Menghindar

323 51 1
                                    

"Kak San!" Sebuah teriakan membuat Sania yang barusan keluar dari perpustakaan fakultas kaget kemudian menoleh.

"Yulia?" Sang pemilik nama melambaikan tangannya seraya berjalan mendekat kearah Sania.

"Abis minjem buku kak?"

"Balikin buku sih lebih tepatnya. Kamu gak kelas?"

"Udah selesai hihi. Kakak sendiri ada kelas?"

Sania menggeleng. Hari ini ia hanya ada 2 kelas dan itupun sudah selesai sebelum jam 11.

"Kenapa nih nanya-nanya? Biasanya juga kamu sok gak liat kalo ketemu kakak di kampus."

"Ishh enggak yaa kak. Emang kapan aku gitu?" Yulia yang mulai panik membuat Sania cekikikan.

"Canda, Yulia sayang." Goda Sania sebelum mengandeng lengan kiri Yulia dan mulai berjalan bersama. "Kenapa?"

"Di lapangan utama lagi ada event dari anak Sastra Jepang. Kesana yuk kak, temenin Yulia." Rengek Yulia.

"Kamu gak ngajak cicik kesana?"

"Cherry masih kelas jam segini. Lagian kakak kan suka banget makanan Jepang, katanya stand makanannya banyak macemnya loh."

"Yaudah deh." Jawab Sania akhirnya. "Dari kemaren pengen makan takoyaki tapi gak kesampean."

"Nah gitu. Yuk!"

Mereka pun bersemangat pergi ke lokasi diselenggarakannya event itu. Ketika sudah sampai, disana ternyata sudah ramai dipenuhi orang-orang pengunjung. Dan sesuai perkataannya Yulia, berbagai macam makanan yang dijual ada disana. Mulai dari jajanan kaki lima khas Jepang hingga sushi ada semua.

"Kayaknya yang jual takoyaki disebelah sana deh kak—itu dia!" Seru Yulia ketika berhasil menemukan yang dicari-cari. "Loh bukannya itu Kak Dannish ya?"

Sania membeku ditempat saat mendengar nama Dannish. Ia masih dalam masa menjaga jarak dengan orang pemilik nama itu.

"Sama cewek kayaknya. KAK DANNISH!"

Yak, mampus!

Sania semakin panik setelah Yulia memanggil Dannish yang tentu saja orang tersebut menoleh. Otaknya berusaha mencari cara pergi dari sini.

"Yul! Sori, tapi baru inget kalo Monica tadi nitip minta dibeliin nasi padang jadi aku harus pergi. Bye!" Tanpa menunggu jawaban Yulia, Sania langsung mengambil langkah pergi.

"Perasaan Kak Monica kemaren bilang lagi diet deh."

"Yul?"

"Eh, hai kak Dannish!" Yulia baru menyadari Dannish sudah berdiri disampingnya.

"Kesini sendirian?"

"Tadi sama Kak Sania tapi tiba-tiba pergi mau beli nasi padang buat Kak Monica katanya." Jelas Yulia menatap penuh kebingungan punggung Sania yang menjauh.

Dannish mengikuti arah pandang Yulia kemudian menghela napas panjang. Ia tahu jika perempuan itu sedang menjauhinya karena ucapannya. Baru menyadari ucapan Chandra di studio tempo hari itu benar.

"Kakak kesini juga gak sendiri." Celetukan Yulia membuat lamunan Dannish buyar. Gadis itu kini sudah mengalihkan pandangannya kearah perempuan cantik disamping Dannish.

"Oh kenalin, Kyla, temen sekelas aku. La, ini Yulia anak maba psikologi. Penghuni kosan mertua juga."

Perempuan bernama Kyla itu mengangguk-angguk paham. "Halo."

Yulia menerima jabat tangannya. "Salam kenal ya kak."

"Well, sepertinya lo udah punya partner buat liat acara ini. Kalo gitu gue balik. Takut kemaleman."

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang