Pagi cerah di hari minggu. Cuitan burung yang merdu menemani Nyak menyiram tanaman di halaman depan. Sedangkan Babeh sudah disibukkan dengan mobil kesayangannya. Para penghuni kos lain lebih memilih menghabiskan pagi harinya dengan terbang ke alam mimpi. Makanya saat ini suasana benar-benar tenang tanpa ada gangguan suara gaduh dari dalam rumah seperti hari-hari biasannya.
Namun keadaan itu berubah ketika tiba-tiba Sania muncul dari dalam rumah dengan keadaan sudah wangi dan cantik. "Morning Nyak, Babeh kesayangan Sania!"
Sapaan Sania terdengar begitu ceria membuat Nyak menoleh. "Pagi juga buat Sania. Tumben pagi-pagi udah rapi gini, mau kemana?"
Yang ditanya cuma nyengir. "Sania mau cfd-an Nyak hehe."
Nyak tentu terkejut dan sejenak Nyak menatap Sania dari atas hingga ujung kaki. Dari pakaiannya bisa dibilang Sania memang ingin pergi cfd. Pakaian khas orang yang ingin olahraga.
"Sendirian?" Tanya Nyak lagi.
Sania yang ingin menjawab, mengurungkan saat suara motor samar-samar terdengar di telingannya. Nampak dari kejauhan seorang datang dengan vespa warna kuningnya dan memarkirkan pas didepan kosan.
"Pagi Nyak." Dannish menyapa Nyak setelah melepas helmnya. Ia lalu meraih tangan Nyak untuk salaman sambil menampakkan senyum lebarnya.
Nyak sendiri buru-buru melepaskan selang yang ada ditangan dan mengelap asal di bajunya. "Yaampun Dannish lama gak kesini makin putih aje. Sehat-sehat kan?"
"Iya. Nyak sama babeh apa kabar? Maaf baru sekarang Dannish mampir kesini."
"Baek alhamdulillah." Jawab Babeh setelah sedari tadi sibuk di kolong mobilnya. Tampak banyak noda hitam di wajah dan badannya.
"Isyana kenapa beh? Mogok lagi?" Tanya Dannish menatap mobil antik keluaran lama milik Babeh. Barang favorit kedua Babeh setelah Raisa.
"Biasa mempercantik diri. Kamu kapan lagi bisa nemenin Babeh dandanin mobil? Ditungguin di bengkel gak dateng-dateng."
Mendengar sindiran itu, Dannish cuma bisa nyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Jadi, Babeh itu punya bengkel dan Dannish sering banget dateng bantuin. Gak gede sih, tapi cukuplah bisa jadi tempat hasilin duit. Bahkan Babeh bisa memperkerjakan 2 pegawai lain disana. Hebat kan?
Dan menurut Nyak, diantara anaknya dia, Chandra, Dannish itu anak yang paling sopan dan santun.
"Oya Mama tadi buat brownis buat Nyak sama Babeh." Dannish menyerahkan bungkusan yang ia bawa pada Nyak.
"Wahhh ngerepotin aje. Bilangin makasih ye." Nyak menerima buah tangan dengan senang hati. "Tapi si Jeje lagi gak ada di rumah tuh. Nyak kira dia lagi sama kalian."
"Dannish kesini bukan buat nyamperin Jeje kok Nyak."
Nyak mengerutkan keningnya.
"Tapi buat ketemu aku." Sania langsung mengaitkan lengan Dannish padanya. Membuat semua tentu terkejut. "Sania pamit pergi dulu ya Nyak, Beh. Yuk!"
Sania menarik pergi Dannish meninggalkan kedua orang tua tersebut.
"Tiati Dan bawa motornya!" Teriak Babeh melihat vespa Dannish menjauhi kosan.
"Bang menurut Abang mereka tuh pacaran gak sih? Nempel terus kayak perangko tapi gak pacaran. Kan aneh." Pandangan mereka tak berpindah hingga motor itu menghilang dibalik gang.
"Doain aja balik dari cfd, mereka pacaran beneran."
***
"Dah sampe kak."
Sania turun masih dengan senyum di wajahnya tanpa berkurang sedikitpun. Bisa menghabiskan waktu berdua dengan Dannish adalah kesempatan yang tidak terlupakan baginya.
Dannish dengan telaten melepas helm yang dipakai Sania. Lalu membenarkan rambut sang wanita yang berantakan. Kebiasan yang selalu ia lakukan ketika bersama. Memperlakukan Sania dengan baik sudah menjadi tugas utama Dannish.
"Kakak udah pake sun cream?" Tanya Dannish. "Kalo belum pake punyaku aja, aku bawa soalnya."
"Belum, pakein." Pinta Sania suaranya sedikit ia bikin sok sedih. Tanpa menunggu lama, Dannish langsung melakukan kegiatan mengoles sun creamnya.
"Tumben kamu ngajaknya cfd-an. Kamu kan paling susah banget buat bangun pagi. Tapi gak papa yang penting ada waktu berdua, aku seneng hihi."
Gerakan tangan Dannish terhenti sejenak ketika mendengar ucapan Sania. Alasannya semakin kuat mau keluar bersama Sania setelah ia menimbang kembali perkataan Jeje waktu manggung di fakultas teknik.
"Berhubung kita udah kesini, abis lari kita sarapan bubur ayam ya? Dah lama aku pengen ngajak kamu kesitu makan bareng tapi kamu sibuk terus."
Awalnya ia mencoba menganggap hanya sebuah candaan yang sering Je lakukan, tapi justru ia jadi memikirkan itu. Perkataan Je mungkin ada benarnya. Ia harus tegas pada dirinya sendiri. Menjelaskan status mereka pada Sania jika tidak ingin ada lagi kesalahpahaman. Lagipula jika keterusan, Sania justru yang akan menjadi korban terluka. Hal lebih parah yang Dannish tidak inginkan.
Sania mengeluarkan ponselnya dan mengambil posisi untuk selfie berdua dengan Dannish. Tanpa aba-aba, Sania mengambil ciuman curian di pipi kanan Dannish yang tentu saja membuat sang pemilik terkejut.
Well, mereka sering jalan bareng, tapi ini pertama kalinya Sania menciumnya. Mungkin bisa dikatakan juga sebagai first kiss Dannish.
"K-kak.."
"Mau aku pamerin di grup kosan. Boleh yaa?" Izinnya tanpa menatap Dannish yang masih terpatung, sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.
Yang jomblo pasti gak ada yang bisa kyk gini kan? Ups lupa kalo semua jomblo kecuali Yulia sama Nyak🤭
Terkirim.
Dannish tidak bisa diam saja, ia harus meluruskan semua."Kak,"
"Hmm?"
Ia mengambil napas sebelum berkata, ia sedikit kesulitan untuk menyusun kata-kata agar Sania tidak terluka. "Aku gak tahu kakak nganggep aku apa, tapi aku udah nganggep kakak itu kayak kakak kandung aku sendiri. Gak lebih."
Senyum Sania seketika luntur.
"Jadi aku harap gak ada salah paham diantara kita." Dannish mengakhiri pernyataannya dengan cengiran kikuk. Tiba-tiba atmosfernya berganti canggung sebelum akhirnya Dannish mematahkannya dengan mengambil langkah memulai kegiatan olahraganya.
Sania sendiri masih mencerna apa yang Dannish ucapkan. Yang pasti tiba-tiba saja ia merasakan sakit di dadanya. Harusnya ia cukup tau diri untuk menyadarinya. Kenyataan pahit yang harus ia telan sendiri. Kenyataan bahwa selama ini hanya dia yang berharap lebih.
Sania kembali mengeluarkan ponselnya membuka grup kos-kosan mertua yang beranggotakan 8 orang itu dan menghapus chatnya barusan. Beruntung hari ini libur dan Sania tahu jika penghuni masih dalam keadaan tidur, tentu belum ada yang sempat mengecek chat kirimannya.
------
Jam 23.55 masih masuk hari senin kan yaa? Wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-kosan Mertua
Fanfiction"Selamat datang di kosan Nyak! Mampir aja dulu, siapa tau nyaman trus bisa jadi besanan." -Mpok Jamela EAKK! GenderBender