Mobil vw kombi yang memasuki area fakultas teknik pagi ini, menurunkan salah satu mahasiswa dari kampus itu. Setelah sempat tidak masuk kuliah, mahasiswa itu kini sudah kembali beraktivitas normal sejak kemarin.
"Makasih bangetttt yaa." Ujar Nayla pada sosok yang duduk di posisi kemudi. "Gak tau lagi deh kalo gak ada lo, Je."
"Sans. Selama ada Jeje masalah pasti beres." Jawabnya penuh percaya diri.
Nayla tertawa riang dibuatnya. "Abis ini lo langsung ke kafe?"
Ia menggeleng. "Hari ini gua gak di kafe. Ada jadwal latihan bareng anak-anak soalnya. Jadi, jangan nyari Jeje di kafe yaa."
"Pede banget dah lo! Parah." Tawa Nayla kali ini lebih kencang.
"So gue jemput jam berapa?"
"Hmm ntar gue kabarin lagi deh, biar enak langsung ke bengkel ambil mobilnya."
"Okee."
"Gue utang banyak sama lo."
Jeje sudah siap menjalankan kembali mobilnya. "Cepet bayar, ntar dosa."
"Mau bayar pake apa? Kartu atau tunai?" Nayla mencoba bercanda.
"Bayar pake nyawa."
"Sialan!" Tawa mereka, sebagai tanda perpisahan.
Hingga mobil Jeje menghilang keluar gerbang fakultas, barulah Nayla mulai melangkah menuju kelas. Namun ia justru sudah dihadang dengan sahabatnya yang sejak tadi diam-diam memperhatikan percakapan Nayla dan Jeje. Jeniffer dan Jessy kompak memberi tatapan penuh selidik kearahnya.
"Kalian ngapain? Sejak kapan kalian disitu?"
"Jess, nyium bau aneh gitu gak?" Tanya Jeniffer, menghiraukan pertanyaan Nayla.
"Yes, bau-bau udah move on."
Mengetahui sahabatnya sedang menyindirnya, Nayla hanya memutar bola matanya dengan malas dan berlalu.
"Siapa tadi? Udah maen anter jemput aja." Jeniffer langsung mengikuti langkah Nayla lalu diikuti Jessy.
"Iyaa, gak cerita-cerita nih Nayla mah."
"Tapi gak papa Jess. Biar gak ada lagi adegan dateng dadakan ke rumah orang malem-malem sambil nangis."
Nayla yang sudah tidak tahan lagi akhirnya menghentikan langkahnya menatap penuh sahabatnya. "Ihh kepo bener yaa kalian. Dia itu anak pemilik kos gue, mobil gue lagi dibetulin di bengkel jadinya gue nebeng dia."
Penjelasan panjang Nayla membuat mereka kembali kompak ber-o ria.
"Puas, wartawan lambe turah?"
"Eh tapi lo udah gak papa kan?" Tanya Jessy. "Gak sensitif gitu denger nama tiga-huruf itu."
"Lebay, ngomong aja langsung 'Ian'. Gak usah pake tiga huruf tiga huruf segala. Gue biasa aja."
"Syukur deh. Kan ada tuh yang gak suka denger mantannya abis putus."
"Hai semua," Sebuah sapaan yang menyela perbincangan mereka, mengganti atensi mereka.
"Sayang!" Seorang pria dengan perawakan yang masih muda datang langsung dihadiahi pelukan erat dari Jeniffer.
"Eh Isa, tumben kesini." Nayla membalas sapaannya.
"Liat kesayangan bentar." Cengirnya. "Sekalian mau ngasih ini. Tadi ada yang nitip ke aku suruh kasih ke Kak Nayla."
Sebuah undangan kecil diterimanya. "Siapa?"
"Yeni?" Baca ulang Jessy. "Yeni maba sekaligus adek kelas kita pas SMA itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-kosan Mertua
Fanfic"Selamat datang di kosan Nyak! Mampir aja dulu, siapa tau nyaman trus bisa jadi besanan." -Mpok Jamela EAKK! GenderBender