Cinta Pertama

205 31 3
                                    

Flashback...

"Chandra kamu mau kemana lagi?! Jangan bilang ke tempat Haji Jupri?!"

Bocah yang baru beranjak kelas 2 SMA itu langsung mengerem mendadak. Wajahnya berubah cemberut melihat Papinya sudah menghadang jalan keluar. "Ihh emang ga boleh?!"

"Kamu tuh, tiap hari kesana udah kayak gak punya tempat tinggal, gak malu apa??"

"Mau main doang, Pi. Kak Je barusan beli gitar baru, aku pengen liat!!" Rengek Chandra.

"Tapi kamu janji sebelum makan malam udah balik?? Kalo sampe jam segitu kamu belum pulang, Papi tarik deal-dealan kita tentang studio kamu."

Mata Chandra langsung terbelalak. Ia tentu saja tidak ingin hal itu terjadi. Karena itu sudah menjadi mimpinya sejak kecil yaitu memiliki studio musik sendiri. "Iyaiya, janji!"

Setelah menyanggupi, Chandra akhirnya berhasil menuju tempat Jeje. Rumah tempat dimana kakak kesayangannya itu tinggal. Ketika sampai disana, suasana rumah itu tampak ramai. Didepannya ada mobil box yang sibuk menurunkan barang. Beberapa orang termasuk Jeje ikut membantu.

"Kak Je!"

"Oh Chan!" Jeje menghampiri siswa SMA itu.

"Ada penghuni baru yaa kak?"

"Iya, gue kenalin dulu sebelum main gitarnya!" Lengan Chandra sudah diseret masuk oleh kakaknya itu. Penghuni baru itu sedang menyusun buku miliknya.

Sekilas Chandra melihat siluet belakang gadis itu biasa saja namun kesan itu seketika berubah begitu dia menoleh kearahnya. Aura yang misterius namun memiliki tatapan hangat nan teduh terpancar kuat dari bola matanya.

"My, ada yang mau aku kenalin, ini Chandra. Chan, kenalin Mya." Terang Jeje.

Gadis yang bernama Mya itu tersenyum tipis seraya menjulurkan tangan kanannya pada Chandra. "Mya."

"Chandra. Salam kenal."

Sejak hari itu, kehidupan Chandra berubah 180 derajat. Ia jadi sering merasakan kupu-kupu berterbangan didalam perutnya setiap didekat Mya. Dan itu membuatnya geli sekaligus bahagia.

"Biasanya itu gejala orang jatuh cinta, Chan." Itu jawaban Jeje ketika ditanya soal ini.

"Masa sih..?"

Jeje yang awalnya sibuk memetik gitar barunya akhirnya menoleh. "Kenapa? Lo jatuh cinta yaa?? Cieeelahh Chandra dah gede sekarang! Kasih taulah ke kakak kesayangan lo ini siapa orangnya??"

"Gak ah! Yang ada ntar Bang Je godain mulu!"

Tawa kencang Jeje menggelegar di ruang kamarnya.
























































Kak Mya itu kalo diibaratin lagu, kayak lagunya BCL yang Cinta Pertama(Sunny)...

Setiap kali denger itu aku berasa melihat dia lagi senyum dibawah pohon sakura yang bermekaran.. nampak cantik..

Flashback end..





































































Chandra itu terlihat sibuk memasukkan pakaiannya kedalam tas ransel. Keputusannya sudah bulat. Ia akan kembali ke rumah orang tuanya sehingga tidak akan ada yang ditemuinya lagi. Termasuk Mya, cinta pertamanya.

Keputusannya meninggalkan dunia musik juga sudah bulat. Membuang semua mimpi-mimpi sejak kecilnya. Ia sudah memberikan studionya pada Dannish dan Chou sepenuhnya untuk diurus.

Setelah dirasa yang dibawa sudah cukup ia pun bergegas keluar. Semua akan berjalan sesuai rencananya jika tidak bertemu dengan orang yang paling ia hindari untuk saat ini.

Jeje.

Orang yang selalu ia anggap sebagai panutannya itu sudah berdiri di depan apartemennya.

"Ngapain disini? Masih kurang gue bikin bonyok muka lo?"

"Mau kemana?" Jeje tidak mengindahkan pertanyaan Chandra barusan.

"Bukan urusan lo-"

Pria yang lebih tua langsung menahan lengan yang muda. "Lo.. mau keluar dari band?"

Ekor mata Chandra menangkap pot bunga besar yang bergerak di ujung lorong apartemen. Ia tahu ada Dannish dan Chou yang diam-diam mengintip dari sana. Penasaran dengan nasib band mereka.

"Iya. Mulai sekarang gue bukan personil WTF lagi. Jadi silahkan cari drummer baru."

"Chan lo boleh marah dan benci sama gue, tapi jangan sampe ngorbanin anak WTF yang lain."

"Sejak kapan lo jadi care lagi sama nasib WTF?? Latihan aja lo ga dateng. Lebih mentingin make out di tempat umum daripada persiapan buat manggung."

"Lo kenapa sih?? Dari kemaren nyindir hubungan gua sama Nayla terus. Lo ga suka? Iri?"

Bukan. Chandra sama sekali bukan ga suka dengan hal itu. Justru ia adalah orang pertama yang ikut bahagia mendengarnya. Itu artinya sahabatnya telah menemukan orang yang tepat. Ia hanya benci jika kebahagiaan itu ternyata melukai orang yang ia sayang.

"Gak, gue cuma gak suka sikap lo. Sikap yang udah bikin Kak Mya sekarat semalam."

Setelah menyelesaikan kalimatnya itu, Chandra akhirnya berlalu meninggalkan Jeje sendiri. Ia sempat melewati Dannish dan Chou yang sedari tadi mengintip.

"Bang gimana?" Tanya Dannish langsung menghampiri.

"Chandra beneran keluar Kak?"

"Gak dan gak ada yang bisa gantiin posisi dia. Karena WTF itu empat orang, Gua, Dannish, Kokoh, sama Chandra." Jelas Je penuh penekanan.

***

"Dokter bilang besok udah bisa pulang kalo gak ada keluhan lagi." Nayla mengamati Mya yang sibuk menikmati makan siangnya. Sesuai permintaan Jeje, gadis itu menemani Mya sepanjang hari ini. Untungnya hari ini tidak ada kelas jadi ia bisa leluasa di rumah sakit.

Penghuni kos-kosan mertua juga udah nyempetin jenguk Mya tadi pagi. Mereka langsung khawatir begitu tau gadis itu masuk rumah sakit. Terutama Nyak. Dia sampe nangis karena jadi keinget dulu asma Mya pernah kambuh walaupun gak separah ini. Tapi tetep aja setiap inget kejadian itu Nyak selalu trauma.

"Agak aneh yaa kak ngeliat mahasiswa kedokteran malah jadi pasien bukannya dokter." Celetuk Mya.

"Dokter juga manusia. Pasti pernah sakit kayak kamu sekarang. Jadi makan yang banyak yaa biar cepet sembuh."

Mendengar suara lembut Nayla hati Mya jadi menghangat. Ia merasa jadi punya kakak perempuan. Dulu yang sering perlakukannya seperti ini cuma Jeje dan sekarang ia melihat sosok itu ada pada Nayla.

"Hey My.." Gadis yang lebih tua itu memanggil. "Aku minta maaf yaa, kalo aja dari awal aku tau kamu punya perasaan lebih sama Je aku ga bakal nerima dia. Dan kita gak jadi canggung gini."

"Kak, gak ada yang perlu dimaafin. Itu artinya Kak Je udah milih kakak sebagai orang yang pas buat disamping dia. Dan gak ada yang lebih membahagiakan selain melihat orang yang kita sayangi menemukan kebahagiannya."

Nayla terenyuh. Gadis didepannya nampak lebih dewasa dalam pemikiran dan bertindak daripada dirinya. Bagaimana ia bisa bersabar dan bertahan namun pada akhirnya gagal karena ia tahu seberapapun ia berjuang Jeje tidak akan pernah memilihnya.

Ia pun langsung menghamburkan pelukan erat pada Mya. Memberikan usapan hangat dibelakang punggung sang pasien seraya berbisik, "Kamu juga jangan lupa yaa buat cari kebahagianmu sendiri.."

Mya hanya bisa tersenyum sambil membalas pelukan itu. Setidaknya ia bisa bernapas lega karena orang yang mencintai cinta pertamanya adalah Nayla.

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang