum, ia memberikan satu tangkai bunga matahari pada Mark, "Selamat datang di South Neo, Mark."

Mark menerima bunga itu dengan ragu, ia menatap Renjun yang juga ikut tersenyum. "Aku sengaja mengajak Haechan, Mark hyung tenang saja. Kedatanganmu kemari sudah diketahui banyak pihak dan kau tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk menyusup kemari."

Ucapan Renjun di angguki oleh Haechan, "Yap, aku tidak tahu apa yang membuatmu datang kemari, hanya saja saat Renjun berkata padaku jika kau akan datang kemari aku memintanya untuk ikut."

Mark terdiam, ia hanya menatap Haechan dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasa bersalah menyeruak dalam dadanya, mengingat sebuah janji yang ia ingkar pada makhluk manis didepannya ini.

Sebelum ia kembali ke North, ia sempat berjanji pada Haechan bahwa ia akan kembali dengan tangan yang memegang keberhasilannya menghadap keluarganya. Nyatanya semua omong kosong, ia gagal lagi.

Ia kehilangan adiknya, ia kehilangan kepercayaan dari Ayahnya, ia kehilangan hormatnya di mata Jeno, ia kehilangan senyum sang Mama, dan mungkin ia akan kehilangan Haechan juga jika ia jujur pada keluarganya.

Saat ini, Mark hanya memiliki Haechan sebagai pijakannya. Haechan adalah satu-satunya yang mau membantu menopang beban di pundaknya. Tapi, Mark tidak yakin bahwa Haechan mampu.

Ah atau mungkin, Mark yang tidak yakin jika dirinya mampu menghadapi keluarga Jung.

"Mark, kenapa?" Tanya Haechan, ia menyentak Mark sedikit saat melihat Mark hanya menatapnya kosong.

Mark menggelengkan kepalanya, ia tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, terimakasih sudah menjemputku kemari. Alasanku datang kesini hanya karena aku ingin menemuimu."

"Hm? Aku? Memangnya ada apa?" Tanya Haechan. Ia menatap Mark dengan bingung, Mark semakin tersenyum melihat Haechan yang kebingungan dengan telunjuknya yang menunjuk pipinya sendiri. Menggemaskan bagi Mark.

"Ya, lagi pula aku sudah berjanji untuk menemuimu lagi kan?"

Haechan tersenyum, jujur ia senang saat Mark menemuinya lagi. Haechan berharap, Mark kembali bertemu dengannya dengan mental yang lebih baik, Haechan tidak tahu apa yang sebenarnha terjadi pada Mark. Mark terlihat kusut dengan pakaian yang tidak sedikit kotor, terlebih Mark datang sendirian tanpa Jeno maupun Sungchan. Sedikitnya Haechan merasa khawatir.

"Pakaianmu kotor, mau ganti?" Tanya Haechan. Ia mengambil keranjang kecil yang ia bawa, keranjang itu berisi mantel tebal yang memang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga.

The Jungs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang