[19.2]

4.8K 686 104
                                    

yang baca aja tapi gak komen kita musuhan fix!
yang baca terus udah vote tapi tetep gak komen, kita musuhan juga, huh! 😡😥

yang baca aja tapi gak komen kita musuhan fix!yang baca terus udah vote tapi tetep gak komen, kita musuhan juga, huh! 😡😥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tepat pukul enam pagi, matahari mulai terlihat dan salju mulai kembali pada suhu normal. Pasukan Wong kini sudah di tawan oleh para pasukan Mark. Setelah Giselle melemparkan kekuatan cahayanya pada Yeonjun, Mark langsung menggeret tubuh Yeonjun yang masih hidup di depan para tawanan mereka.

Dengan senyum penuh kemenangan, para prajurit Mark tersebut menahan dan menarik rambut para pasukan Wong yang mereka tangkap. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa kabur dari pasukan Mark.

Tubuh Yeonjun yang tak bertenaga dengan mata yang tidak bisa melihat lagi juga tubuhnya yang setengah hangus itu Mark tendang hingga menghadap seluruh pasukan Wong.

"Ini akibat kalian melawan kami, orang-orang bodoh seperti kalian tidak pantas mendapat kemenangan. Hari ini adalah hari akhir bagi kalian untuk melihat matahari." Ucapan Mark bagai pengiring kematian bagi seluruh pasukan Wong.

"Dengan ini, pasukan kalian ku nyatakan selesai.."

BRASHH!

Pedang yang di bawa oleh Mark berhasil menebas kepala Yeonjun hingga darah tersebut menyebur keluar begitu banyak membahasi putihnya salju di bawah mereka. Pasukan Wong tersebut terkejut dan langsung memberontak untuk di lepaskan. Karena jika pemimpin mereka sudah mati, artinya mereka semua juga akan mati.

Para prajurit Mark pun tidak tinggal diam, mereka mengikat para prajurit tersebut dengan kekuatan mereka, di tambah dengan tanaman rambat Haechan yang mengikat kaki beberapa pasukan terdepan.

Mark mengangkat kepala Yeonjun. Wajah Yeonjun dengan mata terbuka dan mulut yang penuh darah tersebut terpampang begitu jelas. Mark tersenyum lalu berkata, "Eksekusi mati, semuanya."

DRAG!

BRASHH!!

Suara pedang memenggal kepala tersebut terdengar begitu serentak. Salju putih di bawah kaki mereka kini menjadi lautan salju dengan berbagai warna darah mereka.

Haechan melepaskan kekuatannya lalu menghampiri Mark. Haechan tersenyum pada Mark lalau mengusap wajah Mark yang tampak kotor. "Kau luar biasa, Mark."

"Terimakasih." Jawab Mark, ia tersenyum lalu melemparkan kepala Yeonjun kepada Giselle.

Giselle yang terkejut sontak menangkap kepala tersebut. Dan terpekik kala menyadari wajah Yeonjun yang masih terlihat menyeramkan. Karena keterkejutan Giselle tersebut berhasil membuat Mark dan yang lainnya tertawa.

"Sialan! Wajahnya jelek sekali!" Pekik Giselle lalu melemparkan kembali kepala Yeonjun pada Yangyang.

Yangyang menangkapnya dengan santai lalu tertawa, sejenak ia memperhatikan wajah Yeonjun. Ia teringat kala pertama kali bertemu dengan Yeonjun. Sejujurnya Yangyang sangat kasihan pada Yeonjun, ia bukan tanpa alasan melakukan hal ini. Yeonjun dahulu adalah anak baik, ia melakukan hal ini untuk membalaskan rasa dendamnya pada pemimpin Kim yang mengeksekusi adiknya, Kai namanya.

The Jungs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang