Dua hari setelah pembicaraan antar keluarga Jung saat itu. Kini Jeno hanya bisa berdiam diri dikamarnya.Pikirannya mulai bercabang, ada banyak hal berkecamuk di pikirannya. Tentunya ia tidak ingin dibuang begitu saja seperti pamannya, tapi tentu saja Jeno tidak bisa menentang takdir. Ia tidak tahu apa yang akan ada di masa depannya. Dia tidak seperti sahabatnya yang bernama Renjun, ia tidak bisa melihat masa depan sepertinya.
"Jeno?" Panggil Taeyong saat ia hendak masuk kedalam kamar anaknya itu lalu berdiam diri didekat pintu.
"Sedang apa?" Tanya Taeyong, perlahan ia mendekati putra tengahnya itu dan ikut duduk ditepi ranjang.
"Bukan apa-apa Ma." Ucap Jeno.
Taeyong tersenyum, tangannya mengulur mengusap kepala anaknya yang sekarang jauh lebih tinggi darinya.
"Jangan terlalu dipikirkan, Mama tahu kedepannya memang bukan kita yang menentukan. Tapi tidak ada salahnya untuk cari tahu siapa jodohmu kan?" Taeyong senantiasa mengusap pucuk kepala anaknya.
Jeno memejamkan matanya. "Iya Ma, aku tahu. Hanya saja apa yang aku rasakan sekarang saat ini sedikit membingungkan. Kenapa juga harus ada peraturan seperti itu? Menyusahkan sekali, Ma." Keluhnya.
Taeyong terkekeh pelan. "Memang seperti itu sayang. Kau harus banyak membaca, ada banyak buku sejarah keluarga kita, bacalah salah satunya dan kau akan paham."
"Kalau begitu, boleh aku tanya satu hal?"
"Tentu."
Jeno membuka matanya, mengambil posisi menghadap Taeyong dan mulai tersenyum hingga matanya perlahan menghilang tenggelam dalam senyumnya. Taeyong tertegun sesaat melihat paras putra keduanya yang mirip sekali dengan sang suami, Jaehyun.
"Bagaimana Papa bertemu dengan Mama?" Tanya Jeno.
Tubuh Taeyong sontak menegang, wajahnya perlahan mulai memerah. Melihat itu Jeno menaikan sebelah alisnya, sedangkan Taeyong hanya tertawa kecil, "Awal yang buruk haha."
"Hm? Buruk bagaimana?"
"Papamu dulu mengira Mama adalah seorang gelandangan." Sontak Jeno membulatkan matanya.
"Bagaimana bisa?! Astaga, Tuan Jung yang satu itu benar-benar ya! Dia berani sekali mengatai Mamaku!" Kesal Jeno. Taeyong hanya tertawa.
"Marahi saja sana Papamu, memang keterlaluan dia hahahaha." Tawa Taeyong.
"Lalu, setelah itu?"
"Ya, Jaehyun mengira bahwa aku seorang gelandangan yang berhasil menyusup kedalam rumah keluarga Lee. Sebenarnya, bukan salah Papamu seutuhnya sampai-sampai ia mengira Mama seperti itu. Saat itu Papamu sedang ada pertemuan dengan keluarga Mama bersama Kakekmu, Mama yang baru saja pulang dari danau dengan baju yang dan—yah, basah, kotor dan juga bau hahaha."
Jeno terdiam sebentar sebelum akhirnya ia terkekeh, itu artinya pemikiran kalau ia dan Sungchan adalah anak pungut berarti salah besar. Ternyata kelakuannya yang satu itu mirip dengan Mamanya. Berbeda dengan Mark yang hanya mewarisi wajah ibunya, sedangkan kelakuannya kaku sekali seperti ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jungs
Fanfiction[Romance] [Fantasy] [M] Keluarga Jung adalah keluarga vampir terhormat dan keluarga paling berpengaruh di Neo Kingdom. Setiap aturan dalam keluarga itu harus dipatuhi. Dan setiap vampir yang berumur seribu tahun, wajib untuk mendapatkan jodoh mereka...