[18.3]

5.8K 913 227
                                    

Jisung menatap beberapa laporan dari para prajurit yang berada di bawah kuasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung menatap beberapa laporan dari para prajurit yang berada di bawah kuasanya. Jisung tersenyum lalu menatap Ayahnya dan memilih untuk langsung menyerahkan laporan yang ia lihat pada sang Ayah.

"Dia benar-benar takut sepertinya." Ucap Jisung. Lucas yang melihatnya hanya tertawa pelan, ia membaca dengan baik dari laporan itu.

"Tidak sia-sia memasukan satu penyusup diantara mereka. Rencana mereka cukup baik dengan menyerang laut hitam." Ucap Lucas.

"Bagaimana kalau kita berikan mereka sedikit kejutan di sana, Ayah?"

"Tentu, lakukan sesukamu." Balas Lucas.

Laporan itu berisi apa saja yang direncanakan oleh Mark. Lucas sudah memasukan salah satu penyusupnya disana untuk memastikan kondisi musuhnya. Harus Lucas akui, Mark cukup hebat dalam memimpin perang mereka.

Tapi dari segi jumlah pun Lucas sudah jauh lebih unggul. Lucas sebenarnya hanya memiliki sembilan ratus ribu prajurit yang ia sebarkan, di tambah dengan prajurit buatan dari Eunwoo yang membuat prajuritnya kini bertambah menjadi satu juta tiga ratus ribu prajurit.

Belum lagi perang yang di pimpin oleh Mark tidak memiliki pemimpin asli, walaupun Mark adalah calon pemimpin Jung nantinya tapi pastinya ada satu atau dua kubu dari pasukannya sendiri yang meragukan dirinya sebagai pemimpin.

Mark masih tidak memiliki pengalaman perang apapun, pasti sangat mudah bagi mereka mencuci pikiran para prajurit itu dan membanting Mark tanpa perlu peperangan yang panjang.

"Jisung, sebelum semuanya benar-benar dimulai ada yang ingin Ayah tanyakan." Ucap Lucas.

Jisung hanya terdiam sebari melihat Ayahnya, "Apa?"

"Apa yang membuatmu yakin putra bungsu keluarga Moon itu berada di pihak kita?"

Jisung terdiam, ia meremat sedikit tangannya dan membuang wajah dari tatapan sang Ayah.

"Ia sendiri memiliki isu dengan Kakaknya, sangat mudah mempengaruhinya." Ucap Jisung tanpa melihat Lucas sedikit pun.

Lucas tersenyum, "Kau yakin? Bukan karena ia jodohmu dan kau berniat melindunginya dariku sehingga kau mengajaknya untuk bersama denganmu?"

Tubuh Jisung seketika menegang mendengar ucapan sang Ayah, ia menatap wajah Ayahnya yang terngah tersenyum padanya.

"... Tidak."

Lucas kembali mengangguk, "Baiklah, aku percaya. Kau tidak perlu tegang seperti itu, aku juga tidak peduli kalau kau berbohong atau tidak. Tapi jika ia mengganggu, aku tidak segan untuk memenggal kepalanya."

Jisung hanya terdiam, ia pun mengangguk dan memilih untuk berjalan keluar. Ia terkejut kala melihat Chenle ada didepan ruangan Ayahnya.

"Sejak kapan kau disitu?" Tanya Jisung.

The Jungs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang