[15.1]

9.2K 1.5K 713
                                    

Mark, Jeno dan Sungchan kini berada dirumah utama keluarga Jung—lebih tepatnya didepan gerbang megah mansion utama keluarga Jung yang ditempati oleh Kakek dan Neneknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark, Jeno dan Sungchan kini berada dirumah utama keluarga Jung—lebih tepatnya didepan gerbang megah mansion utama keluarga Jung yang ditempati oleh Kakek dan Neneknya. Setelah tiga hari mereka pergi meninggalkan rumah, akhirnya mereka kembali. Jeno juga sudah menghubungi ibunya—Taeyong agar datang kerumah sang Kakek.

"Rencana awal, selesaikan terlebih dahulu urusan tanda kalian. Mark, Jeno, dan Sungchan. Kalian harus menemui orang tua kalian dan mengakui semuanya didepan mereka bahwa kalian mau memperjuangkan jodoh kalian. Bagaimanapun caranya, kalian harus kembali kemari untuk melakukan penyidikan bersama anakku, Shotaro, Paham?" Ketiga Jung bersaudara itu pun mengangguk dan menjalankan perintah Yuta dengan baik.

Ya, itu adalah awal rencana mereka. Menyelesaikan terlebih dahulu urusan pribadi mereka masing-masing adalah pilihan yang terbaik. Bagaimana pun juga awal mereka bertemu adalah untuk urusan pribadi.

"Ayo masuk." Ucap Jeno, mereka hendak melangkah namun Mark terlihat diam saja, ia menundukkan kepalanya. Bebannya yang ia pikul memaku kakinya dengan kuat hingga membuatnya tidak bisa melangkah maju untuk menentang ketidak adilannya selama ia menjadi putra utama Jung didalam keluarga ini.

Mark adalah harapan semua orang di keluarganya, semua orang berharap padanya agar bisa menjadi sosok pemimpin yang terbaik yang bisa menduduki tahta tertinggi di bumi. Ia tidak ingin mengecewakan siapapun, walaupun Kakeknya terlihat sangat ambisius dan sangat menekannya, ia tahu Kakeknya sayang padanya.

Neneknya pun sama, ia keras sifat namun lembut prilaku. Ia tidak bisa melihat wajah kecewanya, Nenek dan Kakeknya sudah pernah kehilangan Paman Sehun dan Mark tidak ingin Baekhyun kehilangan ketiga cucunya juga. Terlebih Chanyeol sangat mengharapkannya. Papa dan Mamanya juga, ia tidak ingin mengecewakan mereka.

Mark tidak bisa membayangkan raut wajah Jaehyun yang marah besar, ia juga tidak bisa melihat wajah kecewa sang Ibu.

Pikiran, hati dan isi kepalanya semua terbebani. Rasanya ia benar-benar ingin membunuh dirinya sendiri.

Tapi Mark juga punya tanggung jawab lain. Haechan sudah menjadi takdirnya dan jalan pilihannya adalah bertahan bersama Haechan dan menghancurkan tradisi yang merumitkan segalanya itu.

Namun rasanya tetap sangat berat. Jalan mereka terlalu dipenuhi batu. Sulit rasanya untuk bisa bersama dengan tenang.

"Aku takut..." gumam Mark. Dengan kompak, Sungchan dan Jeno menepuk bahu Mark.

"Kau yang selama ini selalu menjadi tameng kami dan selalu menjadi orang yang lebih nekat daripada kami. Kau juga yang rela berkorban masa depan untuk memikul beban keluarga sendirian, kenapa takut? Kita hadapi sama-sama, ok? Ini saatnya kau bekerjasama dengan kami. Kita berdua adikmu, apapun yang kita hadapi didalam adalah bentuk tanggung jawab juga. Kau jangan terlalu banyak memikirkan orang lain hyung, dirimu juga penting." Jeno mengusap punggung Mark, berusaha meyakinkan kakaknya itu.

The Jungs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang