Lampu Hijau

202 29 4
                                    

"Jeje masih kuliah? Apa udah kerja?" Pertanyaan itu dilontarkan Papahnya Nayla ketika sesi makan siang bersama. Jeje yang sedang menyeruput kuah sayur asem jadi terhenti.

Ia sudah menduga akan ditanya seperti itu. Dan sebenarnya hal itu yang paling ditakutinya. Jeje khawatir jika keluarga Nayla menolaknya hanya karena perbedaan jenjang pendidikan ini. Mengingat latar belakang keluarga gadis itu memiliki pendidikan tinggi.

"Saya.. gak kuliah Om. Abis lulus SMA saya langsung kerja."

"Ow.." Bisa Jeje lihat raut sedikit kekecewaan kedua orang tua itu.

Namun Nayla yang melihat itu semua langsung pasang badan. Mencoba menepis semua pikiran negatif dari orang tuanya. "Jeje punya bisnis, Pah. Coffeshop gitu deket kampus. Walaupun gak begitu gede tapi menunya enak kok, pelayanannyan juga bagus. Papah sama Mamah cobain sekali deh kesana!"

"Beneran??"

Gadis itu mengangguk semangat. "Dia juga suka ngeband. Pinter main gitar loh kayak Papah."

"Jangan bilang kakak salah satu anggota WTF? Mirip soalnya." Sheyla ikut-ikutan penasaran.

"Kamu tau Sheyl?" Tanya Nayla.

"Tau lah! Anak-anak kampus aku kan pada suka lagunya. Jadi bener kakak vokalisnya??"

"Yap.."

"Damn! Kakak ipar gue artis!" Heboh gadis itu. "Ntar minta foto yaa kak! Mau aku pamerin ke anak-anak."

Perubahan tanggapan itu membuat Jeje akhirnya kembali tersenyum. Dari bawah meja tangan Nayla sudah menggenggam tangannya, melengkapi sela-sela jarinya yang kosong. Ia tahu jika gadis ini ada dipihaknya. Selalu.

Sehabis sesi makan siang mereka, Jeje langsung disibukin sama obrolan soal musik dengan Papahnya. Ia diperlihatkan koleksi vinyl klasik pria paruh baya itu yang ternyata lumayan banyak. Kebanyakan dari penyanyi rock lawas.

Nayla bersama Mamah dan adiknya saling membantu membersihkan meja makan. Dari jauh bisa ia dengar tawa bersama mereka. Cepet juga yaa mereka akrabnya.

"Teh kalo udah selesai, bersihin kamar kamu yaa buat tempat Jeje istirahat. Biar malam ini dia tidur disitu, kamu bareng Sheyla. Abis itu tolong beliin Mamah bajigur sama cuanki. Ajak aja Jeje sekalian buat jalan-jalan liat Bandung."

"Siap Mah." Ia pun segera menjalankan titahan Mamahnya tersebut.

***

Mya dan Dannish tiba di panti dengan selamat. Mereka datang kembali sejak terakhir kali saat acara fakultas gadis itu. Ibu panti serta anak-anak menyambut mereka dengan penuh suka cita. Karena akhirnya mereka menepati janjinya untuk mampir lagi.

"Kamu datang di waktu yang tepat Mya. Ada yang mau ketemu kamu hari ini."

"Siapa bu?"

Ibu panti hanya tersenyum. "Nanti kamu bakal tau."

"Yang mau difoto ayo kesini!!!" Seru Chandra sambil membawa kamera miliknya. Anak-anak panti langsung mengerubunginya dengan antusias. Mereka sangat menyukai jika difoto nampak dari cara mereka yang langsung berpose didepan lensa kamera. Chandra jadi ikut senang melihatnya.

"Kak!" Celetuk salah satu dari mereka. Gadis kecil yang dikucir dua itu menarik ujung baju Chandra. "Kakak gak pacaran kan sama kakak dokter cantik itu?"

"Emang kenapa?"

"Sama aku aja kak! Aku suka kakak soalnya kakak cakep!" Polosnya.

Chandra dibuat ketawa olehnya. "Daripada mikirin pacaran mending kamu belajar biar bisa kayak kakak dokter cantik itu."

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang