Folder Rahasia

187 29 4
                                    

Hari jumat. Biasanya waktu-waktu kayak gini stasiun rame kereta keluar Jakarta. Tapi sepertinya sedikit berbeda kali ini, orang-orang belum keliatan banyak di Gambir.

Mungkin karena masih pagi kali ya jadi belum rame.

Semalam kegiatan menginap Cahyo di kamar Jojo berhasil terlewati dengan seru. Mereka jadi tau satu sama lain yang ternyata banyak kesamaannya. Mulai dari hobi futsal sampe buah kesukaan mereka jeruk mandarin. Bahkan Cahyo janji bakal balik Jakarta buat main futsal bareng.

Jojo dan Cherry nampak sudah tiba di stasiun untuk mengantar keberangkatan Cahyo. Keretanya berangkat 1 jam lagi, jadi masih ada waktu untuk mereka sarapan bersama. Tak jauh dari situ ada penjual soto gerobakan dan pilihan mereka jatuh pada itu. Abang penjualnya mengantarkan pesenan ketiganya ke hadapan mereka.

"Lo yang ini aja," Jo menukar mangkuknya pada Cherry. "Yang gak pake koya."

Gadis itu hanya membalas dengan dehaman karena sedang sibuk mengambil tisu di tasnya. Jojo kemudian meracik saos dengan takaran yang sesuai selera Cherry. 2 sendok sambal, sedikit kecap, dan perasan jeruk nipis. Nampak hapal diluar kepala.

Selesai dengan persaosan, giliran Cherry yang membantu Jojo membersihkan tangannya akibat botol kecapnya ternyata bocor membuat cairannya meluber keluar.

Cahyo yang melihat itu semua terkesima karena kebiasaan Cherry tidak banyak orang yang tahu.

Kelar makan, waktunya Cahyo harus berpisah dengan Cherry dan Jojo. Sang kakak memeluk erat adiknya cukup lama di depan pintu pengecekan tiket. Walaupun sedikit kesal karena kunjungan dadakan kakaknya ini, Cherry tetap berterimakasih. Karena bagaimanapun itu bentuk sayangnya Cahyo pada adiknya.

"Sering-sering kasih kabar yoo biar orang rumah gak cemas."

"Yaaa mas ee."

Pelukan dilepas. Kini giliran Jojo. "Jagain adekku."

"Gampang, gak disuruh juga bakal dijagain kok." Jojo nyengir lebar.

Jam 8 kereta Cahyo pun berangkat. Keduanya memberi lambaian tangan sebagai tanda perpisahan. Walaupun sebentar, tapi penuh makna.

Abis dari stasiun, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kampus. Berhubung Jojo dan Cherry sama-sama punya kelas pagi hari ini, mereka akhirnya sepakat untuk berangkat bareng.

Gak butuh waktu setengah jam buat nyampe di kampus. Padahal jarak dari Gambir tadi lumayan dan Jojo jalan pake mobil yang dimana presentase kena macetnya lebih gede.

Cherry lebih dulu turun, membiarkan Jojo mencari tempat parkir. Pada saat itulah matanya tidak sengaja menangkap pemandangan yang seharusnya tidak baik dikonsumsi di pagi hari olehnya.

Kira-kira apa?










































































"Kan gue bilang juga apa,"

Cherry tersentak kaget. Jojo udah berdiri disampingnya, baru selesai menaruh mobil.

"Lo digantungin." Ia menghela napas panjang seraya memasukkan tangannya kedalam saku celananya. Tatapannya menatap iba kearah objek yang saat ini sedang mereka bicarakan.

Ya, itu Hanif :)

Dari kejauhan Cherry dapat melihat anak itu tengah asyik memainkan gitar sambil menyanyikan lagu Komang ditemani oleh sosok gadis yang bisa Jojo pastikan Cherry tidak mengenalnya.

Tatapan penuh cinta terpancar kuat dari keduanya, seperti pasangan yang sedang kasmaran.

Gadis itu tidak mau munafik. Ia memang kecewa dan sedih tapi hal ini jauh lebih baik ketimbang tahu pas udah sayang-sayangnya. Lebih sakit.

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang